Mengenal Sejarah Lokomotif Uap BB10 yang Mampu Melaju dengan Kecepatan 45 km/jam

Lokomotif Mallet adalah jenis lokomotif kereta api uap artikulasi , ditemukan oleh Anatole Mallet (1837–1919), seorang insinyur lokomotif dari Swiss.

|
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.PT KAI
Lokomotif Uap BB10 

TRIBUNJOGJA.COM - Lokomotif merupakan bagian dari rangkaian kereta api yang berfungsi untuk menggerakkan kereta api. 

Lokomotif telah benyak mengalami perkembangan sejak pertama kali ditemukan.

Dan Lokomotif uap BB10 merupakan generasi pertama dari lokomotif tipe Mallet yang beroperasi di Indonesia.

Lokomotif Mallet adalah jenis lokomotif kereta api uap artikulasi , ditemukan oleh Anatole Mallet (1837–1919), seorang insinyur lokomotif dari Swiss.

Dikonsepkan di Eropa, lokomotif Mallet menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Dilansir dari heritage.kai.id, lokomotif BB10 ini didatangkan di Indonesia pada tahun 1899 – 1908 dan dibeli oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS) sebanyak 16 buah dari dua pabrik yang berbeda. 

Sebanyak 12 lokomotif BB10 dibeli dari pabrik Hartmann (Jerman) dan empat lokomotif BB10 dibeli dari pabrik Schwartzkopff (Jerman).

Diawal kariernya, Lokomotif uap BB10 digunakan untuk menarik rangkaian kereta api yang mengangkut hasil bumi, perkebunan dan penumpang yang ada pada rute Bogor – Bandung.

Jalur kereta api rute Bogor – Bandung dibuka pada tahun 1884.

Lokomotif BB10 juga beroperasi di Rangkasbitung dan Banjar.

Pada masa pemerintahan Jepang di Indonesia, lokomotif BB10 juga beroperasi di rute Saketi – Bayah (80 km).

Pemerintah Jepang membangun jalan rel rute Saketi – Bayah (80 km) pada tahun 1942-1945 untuk mengangkut batu bara dari tambang batu bara Cikotok (Banten).

Dari 16 lokomotif BB10, saat ini hanya tersisa 1 buah, yaitu BB10 12 yang merupakan buatan pabrik Hartmann, dan mulai operasional tahun 1907.

Kini, Lokomotif BB10 12 dipajang di Museum Ambarawa, Jawa Tengah.

Pengoperasian Lokomotif BB10

Lokomotif BB10 menggunakan bahan bakar residu, memiliki silinder uap tekanan tinggi dan silinder uap tekanan rendah yang terpisah.

Kedua silinder ini menyalurkan uap untuk menggerakan roda-roda penggerak.

Posisi roda penggerak ini terpisah pada dua bagian yang berbeda.

Bagian pertama (depan), roda penggerak yang berada pada bogie tersendiri yang dapat bergerak ke kanan/kiri mengikuti jalur rel sedangkan bagian kedua (belakang), roda-roda penggerak yang fix pada frame lokomotif.

Lokomtif BB10 memiliki susunan roda 0-4-4-2T. 0-4-4-2T artinya tidak memiliki roda idle di depan, 2 roda penggerak di depan, 2 roda penggerak di belakang dan 1 roda idle di belakang. Kode T berarti memiliki tangki.

Lokomotif BB10 memiliki panjang 10560 mm, daya 465 HP (horse power) dan berat 44,1 ton.

Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan 45 km/jam.

Lokomotif ini memiliki tekanan gandar (axle load) yang sesuai dan cukup kuat untuk mendaki dan menyusuri jalur kereta api yang melalui topografi pegunungan.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved