Tekad Kuat dan Loyalitas Nuke Saputra untuk Bima Perkasa Jogja

Meski sempat mendapat empat jahitan di kepala dan pelipis serta mengalami cedera engkel, Nuke Tri Saputra tidak pernah lempar handuk.

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
instagram @nukesaputraa
Pebasket Bima Perkasa, Nuke Tri Saputra 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Siapa yang tak kenal Nuke Tri Saputra, pebasket Bima Perkasa Jogja yang berkali-kali jatuh bangun, namun tak patah arang saat pertandingan sudah dimulai.

Meski sempat mendapat empat jahitan di kepala dan pelipis serta mengalami cedera engkel, Nuke Tri Saputra tidak pernah lempar handuk.

Ia membuktikan loyalitas kepada tim yang dibelanya, sekaligus memperlihatkan passion seorang pemain profesional yang sudah lama berkompetisi.

Berkali-kali Nuke selalu turun ke lapangan saat pre-season dan seri Indonesian Basketball League (IBL) sambil menahan nyeri di kepala dan kakinya saat cedera.

Di bangku cadangan nyerinya bertambah tetapi begitu di atas lapangan, hilang.

"Kalau sudah di lapangan saya nggak ada mundurnya. Mau menang kalah atau dalam kondisi apa pun hati saya tetap ingin bertarung," kata Nuke Tri Saputra belum lama ini.

Cedera bagi Nuke adalah hal kecil. Ia percaya kekuatan pikiran melancarkan penanganan medis.

Apalagi ia kini membela tim dari kota yang membesarkan namanya. 

"Membela Bima Perkasa itu sama dengan main untuk tanah kelahiran sendiri, saya juga profesional. Kata profesional itu jangan hanya di mulut saja, kita harus bisa membuktikannya karena dengan kata-kata saja tidak cukup," kata eks pemain RANS PIK Basketball ini.

Beberapa kali Nuke harus menepi dari lapangan, namun ia selalu kembali dengan performa yang tidak menurun.

Kekuatan fisik dan mentalnya boleh diadu dengan sederet nama asing yang tampil di Indonesia.

Terkadang, saat tim tengah dalam tekanan saat pertandingan, masuknya Nuke ke lapangan acap kali membuat perbedaan.

Tembakan-tembakannya kerap membuat kawan-kawannya tampil lebih percaya diri setelah tertinggal poin dari musuh,

Nuke kini sudah berusia 28 tahun dan saat ini menjadi pemain ke-3 yang berusia di atas 25 tahun di bawah Yanuar Dwi Priasmoro dan Restu Dwi Purnomo. 

Meski dianggap sudah tidak muda lagi, Nuke masih menjadi andalan di tim.

Pemain yang pernah memperkuat RANS itu merupakan tumpuan serangan bersama Cameron Coleman dan Ikram Fadhil.

Hingga seri ke-5 IBL, Nuke sudah mengumpulkan 186 poin, menjadikannya top skor ke-3 tim di bawah Cam dan Ikram.

Statistik defense-nya juga tidak mengecewakan. Nuke mencatatkan rekor sebagai pemain dengan steal terbanyak ke-3 dengan 17 kali mencuri bola dari tangan lawan. 

Di area rebounds, pemain setinggi 174 cm itu sudah 62 kali memetik bola.

Hanya Ikram Fadhil dan Argus Sanyudy dari deretan pemain lokal yang berada di atas Nuke untuk urusan rebounds.

Tidak heran pencapaian yang dipetiknya sambil menahan nyeri itu menaikkan motivasi para pemain muda di Bima Perkasa.

Jacob Lobbu, rookie Bima Perkasa sempat mengatakan bahwa Nuke kerap memberinya motivasi sampai menjadi role model. 

"Profesionalisme Nuke patut dicontoh dan jadi role model buat kami. Profesionalismenya tidak sekadar kata-kata," kata Jacob.

Aksi Nuke dan kawan-kawan bisa disaksikan pecinta basket di Yogyakarta pekan ke-3 Mei mendatang lantaran Seri-6 IBL akan dihelat di GOR Amongraga. Saat ini Efri Meldy selaku pelatih kepala sudah mempersiapkan tim untuk menghadapi seri IBL di kandang sendiri. 

"Kami mengombinasikan fisik, teknik, dan taktik mulai awal Mei kemarin. Akan terus kami mantapkan sampai seri IBL di Yogya," tegas Efri Meldy.(*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved