ADVERTORIAL
BKKBN RI Berkolaborasi Bersama DPR RI untuk Siapkan Generasi Muda Unggul dan Berdaya Saing
KIE Program Bangga Kencana terus digerakkan oleh BKKBN bersama DPR RI sebagai bentuk penekanan masalah stunting .
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sosialisasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Program Bangga Kencana terus digerakkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) Republik Indonesia bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI sebagai bentuk penekanan masalah stunting .
Anggota Komisi X DPR RI, Sukamto mengatakan, acara yang dihadiri oleh ratusan masyarakat setempat dari usia remaja hingga dewasa itu diharapkan dapat turut serta berpartisipasi mengatasi permasalahan stunting untuk mewujudkan generasi sehat dan emas pada 2045.
"Jadi orang-orang yang hadir dalam sosialisasi itu diharapkan bisa mengatur dan mengendalikan anak-anaknya untuk memberitahu seberapa bahayanya orang yang terkena stunting dan bagaimana cara mengatasinya," katanya kepada Tribunjogja.com saat menghadiri pelaksaan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana di Gedung Serbaguna Kalurahan Sendangrejo, Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, Selasa (13/6/2023).
Baca juga: BKKBN RI Tekan Stunting Lewat Akselerasi Kegiatan Penurunan Stunting 2023
Pasalnya, orang yang terkena stunting itu memberikan dampak buruk bagi perkembangan tumbuhnya.
Sehingga, tinggi badan, berat badan dan pola pikir anak-anak stunting itu tidak berkembang dengan sempurna.
Disampaikannya, permasalahan stunting tersebut muncul dari adanya pernikahan pada usia yang terlalu muda.
"Usia nikah perempuan itu paling tidak 21 tahun, kemudian laki-laki paling tidak 24 tahun. Nah itu usia-usia yang minim untuk anak perempuan dan laki-laki menikah, " jelas Sukamto.
"Kalau enggak gitu bahaya. Nanti perempuan yang nikah terlalu dini berisiko melahirkan bayi stunting atau saat proses bersalin si ibu atau perempuan itu risiko meninggal karena tidak terlalu siap melahirkan," sambung dia.
Kemudian, pemberian gizi yang tidak cukup untuk bayi hingga balita juga dinilai berpotensi memunculkan permasalahan stunting .
Baca juga: Tribun Jogja, BKKBN dan Pemkab Sleman Bersinergi Wujudkan Percepatan Penurunan Stunting
"Nah, risiko-risiko tersebut harus bisa bersama-sama di minimalisasi. Dan kami juga menggencarkan penekanan stunting dengan pemberian biskuit ke seluruh wilayah di DIY," kata dia.
"Ada lebih dari 15 ton biskuit yang kami salurkan untuk mencegah stunting . Dan biskuit itu dikonsumsi sebagai makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil," tambah Sukamto.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Shodiqin, menerangkan, Presiden RI telah menargetkan penekanan stunting dari pada 2024 hingga 14 persen.
"Mandat Presiden RI itu diberikan untuk menggapai Indonesia Emas pada 2045," tuturnya.
"Pemerintah itu kan berupaya menyiapkan generasi muda unggul dan berdaya saing. Jadi, sebisa mungkin masing-masing masyarakat Indonesia sadar akan pentingnya pencegahan stunting agar anak tetap sehat," kata Shodiqin.( Tribunjogja.com )
Semarak Sibakul Sambut Akhir Tahun 2024 : Transformasi UMKM DIY agar Cepat Naik Kelas |
![]() |
---|
BRI Salurkan 1.000 Paket Sembako magi Masyarakat Kurang Mampu di Kelurahan Jakarta Timur |
![]() |
---|
Wakil Komisi B DPRD Bantul Edy Prabowo Dorong Optimalisasi Peningkatan Potensi Wisata |
![]() |
---|
Lakukan Touring Mobil Listrik Jelang Nataru, Samsul Akui Puas Dengan Infrastruktur Penunjang PLN |
![]() |
---|
New Experience with New Honda Scoopy, Sensasi Gaya Berkendara Unik dan Fashionable |
![]() |
---|