Bulan Bung Karno 2023

4 Pesan Megawati di Puncak Bulan Bung Karno 2023, Jangan Ada Stunting dan Marhaen Bukan Komunis

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menceritakan sejumlah kisah dan memberikan pesan

YouTube PDI Perjuangan
Megawati Soekarnoputri dalam acara Puncak Bulan Bung Karno 2023 di Stadion Gelora Bung Karno, Sabtu (24/6/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menceritakan sejumlah kisah dan memberikan pesan dalam perayaan puncak Bulan Bung Karno 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Sabtu (24/6/2023).

Megawati berbicara di mimbar setelah Ketua Dewan Perwakilan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Puan Maharani menyelesaikan pidatonya.

Baca juga: INILAH Alasan Tari Kecak Dibawakan oleh Ribuan Penari Perempuan di Puncak Bulan Bung Karno 2023

Dalam kesempatan tersebut, Megawati mengingatkan seluruh kader PDI Perjuangan untuk memperjuangan kemenangan partai di pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang.

Berikut sejumlah kisah dan wejangan dari Megawati di hadapan ratusan ribu kadernya:

1. Marhaen bukan komunis

Bukan rahasia umum jika konsep Marhaen yang diusung oleh Presiden Soekarno kerap disamakan dengan ideologi komunis.

Maka, Megawati mengingatkan agar tak menyamakan Marhaen dengan paham komunis.

Awalnya, Megawati menceritakan Presiden Soekarno yang bertemu dengan seorang petani bernama Marhaen di wilayah Jawa Barat.

Pada saat pertemuan itu, Bung Karno mendapatkan penjelasan bahwa produksi pertanian yang dilakukan Marhaen dilakukan oleh diri sendiri.

“Waktu itu, Bung Karno bertanya, kalau tanah ini milik siapa, petani itu jawab, punya saya. Padinya punya siapa, dijawab punya saya, alat-alatnya punya siapa, punya saya dan padinya buat siapa, punya saya,” kata Megawati.

“Itu yang kemudian dipikirkan Bung Karno bagaimana agar seluruhnya itu punya rakyat,” tuturnya.

Dari sinilah, Bung Karno mengekstraksi pemikirannya dan melahirkan Pancasila pada 1 Juni 1945.

Megawati kemudian mengingatkan Marhaen berbeda dengan paham komunis.

Marhaenisme dikembangkan oleh Bung Karno semasa kepemimpinannya.

"Jadi jangan dikatakan kalau saya bilang Marhaen itu lalu komunis," kata dia.

2. Stunting harus nol

Megawati juga meminta Presiden Joko Widodo untuk mengentaskan stunting alias gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis di Indonesia.

Megawati mengatakan pemerintah harus memprioritaskan permasalahan stunting, di samping mengentaskan kemiskinan.

"Waktu ketemu beliau, saya bilang, 'Pak, pak, kita aja lagi ada program stunting, ini mesti bener nol lho, pak. Enggak ada lagi anak yang stunting pak'," ujarnya.

Megawati juga optimistis dalam menuntaskan program-program yang digagas PDIP. Ia mengaku terus berjuang agar kekayaan Indonesia didistribusikan dengan baik.

"Kondisi Indonesia sebenarnya adalah tumpah darah yang kaya, kaya, kaya. Raya, raya, raya. Cuma belum diapakan? Belum dibagi bareng-bareng," ungkapnya.

Baca juga: Makna Teks Dedication of Life Bung Karno yang Dibacakan Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo di GBK

Untuk itu, Megawati juga mengimbau kepada seluruh kader PDI Perjuangan untuk bergotong royong, sehingga solusi untuk problem kemiskinan dan stunting dapat dikerjakan secara bersamaan.

"Karena itulah mari kita bergerak bersama, gampang. Gotong royong, menyisir ke kampung kolong jembatan, cari anak-anak tidak berpunya, yatim piatu," kata Megawati.

"Yang sekarang ibu pun meminta PDI Perjuangan untuk bergerak di dalam soal stunting," sambungnya.

3. Jangan pilih pemimpin dari tampangnya

Megawati Soekarnoputri juga meminta agar kader tidak memilih pemimpin hanya dengan melihat tampangnya.

“Kalau mau milih pemimpin jangan hanya lihat tampangnya,” tutur Megawati.

Megawati mengulas momen lucu, bahwa ada seorang ibu yang menyampaikan padanya ingin memilihnya kembali sebagai presiden.

Namun terpikir lebih mendahulukan mencoblos yang berparas tampan.

“Ada dulu ya, kalau, kan waktu ibu mau jadi presiden lagi, terus ada ibu-ibu bilang gini, ‘Aduh ibu maaf, sebetulnya saya mau milih ibu lagi, tapi saya kok kepingin milih yang ganteng’, pusing kepala saya. Ya tapi sudah, maunya sendiri. Jadi, ibu ini biar sudah cantik kayak gini, aih enggak diakui, salah besar,” jelas dia.

Seloroh Megawati itu disambut tawa oleh seluruh kader dan simpatisan yang hadir dalam acara puncak peringatan Bulan Bung Karno 2023.

Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan agar masyarakat pandai melihat rekam jejak sosok yang akan dipilih menjadi pemimpin.

Baik berpengalaman di lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, apalagi pernah menjadi pemimpin yang visioner, arif, bijaksana, dan memiliki rekam jejak prestasi baik, serta mengakar ke akar rumput.

“Saya ingatkan, saya ingatkan, saya ingatkan, lima menit coblosnya, lima tahun ngerasain senang atau susahnya. Hati-hati loh, karena itulah gunakan hak pilih mu dengan sebaik-baiknya,” Megawati menandaskan.

4. Tuhan bersemayam di gubuk orang miskin

Megawati Soekarnoputri mengingatkan kunci untuk memenangkan pemilu adalah dengan menjalankan perintah konstitusi, yaitu melindungi masyarakat yang fakir dan miskin.

Mega juga mengingat pesan dari ayahnya, Sukarno, bahwa Tuhan bersemayam di gubuk rakyat miskin.

"Watak politik ini lah yang dipahami PDIP, sehingga melalui rakernas ketiga pada 6 Juni yang lalu, PDIP mengangkat kembali perintah konstitusi. Ingat perintah konstitusi. Ingat perintah konstitusi," kata Mega.

"Bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara. Itu yang nanti jadi pegangan kita supaya kita menang kembali," lanjutnya.

Menurut Mega, amanat konstitusi itu juga sejalan dengan prinsip presiden pertama Indonesia Sukarno. Mega menyebut Bung Karno memandang politik itu bergerak ke bawah.

Baca juga: Satgas Cakra Buana PDI Perjuangan Kompak Masuk dan Berbaris Rapi di GBK Jakarta

"Di tangan Bung Karno politik itu bergerak ke bawah. Ke bawah. Ingat, ke bawah. Ke rakyat, yang saya sebut sekarang akar rumput," tuturnya.

Dia pun menjelaskan alasan politik itu harus berasal dari akar rumput, yaitu karena akar rumput tak akan pernah bisa dihilangkan.

"Karena apa? (Lapangan GBK) Ini ada rumputnya, ditutupi, nanti kalau dibuka dia cepat bertumbuh kembali. Jadi akar rumput itu tidak bisa dipunahkan saudara-saudara," ucap Mega.

Mega juga mengingatkan kadernya akan pesan Bung Karno, bahwa Tuhan bersemayam di gubuk rakyat miskin.

"Kata Bung Karno, 'di dalam gubuknya rakyat miskin itulah energi kepartaian berasal, dan Tuhan bersemayam di gubuknya rakyat-rakyat miskin," katanya.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved