Berita Pendidikan Hari Ini
Olifant School Ajak Siswa Lestarikan Budaya Melalui Gajah Mencanting
Direktur Olifant, Deasy Andriani, S. Psi, Psikolog mengatakan sebelum membatik, siswa mendapat wawasan terkait dengan motif batik, teknik sederhana
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Olifant School mengajak seluruh siswa dari usia Preschool hingga SMA untuk membatik.
Dalam kegiatan Gajah Mencanting itu, Olifant School juga melibatkan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, sebagai pengajar batik.
Direktur Olifant, Deasy Andriani, S. Psi, Psikolog mengatakan sebelum membatik, siswa mendapat wawasan terkait dengan motif batik, teknik sederhana Mencanting, hingga pewarnaan.
Baca juga: Peringatan Hari Santri Nasional 2023 di Magelang Berjalan Lancar
Setelah itu, siswa membatik bersama di Kraton Ngayogyakarta. Tidak kurang dari 800 siswa terlibat dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan Gajah Mencanting juga menjadi upaya untuk melestarikan Batik sebagai bagian dari kebanggaan budaya Indonesia, dan DIY sebagai Pusat Batik Dunia.
"Setelah workshop, siswa Preschool hingga SMA diajak untuk membatik. Batik yang dibuat merupakan puzzle Batik berupa 1 lembar kain batik yang didesain khusus untuk Olifant, yang dibagi menjadi beberapa bagian. Puzzle Batik ini sendiri nanti akan dirangkai menjadi 1 bagian batik utuh, kemudian akan dipamerkan di Titik Nol Yogyakarta,” katanya melalui keterangan tertulis, Senin (23/10/2023).
Puzzle batik memang sengaja didesain khusus yang melambangkan nilai Olifant, yaitu Unity in Diversity atau Bhinneka Tunggal Ika, kreatifitas dan kolaborasi.
Menurut Deasy, puzzle batik juga penggambaran jiwa dan semangat gotong royong yang merupakan nilai budaya di Indonesia.
Setelah proyek sociopreneur, seluruh siswa juga diajak untuk pawai mengenakan pakaian adat khas Yogyakarta.
Sekitar 1.000 peserta berjalan dari Teras Malioboro II hingga Titik Nol Yogyakarta.
Head of Creative & Program Development, Mariana Hastuti, S. Psi, menerangkan siswa usia dini dan SD mempunyai kesempatan belajar berani berinteraksi dengan orang asing. Karena selama pawai berlangsung, siswa dapat berinteraksi dengan pedagang maupun pengunjung.
"Bahkan, para siswa juga mengajari pedagang untuk berinteraksi dengan pembeli asing menggunakan bahasa Inggris sederhana," terangnya.
Ia berharap proyek Sociopreneur ini menjadi bagian Community Service dari Olifant School untuk melestarikan budaya batik. (maw)
Catatan Pakar UGM tentang Makan Bergizi Gratis Budget Rp 10 Ribu: Masaknya Dekat Sekolah |
![]() |
---|
PMB PTKIN 2025 Mulai Dibuka, Diikuti 59 Kampus termasuk UIN Sunan Kalijaga |
![]() |
---|
Guru Besar UGM Raih Penghargaan dari Pemerintah Prancis |
![]() |
---|
Uji Coba Makan Bergizi Gratis, Siswa SD Muhammadiyah Suronatan Antusias |
![]() |
---|
Disdik Sleman Gelar Festival Komunitas Belajar 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.