Kata Bijak Filsuf

25 Kata Bijak Filsuf Nietzsche Soal Kehidupan yang Rumit

Siapa yang tak kenal dengan Nietzsche? Nietzsche dikenal dengan pemikiran-pemikirannya yang boleh dibilang “agak lain” dibandingkan dengan filsuf lain

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Pinterest
Kata Bijak Filsuf Nietzsche tentang Kehidupan 

TRIBUNJOGJA.COM - Siapa yang tak kenal dengan Nietzsche?

Nietzsche dikenal dengan pemikiran-pemikirannya yang boleh dibilang “agak lain” dibandingkan dengan filsuf lain pada zamannya.

Filsuf berkebangsaan Jerman yang memiliki nama lengkap Friedrich Wilhelm Nietzsche ini disebut-sebut sebagai Bapak Filsafat Postmodern.

Konsep nihilisme dan frasa “Tuhan telah mati” merupakan dua diantara beberapa pemikiran Nietzsche yang cukup masyhur di kalangan pecinta filsafat.

Pemikiran Nietzsche mempengaruhi tokoh filsafat setelahnya seperti, Jean Francois Lyotard, Jacques Derrida, Jean Paul Sartre, dan lainnya.

Gagasan-gagasan Nietzsche ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kehidupannya yang kelam.

Sejak kecil, Nietzsche merupakan anak yang sering sakit, hingga pada akhirnya ia meninggal di usia yang cukup muda yakni 56 tahun karena penyakit kelamin.

Selain itu, kisah cinta yang dialami filsuf berkumis tebal ini juga tak pernah mulus, ia seringkali ditolak oleh wanita yang dicintainya, dan apesnya lagi ia pernah ditinggal menikah oleh kekasihnya sebelum meninggal.

Semasa hidupnya Nietzsche sangat produktif, ia menulis berbagai buku tentang filologi, seni, sains, sejarah, dan budaya.

Karya-karyanya sudah banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan tersebar di seluruh penjuru dunia.

Dibutuhkan kontemplasi yang mendalam untuk dapat mencerna apa yang dimaksudkan oleh Nietzsche.

Berikut kata-kata bijak Nietzsche tentang kehidupan:

  1. “Hidup adalah tentang mengatasi diri sendiri berulang kali”.
  2. “Terlalu jauh aku terbang ke masa depan, sebuah kengerian segera menyergapku”.
  3. “Dan dalam menginginkan untuk memenuhi cangkir, engkau sering mengosongkannya kembali”.
  4. “Dengarkan aku! Aku adalah begini dan begitu. Janganlah, di atas segalanya, mengaburkan aku dengan yang bukan diriku”.
  5. “Hidup berarti menderita, bertahan hidup berarti menemukan makna dalam penderitaan”.
  6. “Tidak dilahirkan, tidak mengada, menjadi tiada. Tetapi hal kedua yang terbaik bagimu adalah mati segera”.
  7. “Apapun yang dilakukan karena cinta selalu terjadi di luar ranah kebaikan dan kejahatan”.
  8. “Cinta itu buta, persahabatan menutup matanya”.
  9. “Aku menyukai mereka yang tidak tahu bagaimana hidup untuk hari ini”.
  10. “Kebenaran adalah ilusi yang telah kita lupakan merupakan ilusi”.
  11. “Apa yang tidak membunuh kita membuat kita lebih kuat”.
  12. “Seorang politisi membagi umat manusia menjadi dua kelas: alat dan musuh”.
  13. “Apa yang perlu dibuktikan tidak akan bernilai banyak”.
  14. “Dari semua yang ditulis, aku hanya suka apa yang ditulis seseorang dengan darahnya sendiri”.
  15. “Rahasia menuai hasil terbesar dan kenikmatan terbesar dari hidup adalah dengan menjalani hidup penuh bahaya”.
  16. “Di sini aku duduk, membuat manusia dalam citraku, suatu ras yang akan menjadi sepertiku, menderita, menangis, menikmati dan bergembira, dan mengabaikanmu, seperti yang aku lakukan”.
  17. “Mengerjakan hal-hal hebat itu sulit, tapi memerintahkan hal-hal hebat lebih sulit lagi”.
  18. “Kita mencintai kehidupan bukan karena kita terbiasa hidup, tetapi karena kita terbiasa mencintai”.
  19. “Cinta adalah keadaan di mana seorang pria melihat sesuatu dengan sangat jelas sebagaimana adanya”.
  20. “Perhatikan! Aku letih akan kebijaksanaanku, bak kumbang yang kebanyakan mengumpulkan madu, aku butuh lengan-lengan untuk menjangkau madu-maduku ini”.
  21. “Dia yang membenci dirinya sendiri memuji dirinya sebagai pembenci diri sendiri”.
  22. “Suatu hal yang menjadi tidak jelas lagi menjadi perhatian kita”.
  23. “Seseorang harus berpegang teguh pada hatinya, karena jika melepaskannya, dia akan segera kehilangan kendali atas kepalanya.”
  24. “Dalam setiap pria sejati, ada seorang anak tersembunyi yang ingin bermain”.
  25. “Semakin tinggi kita melayang, semakin kecil kita terlihat oleh mereka yang tidak bisa terbang”. (MG Indah Yulia Agustina)
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved