ADVERTORIAL

Ormas di Kulon Progo Dibekali Wawasan Pancasila dan Kebangsaan Minimalisir Pemecah Belah

Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) di Kabupaten Kulon Progo dibekali wawasan Pancasila dan kebangsaan.

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Sri Cahyani Putri
Pembekalan pancasila dan wawasan kebangsaan terhadap sejumlah ormas di Kabupaten Kulon Progo, Rabu (16/8/2023). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) di Kabupaten Kulon Progo dibekali wawasan Pancasila dan kebangsaan.

Pembekalan yang menghadirkan narasumber dari kalangan legislatif maupun akademisi diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DIY di Terraskota Coffee and Kitchen, Wates, Kabupaten Kulon Progo , Rabu (16/8/2023).

Anggota Komisi A DPRD DIY, Novida Kartika Hadi menyampaikan, pendidikan pancasila dan wawasan kebangsaan perlu disosialisasikan agar tertanam jiwa nasionalisme dari kecil.

Hal ini sesuai peraturan daerah (perda) nomor 1 tahun 2022.

Terlebih perda yang diinisiasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY juga mendapat respon cukup baik dari pemerintah pusat.

"Intinya dari perda ini yakni memberikan landasan terkait pendidikan pancasila dan wawasan kebangsaan terhadap masyarakat termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN). Sehingga perda ini menjadi jati diri kita di DIY yang termasuk daerah keistimewaan," kata Novida.

Baca juga: Ratusan Anak Diberikan Edukasi Nilai-nilai Pancasila saat Kumpul Bareng Anak Bangsa 2023 di Bantul

Melalui pemberian sosialisasi ini, harapannya tercipta kesadaran masyarakat untuk mempelajarinya secara mandiri. 

Memasuki tahun politik, pemahaman terhadap Pancasila dan wawasan kebangsaan dapat meminimalisir adanya pemecah belah di masyarakat.

Dosen Fisipol UGM , Dr Abdul Gaffar Karim.,MA menyebut, sebagai pancasilais sejati harus berpikir konsensus. Ketika terdapat permasalahan bukan membesar-besarkan.

Apalagi menjelang pemilu, sebagai pancasilais sejati jangan sibuk dukung mendukung kandidat.

Khususnya bagi anak-anak muda harus menjadi pengayuh konsensus. Jangan memperparah pertengkaran apapun alasannya baik pemilihan presiden (pilpres), pemilihan kepala daerah (pilkada) dan pemilihan legislatif (pileg).

"Intinya bisa menjadi bangsa yang terus mengawal konsensus, berpikir dinamis dan punya kesadaran kontribusi yang kuat," ucapnya.

Dalam kegiatan tersebut, juga disampaikan paparan dari Dosen Psikolog UIN Sunan Kalijaga, Dr Nurus Saadah., SPsi., MPsi berkaitan menangkal hoax melalui internalisasi pancasila. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved