Kenaikan Harga Property Setiap Tahun Jadi Incaran untuk Berinvestasi

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pandemi 2020 berdampak terhadap berbagai sektor kehidupan, terutama sektor primer dalam kehidupan manusia yakni sandang, pangan, dan papan.

Namun, sejak akhir 2021 perekonomian dunia yang sempat lesu terdampak pandemi mulai menunjukkan geliatnya. 

Dari tiga hal kebutuhan pokok manusia, papan  atau hunian selain menjadi kebutuhan tempat tinggal, juga menjadi sarana investasi.

Pandemi pun berdampak di pasar property nasional. Akan tetapi, geliat pasar property nasional mulai berangsur membaik di tahun 2021 ke 2022. 

Indonesia Property Market Report Quartal 4 2022 dan Property Market Outlook 2023 yang mengulas pertumbuhan indeks harga dan suplai sepanjang 2022 menyatakan bahwa pasar property nasional terus membaik di tahun 2022.

Dilansir dari kompas.com, Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) juga mencatat kenaikan harga secara tahunan terjadi pada pada kuartal ketiga 2022, dan indeks harga properti naik sebesar 4,9 persen secara tahunan.

Baca juga: Rahasia Sukses Fani Suwito, Bertahan di Bisnis Properti hingga Kuliner di Yogyakarta

Baca juga: Fani Suwito Buat Terobosan Baru untuk Miliki Properti di DIY

Angka kenaikan nilai property setiap tahun inilah yang jadi incaran para investor, untuk menginvestasikan sebagian hartanya melalui aset property.

Ada keuntungan yang bisa dikatakan lebih besar dengan resiko yang minim di property. 

Seorang pengusaha property kawakan asal Jogja, Fani Suwito, juga menegaskan betapa menguntungkannya bermain di pasar property. 

“Naiknya harga properti itu tidak terbatas. Minimal kalau dibikin angka, 5-10 persen itu sudah yang paling jelek lah per tahun. Kemungkinan besar di atas itu”, kata Fani Suwito yang sudah berkecimpung di dunia properti selama belasan tahun.

Bermain di sektor property sebagai sarana investasi memang membutuhkan modal yang tidak sedikit.

Untuk itu, Fani juga menambahkan bahwa kita harus rajin-rajin menggali informasi tentang jenis property yang cocok untuk berinvestasi.

Property yang bisa dijadikan aset investasi tidak hanya rumah atau hunian tempat tinggal.

Bangunan untuk usaha atau lebih dikenal dengan istilah ruko, juga merupakan aset property yang lebih menjanjikan apabila ingin berinvestasi sekaligus mendapatkan passive income.

“Kalau kita berinvestasi atau memiliki ruko, kita bisa dapat dua penghasilan. Pertama, kenaikan harga aset itu sendiri. Kedua, hasil sewa dari ruko tersebut setiap tahun. Keduanya sama-sama akan mengalami peningkatan setiap tahunnya,"jelasnya.

Terlebih, baru-baru ini Persatuan Perusahaan Realestate Indonesia (REI) memprediksikan bahwa kinerja sektor properti bakal menggeliat setelah tahun politik pada 2024.

Dilansir dari bisnis.com, Sekretaris Jenderal REI, Hari Gani, menyebut, proyeksi baik tersebut didorong oleh membaiknya sisi makroekonomi dalam negeri dan rampungnya sentimen tahun politik.

Jogja merupakan kota pendidikan, yang kemudian berdampak juga terhadap tingginya demand terhadap property.

Tak hanya hunian, namun juga fasilitas yang menunjang dan dibutuhkan untuk keseharian para pelajar, seperti pertokoan, kafe/restoran, dll. 

Maka dari itu, Fani Suwito yang mengambil segmen non hunian selama berbisnis properti ini makin yakin bahwa usahanya punya diferensiasi yang mungkin tidak diambil oleh pemain properti lain.

Sebutan sebagai Raja Ruko Jogja memang layak disematkan karena tidak ada jalan/area strategis di Jogja yang tidak ada aset Fani di sekitarnya. 

Hal  tersebut membuatnya ingin senantiasa mendorong kaum milenial dan kaum produktif, untuk senantiasa memanfaatkan peluang dan belajar investasi terutama di sektor properti selagi bisa.

Karena sepengalamannya, di dunia ini, faktor resikonya sangat minim. Apalagi, ia akan meluncurkan sebuah gebrakan dalam dunia investasi properti dalam waktu dekat ini.

“Apa yang saya peroleh selama ini selama berbisnis, akan saya bagikan ke masyarakat, supaya siapapun yang berkemauan bisa punya aset di Jogja," pungkasnya. (*)