Mesin Diesel

Dampak Mesin Diesel Diberi Intercooler Terlalu Besar

Satu diantara cara bikin tenaga mesin mobil diesel maksimal dengan mengganti intercooler lebih besar.

Penulis: Iwan Al Khasni | Editor: Iwan Al Khasni
Radityo Herdianto / GridOto.com
Intercooler Siam Motorsport Berbahan Aluminium 

Tribunjogja.com - Satu diantara cara bikin tenaga mesin mobil diesel maksimal dengan mengganti intercooler lebih besar.

Namun, saat mengganti intercooler mesin diesel juga enggak boleh terlalu besar. Intercooler sebagaimana kita ketahui fungsinya untuk menurunkan suhu udara sebelum masuk ke mesin.

Diharapkan dari adanya intercooler ini molekul udara yang masuk ke mesin lebih besar karena suhu yang rendah.

Andry Cahyadi, pemilik bengkel X-Boost Station spesialis turbo diesel menjelaskan bahwa intercooler terlalu besar akan berefek terhadap tekanan udara yang masuk ke
mesin.

"Ukuran intercooler itu dipengaruhi oleh kebutuhan mesin, ukuran turbo dan boost yang diinginkan," tambahanya.

"Kalau turbo masih bawaan mobil paling cuma butuh lebih besar 20-25 persen ukuran intercooler dari bawaan pabrikan," tambahnya.

Jika terlalu besar dan menyebabkan pengaruh tekanan turbo yang lemah malah bikin tenaga mesin loyo.

"Betul, efeknya tenaga mesin diesel menjadi enggak maksimal," jelas Andry yang bengkelnya ada di Teluk Pucung, Bekasi.

Berbeda hal jika penggunaan turbo lebih besar dan mesin sudah dioprek.

Intercooler yang dibutuhkan juga akan lebih besar dimensinya karena perlu udara yang lebih banyak untuk masuk ke mesin.

Pemasangan intercooler juga perlu diperhatikan dengan baik.

Jangan sampai ada komponen yang menghalangi aliran udara yang menerpa intercooler.

Karena hal ini akan berpengaruh terhadap penurunan suhu udara yang masuk ke mesin diesel.

Biodiesel

Nah untuk pengguna mobil diesel, kabar ini juga perlu jadi perhatian.

Rencananya mulai Agustus 2023 oplosan minyak sawit dengan bahan bakar Solar makin tinggi.

Langkah itu dilakukan sejalan dengan penerapan penuh Biodiesel B35 yang dicanangkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Kementerian ESDM memastikan program Biodiesel B35 berlaku penuh mulai 1 Agustus 2023.

"Per 1 Agustus 2023, B35 secara nasional kita start 100 persen," kata Dadan Kusdiana, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM
dalam gelaran EBTKE ConEx yang disiarkan virtual, (17/7/23).

Dadan menyatakan, sebenarnya program ini sudah berjalan pada 1 Februari 2023 lalu.

Tetapi belum dilaksanakan sepenuhnya karena terdapat beberapa aspek yang disempurnakan.

Dengan begitu, diharapkan mobil berbahan bakar solar semakin ramah lingkungan.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menyatakan Indonesia dianugerahi oleh Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat besar.

Pertamina telah memulai bioenergi dengan memproses minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) karena mempertimbangkan sumbernya yang melimpah.

"Tahun 2022, selama setahun kita berhasil menurunkan karbon emisi 28 juta ton, selain itu juga mengurangi impor sehingga menghemat devisa Rp 122 triliun, besar sekali
dampaknya," jelasnya dalam acara RTI Collaboration 2023 di Graha Pertamina, (22/6/23).

Setelah implementasi B30 berjalan baik selama kurang lebih 3 tahun, langkah Pertamina memanfaatkan bioenergi dari sawit ini berlanjut dengan menyalurkan B35 mulai 1
Februari 2023.

Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo menyampaikan, target penyaluran B35 di tahun ini lebih dari 13,15 juta kiloliter (kL), yang akan menghemat devisa
sekitar 10,75 miliar dollar AS atau setara Rp 161 triliun.

"Program B35 ini diproyeksi akan menyerap tenaga kerja sekitar 1.653.974 orang serta pengurangan emisi Gas Rumah Kaca sekitar 34,9 juta ton CO2e," ujarnya. (Otomotifnet/kontan)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved