Penutupan TPA Piyungan

Mengapa TPS Sementara Jogja Bakal Tetap di Cangkringan? Begini Penjelasan Kepala DLH Sleman

Kepala DLH Sleman menjelaskan alasan mengapa Kapanewon Cangringan, Kabupaten Sleman dipilih menjadi lokasi TPS sementara Jogja.

TRIBUN JOGJA/SETYA KRISNA SUMARGO
Mengapa TPS Sementara Jogja Bakal Tetap di Cangkringan? Begini Penjelasan Kepala DLH Sleman. FOTO: Kondisi TPA Piyungan atau TPST Piyungan, Minggu (23/7/2023) siang. 

Menurut Epiphana, pihak DLH Sleman terbantu dengan keputusan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang memberikan Sultan Ground (tanah milik Keraton Yogyakarta) untuk dijadikan TPS sementara.

“Kebetulan kami dibantu. Pak Sultan ngendika (berkata) bahwa beliau sudah menyediakan tanah (Sultan Ground) di Cangkringan. Artinya, secara psikologis, masyarakat mungkin (akan menerima) ‘Ya, ini sudah dhawuh (perintah) Pak Sultan’,” ujar Epiphana.

“Artinya, saya sudah direduksi untuk masalah sosial, karena kemarin kan dalam proses kita memperoleh tempat yang pertama (TPS sementara di Karanggeneng) yang walaupun gagal, ini kan sebetulnya saya sudah dibantu Pak Lurah, bagaimana untuk menyadarkan masyarakat,” ungkapnya.

Kepala DLH Sleman Epiphana Kristiyani saat ditemui Tribunjogja.com, Kamis (27/7/2023)
Kepala DLH Sleman Epiphana Kristiyani saat ditemui Tribunjogja.com, Kamis (27/7/2023) (TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin)

“Ini bukan perkara yang mudah lho itu. Kemudian lagi, kemarin kan kita sosialisasinya, pertama pada perangkat, kami harus (menjelaskan) kenapa Cangkringan, lalu apa-apa kan harus kita jelaskan, mereka (masyarakat Cangirngan) sudah menerima, sebagian orang (warga Cangkringan) itu sudah tahu,” terang Epiphana.

“Kemudian yang kedua kemarin sosialisasinya ke tokoh masyarakat. Artinya, sebetulnya proses untuk mendapat (restu dari masyarakat), mengelola dampak sosial, ini kan sudah kita mulai (di Cangkringan) dan di sana agak-agak baik (respons-nya),” kata Epiphana.

Kepala DLH Sleman menilai, warga Cangkringan yang sudah diberi sosialisasi akan siap ketika wilayahnya dijadikan TPS sementara selama TPA Piyungan ditutup.

“Artinya, mereka sudah siap, walaupun kesiapannya itu baru berapa persen,” jelasnya.

“Tinggal kami sekarang betul-betul secara tepat menentukan lokasi lain, terutama lokasi itu yang kita pilih harus jauh dari pemukiman,” kata Epiphana.

Baca juga: Aturan Baru Pengambilan Sampah di Sleman, DLH Tidak Akan Ambil Sampah Jika Warga Tidak Pilah

Baca juga: Sampah Masih Aman, Kepala DLH Sleman Puji Warga yang Kelola Sampah Sendiri

“(Kriteria pemilihan) yang pertama, jauh dari pemukiman. (Kedua, lahan) tidak digunakan (oleh masyarakat). (Lahan TPS sementara) bisa Sultan Ground, bisa milik (masyarakat), tergantung nanti yang kita dapatkan,” terangnya.

“Tetapi yang pertama yang harus kita jaga, agar tidak memberikan dampak yang besar, yang pasti harus jauh dari pemukiman,” tutur Epiphana.

Pada kesempatan sama, ia juga bercerita bahwa sebelumnya pihak DLH Sleman sudah pernah mencari tempat di kawasan Sleman untuk dijadikan TPA. Namun, respons warga kurang baik.

“Pengalaman, kami di tempat-tempat di Sleman ini juga pernah mau membangun TPA. Lha (tapi) di situ, reaksi masyarakat itu agak lebih berat daripada di Cangkringan sekarang. Sehingga kenapa kami pilih (Cangkringan)? Ya kami juga belajar dari pengalaman selama ini dan sebagainya dan sebagainya,” beber Epiphana. (Tribunjogja.com/RIF/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved