INTER MILAN: Jose Mourinho Blak-blakan tentang Kepindahannya ke Real Madrid

TRIBUNJOGJA.COM - Jose Mourinho jujur tentang keputusannya meninggalkan Inter Milan ke Real Madrid pada musim panas 2010.

Pelatih Roma pun mengakui bahwa dia takut kembali ke Milan karena khawatir akan emosional hingga batal pindah ke Real Madrid.

Pelatih asal Portugal ini menghabiskan dua tahun bersama Nerazzurri dari 2008 hingga 2010, membimbing mereka meraih Scudetto di musim pertamanya dan Treble di musim kedua, yang langsung menjadi legenda klub. Dia segera pergi setelah kemenangan Liga Champions, melompat ke Real Madrid.

Mourinho menghabiskan tiga tahun di ibu kota Spanyol sebelum delapan tahun di Liga Premier bersama Chelsea, Manchester United dan Tottenham. Pada musim panas 2021, ia bergabung dengan Roma dan mengamankan gelar Liga Konferensi di musim debutnya.

Berbicara kepada Sky Sports Italia melalui TMW, Mourinho bercerita tentang kepindahannya dari Inter ke Real Madrid, menjelaskan keadaan di balik keputusan tersebut dan mengapa dia begitu yakin dengan lompatan tersebut.

“Saya selalu jujur pada orang lain dan pada diri saya sendiri. Saya bisa saja pergi ke Real Madrid setelah musim pertama saya bersama Inter Milan, namun saya telah menandatangani kontrak untuk bertahan lebih dari satu tahun.

“Saya memiliki hubungan yang luar biasa, tidak hanya dengan presiden, tapi juga dengan istri dan anak-anaknya.

“Saya pergi ke rumah Moratti pada akhir musim pertama dan kami sampai pada kesimpulan bahwa saya akan tinggal satu tahun lagi.

“Bukan kemenangan atau kekalahan di final Liga Champions yang akan menentukan hidup saya, saya sudah tahu apa yang akan saya lakukan, dan saya ingin pergi ke Real Madrid.

“Kesempatan datang untuk kedua kalinya dan saya ingin pergi, itu adalah momen dalam karier saya di mana saya berkata pada diri sendiri bahwa saya harus melakukannya.

“Mereka adalah klub terbesar di dunia, tidak ada sejarah, tapi saya memiliki keinginan untuk memenangkan gelar Serie A.

“Selain memenangkan atau tidak memenangkan Liga Champions, ada pekerjaan dasar yang akan diberikan kepada pelatih lain, semuanya sempurna.

“Akan lebih nyaman bagi saya untuk bertahan di Inter Milan dibandingkan bersaing dengan Barcelona, saya akan memenangkan Scudetto lagi dengan mudah, kami akan menjadi Juara Dunia Antarklub, tetapi itu tidak berarti apa-apa bagi saya.

“Para pemain cerdas sudah tahu apa yang akan saya putuskan, setelah final Liga Champions saya tidak kembali ke Milan karena takut emosi berubah, dan saya tidak akan pernah ke Real Madrid lagi.

“Saya menolak menandatangani kontrak dengan Real Madrid sebelum final melawan Bayern Munich, tapi saya takut kembali ke Milan karena emosional.”