Berita Pendidikan Hari Ini
Dua Kampus di Yogyakarta Kolaborasi dengan ICM UNESCO, Promosi Pencak Silat Anti Kekerasan
Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan International Centre of Martial Arts for Youth Development
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Adapun program dibangun dengan kurikulum yang menggabungkan antara kebugaran dan fisik dengan aspek tanpa kekerasan, gender, serta perdamaian.
“Tujuannya untuk mengurangi bentuk-bentuk kekerasan yang sering terjadi di bidang olahraga. Selain itu, juga mendorong generasi muda untuk tidak melakukan kekerasan baik di jalan, peer group-nya maupun tawuran antar pelajar,” jelasnya.
Kegiatan ini didukung oleh Pengda IPSI DIY dan tiga sekolah yakni SMA Negeri 1 Ngemplak, SMP Negeri 2 Ngemplak, dan SD Negeri Pujokusuman.
Selain itu, melibatkan tiga guru yang merupakan mantan atlet pencak silat di DIY yakni Kartini, S.Pd., M.Or., Dyah Purnamasari, S.PD., M.Pd., dan Bambang Mujiono, S.Pd.
Lalu, mantan atlet nasional yang mewakili Indonesia pada kejuaraan tingkat Asia Tenggara Prof. Dr. Awan Hariono, S.Pd., M.Or., dan Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA.
Berikutnya, motivator dari Prodi Bahasa dan Sastra Prancis UGM, Dr. Aprillia Firmonasari, S.S, M. Hum, DEA., Dr. Wulan Tri Astuti, M.A., Dr. Merry Andriani, M.L.C.S., dan Dr. Arifah Arum Candra Hayuningsih, MA.
Sementara, dalam kesempatan terpisah, Sekretaris Jenderal ICM KIM, Gyu Jig, menjelaskan Martial Arts Open School merupakan program pendidikan bela diri yang ditujukan untuk mengembangkan fisik dan emosional kelompok rentan seperti remaja, wanita, dan pemuda putus sekolah di Afrika dan wilayah lainnya.
Sekolah yang diluncurkan pada tahun 2017 ini telah memiliki 2.566 penerima manfaat dari 19 negara dan berkontribusi dalam peningkatan kemampuan individu dan pengembangan potensi.
“Untuk program tahun ini diikuti sebanyak 650 remaja dan wanita di Nigeria, Bangladesh, Indonesia, Moldova, dan Meksiko,” terangnya.
Martial Arts Open School tahun ini akan berlangsung selama 5-16 minggu untuk setiap negara dengan lima seni bela diri, termasuk seni bela diri asal Korea yang terdaftar di UNESCO, Taekkyeon, dan dari Indonesia, Pencak Silat.
ICM menyelenggarakan program ini bekerja sama dengan institusi lokal, universitas, dan LSM, termasuk Pusat Kebudayaan Korea di Meksiko (Meksiko), Universitas Gajah Mada dan UNY (Indonesia), Yayasan OBHIZATRIK (Bangladesh), Stauceni Sports School (Moldova), dan iSAFE (Nigeria).
Dalam pelaksanaannya, ICM mengirimkan instruktur bela diri ke daerah-daerah dan menyediakan materi pendidikan.
Selain itu, ICM juga akan meneliti dampak dari latihan bela diri terhadap status kesehatan individu dengan melakukan tes fisik sebelum dan sesudah latihan.
“Saya berharap Martial Arts Open School akan menjadi kesempatan yang mengesankan bagi kaum muda dan wanita untuk meningkatkan kesehatan fisik dan emosional mereka,” harapannya. (ard)
Catatan Pakar UGM tentang Makan Bergizi Gratis Budget Rp 10 Ribu: Masaknya Dekat Sekolah |
![]() |
---|
PMB PTKIN 2025 Mulai Dibuka, Diikuti 59 Kampus termasuk UIN Sunan Kalijaga |
![]() |
---|
Guru Besar UGM Raih Penghargaan dari Pemerintah Prancis |
![]() |
---|
Uji Coba Makan Bergizi Gratis, Siswa SD Muhammadiyah Suronatan Antusias |
![]() |
---|
Disdik Sleman Gelar Festival Komunitas Belajar 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.