Kisah SDN Bulurejo Magelang yang Kekurangan Murid, Ada Kelas yang Hanya Diiisi Dua Orang Siswa

Kepala SDN Bulurejo, Sri Hartini, mengatakan kondisi kekurangan murid ini sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
Penampakan ruang kelas II yang hanya diisi dua orang murid, Jumat (5/5/2023) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELAMG - Bertahun-tahun SDN Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang dalam situasi kekurangan murid. 

Kondisi ini membuat suasana sekolah tampak lebih sepi bila dibandingkan dengan sekolah lain.

Bahkan, saat memasuki ruang-ruang kelas masih ditemui meja dan kursi yang kosong belum terisi murid.

Seperti di ruang kelas II misalnya, hanya ada dua orang murid yakni Nuh Rizki Budiman (8) dan Shifa Keyla Anggraeni (8).

Alih-alih seperti ruang kelas dengan puluhan murid, kelas ini malah lebih mirip dengan kelas privat.

Guru kelas II, Tyas Setiani, mengatakan awalnya murid yang diampunya itu sebanyak empat orang.

Namun, dua murid yang lain pindah sekolah, satunya pindah karena ikut orangtua sedangkan yang satunya lagi lebih memilih ke sekolah swasta.

"Pindah itu dari kelas 1 waktu pandemi. Selama saya mengajar disini kelas satunya itu paling sedikit ini nggih, angkatan yang ini. Dulu-dulunya minimal ya 10, seperti itu,"ujarnya, Minggu (7/5/2023).

Ia mengaku,untuk kognitif pada murid sebenarnya tidak ada permasalahan.

Karena, penyampaian materi dilakukan sama seperti sekolah lain, bahkan lebih intens.

"Karena,muridnya hanya dua orang malah lebih personal nggih seperti privat. Jadi saya bisa mengajar satu per satu anak kalau belum paham ya saya ulangi lagi. Kalau murid banyak kan tidak bisa satu per satu lebih mengenal anak-anak. Nilai anak di atas ambang batas,"ujarnya.

Namun tak dipungkirinya, untuk masalah mental, sosial, dan interaksi murid menjadi terganggu. Sebab, pergaulan anak dengan teman sebayanya menjadi berkurang.

"Pergaulannya jadi tidak ada teman. Apalagi, kebetulan murid saya itu dua itu, satu laki-laki, satu perempuan. Jadi yang perempuan itu kan kalau berteman dengan laki-laki  masih malu-malu seperti  tidak biasa. Kalau dengan teman perempuan itu kan bisa ceria, main bersama. Jadi, kebetulan yang satu ini jadinya pendiam,"terangnya.

Sementara itu, kedua murid yakni Nuh Rizki Budiman (8) dan Shifa Keyla Anggraeni (8) berharap teman sekelasnya bisa bertambah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved