Lebaran 2023

Kisah Ichsan dan Ani, Mudik Lebaran Naik Sepeda 4 Hari 3 Malam dari Surabaya ke Yogyakarta

Inilah kisah mudik Lebaran unik dari Ichsan dan Ani, pengusaha kerajinan kayu yang mudik naik sepeda dari Surabaya ke Yogyakarta.

Kolase Tribunjogja.com | Sumber Foto Dokumen Pribadi Moch. Ichsan
Kisah Ichsan dan Ani, Mudik Lebaran Naik Sepeda 4 Hari 3 Malam dari Surabaya ke Yogyakarta 

Laporan Wartawan Tribunjogja.com Alifia Nuralita Rezqiana

TRIBUNJOGJA.COM - Pulang kampung alias mudik naik pesawat, kereta, mobil, atau sepeda motor, mungkin jadi hal yang biasa.

Jelang Hari Raya Idul Fitri 2023 yang sudah tinggal menghitung hari, jalanan sudah padat kendaraan warga yang hendak mudik.

Di antara jutaan warga yang mudik saat Lebaran 2023 ini, ada sepasang suami-istri yang memilih mudik dengan cara yang tak biasa, yaitu naik sepeda.

Pasangan ini adalah Ichsan (54) dan Ani (41), yang bertekad mudik naik sepeda dari Surabaya ke Yogyakarta.

Moch Ichsan dan Rahayu Rusdiani, pasangan suami-istri yang mudik naik sepeda dari Surabaya ke Yogyakarta
Moch Ichsan dan Rahayu Rusdiani, pasangan suami-istri yang mudik naik sepeda dari Surabaya ke Yogyakarta (DOK. Pribadi Moch. Ichsan)

Sebagai informasi, Ichsan (Moch. Ichsan) adalah seorang pengusaha kerajinan kayu, pemilik Saladin Art yang berbasis di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Teman-teman di Surabaya biasa memanggil Ichsan dengan sebutan Omtan Saladin atau Om Ichsan.

Sementara itu, istrinya, yakni Ani (Rahayu Rusdiani) adalah perempuan asal Yogyakarta yang kini tinggal dan berkarya di Surabaya bersama sang suami.

Ia biasa dipanggil Tante Ani oleh teman-teman dan orang sekitar.

Idul Fitri 2023 kali ini, Ichsan dan Ani mudik ke kampung halaman Ani di Jogja, menaiki sepeda jenis cargo bike.

Dihubungi Tribunjogja.com, Rabu (19/4/2023) siang, Ichsan mengaku berangkat dari Surabaya pada Minggu, 16 April 2023 pukul 05:00 WIB.

Ia dan Ani tiba di Yogyakarta pada Rabu, 19 April 2023 pukul 12:00 WIB siang.

Keduanya tiba dan singgah di daerah Babadan, Purwomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman. Tempat ini adalah kediaman saudara kembar Ani.

Diceritakan Ichsan, ternyata perjalanan tahun ini bukan pengalaman bersepeda jauh pertama bagi dia dan istri.

Ichsan dan Ani pertama kali mudik ke Jogja naik sepeda pada 2018 lalu.

Kemudian, pada 2022 lalu Ichsan dan Ani mudik ke Jogja naik sepeda lagi.

Bahkan, pada 2019 mereka sempat membuat event “Keliling Ujung Timur Jawa Timur”  naik sepeda selama tiga hari.

Awal mula suka bersepeda

Ichsan dan Ani saat bersepeda
Ichsan dan Ani saat bersepeda (DOK. Pribadi Moch. Ichsan)

Kilas balik pada 2017 lalu, Ichsan mulai menyukai aktivitas bersepeda.

“Cerita awal mulai bersepeda di tahun 2017. (Saat itu) cuma buat iseng aja, apakah berkarya di Saladin Art bisa menggunakan sepeda...?” kata Ichsan kepada Tribunjogja.com melalui pesan WhatsApp, Rabu (19/4/2023).

“Ternyata sepeda bisa buat angkut kayu yang panjangnya mencapai 3 meter dan berat sekitar 25 kilogram,” ungkap pria yang lahir di Kota Pahlawan tersebut.

Saat itulah Ichsan sadar bahwa sepeda bisa menjadi salah satu alat penting yang mendukung karyanya di bidang kerajinan kayu.

Ia berhasil mengangkut kayu sepanjang 3 meter seberat 25 kg hanya dengan menggunakan sepeda.

Selain membantu aktivitasnya berkarya di Saladin Art, ternyata aktivitas bersepeda mampu menyembuhkan sakit pinggang yang diderita Ichsan.

“Setelah beberapa bulan bersepeda, ternyata sakit pinggang saya hilang, sembuh,” kata Ichsan.

Sejak itu, ia dan Ani memutuskan untuk mengendarai sepeda ke mana pun mereka pergi. 

“Akhirnya atas kesepakatan berdua, kami putuskan untuk kemana saja bersepeda,” ungkap pria kelahiran 17 Juli 1968 tersebut.

Ani, pencetus ide mudik ke Jogja naik sepeda

Momen kebersamaan Ichsan dan Ani saat bersepeda
Momen kebersamaan Ichsan dan Ani saat bersepeda (DOK. Pribadi Moch. Ichsan)

Kepada Tribunjogja.com, Rabu, Moch. Ichsan bercerita bahwa pihak yang mencetuskan ide untuk mudik ke Jogja naik sepeda adalah Ani.

“Awalnya yang punya ide mudik bersepeda (adalah) Rahayu Rusdiani, istri (saya), yang asli Jogja,” katanya.

“Awalnya (ide mudik ke Jogja naik sepeda) saya tentang, karena jauh (jarak Surabaya ke Jogja) 326 km,” tutur Ichsan.

“Tapi beliau (Ani) memaksa. Karena istri memaksa, akhirnya saya iyakan dengan syarat dan ketentuan berlaku, yaitu harus bersepeda setiap hari selama 1 tahun, dan (syarat) itu disanggupi (oleh Ani),” beber Ichsan.

Saat ditanya apa alasan Ichsan mau ikut mudik ke Jogja naik sepeda, ia menjawab semua itu karena cinta.

“Jadi suami siaga harus berani mendampingi, melindungi, dan menuruti kemauan istri,” katanya sambil menyertakan emoticon tertawa.

“Ya kalau sudah cinta, pasti kemana mana berdua. Suami istri itu harusnya satu cerita,” kata Ichsan.

Tahun 2018, menjadi tahun pertama Ichsan dan Ani mudik naik sepeda dari Surabaya ke Yogyakarta.

Sebelumnya, Ichsan dan Ani sudah mempersiapkan diri dengan bersepeda setiap hari secara rutin selama satu tahun lamanya.

Tahun 2018, pertama kali Ichsan dan Ani mudik ke Jogja naik sepeda

Tahun 2018, pertama kali Ichsan dan Ani mudik ke Jogja naik sepeda
Tahun 2018, pertama kali Ichsan dan Ani mudik ke Jogja naik sepeda (Kolase Tribunjogja.com | Sumber Foto Dokumen Pribadi Ichsan dan Ani)

Perjalanan panjang pertama Ichsan dan Ani dari Kota Surabaya ke Kota Yogyakarta naik sepeda berlangsung sukses.

Lebih dari 300 kilometer ditempuh dengan ngonthel alias bersepeda.

“Awal tahun 2018 kami memberanikan untuk mudik bersepeda (dari Surabaya ke Yogyakarta),” kata Ichsan.

“(Perjalanan mudik) sukses. Alhamdulillah sukses,” imbuhnya.

Ia mengaku perjalanan berangkat dari Surabaya ke Jogja memang berhasil dilalui dengan baik.

Tetapi, saat perjalanan pulang dari Jogja ke Surabaya, ada kendala yang membuat Ani sampai menangis.

“Saat akan pulang ke Surabaya, istri mengajak (lewat) jalur selatan, dan itu bikin dia nangis karena jalurnya ekstrem, tanjakannya nggak habis-habis,” ungkap Ichsan.

“(Kala itu) sepertinya dia kapok nggak akan mau mudik bersepeda lagi,” tutur Ichsan.

“Tapi setelah tiga hari di Surabaya dan melihat foto-foto (selama perjalanan mudik naik sepeda), spontan dia (Ani) bilang ‘Ternyata aku bisa. Besok kita mudik lagi pakai sepeda ya!’,” beber Ichsan sambil menyertakan gambar emoticon tertawa.

“Sejak itu, kami putuskan (mudik naik sepeda) menjadi agenda tahunan,” kata Ichsan.

Petualangan Ichsan dan Ani mudik Lebaran 2023 naik sepeda

Petualangan Ichsan dan Ani mudik Lebaran 2023 naik sepeda
Petualangan Ichsan dan Ani mudik Lebaran 2023 naik sepeda (Kolase Tribunjogja.com | Sumber Foto Dokumen Pribadi Moch. Ichsan)

Ichsan dan Ani mulai perjalanan mudik Lebaran 2023 dari kediamannya di Jalan Pucang Asri 1 Nomor 15, Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (16/4/2023) pukul 05:00 WIB.

Bukan tanpa kendala sama sekali. Perjalanan mudik Lebaran 2023 naik sepeda kali ini diakui Ichsan cukup berat.

“(Perjalanan) ini saya alami cukup melelahkan, karena istri mencoba cargo bike 20/16 single chainring. Jadi untuk pilihan kecepatan sangat terbatas, apalagi beban yang diusung (seberat) 18 kg, cukup berat,” beber Ichsan.

Sebagai informasi, cargo bike atau sepeda kargo adalah sebuah sepeda yang dimodifikasi agar bisa membawa barang dalam jumlah banyak.

“Untuk sepeda tersebut, namanya cargo bike dan omnium, keduanya kami bawa (dari Surabaya) ke Jogja,” jelas Ichsan.

“Sepeda tersebut bikinan kawan di Surabaya yang mempunyai nama usaha Baikreborn Surabaya. Kami dipercaya untuk mencoba kekuatan dan kenyamanan (sepeda tersebut) saat dipakai untuk touring,” ujarnya.

“Sementara untuk body kayunya (kargo), desain 100 persen karya saya sendiri bersama istri,” kata Ichsan.

Moch. Ichsan mengabaikan panas terik jalanan, tetap kayuh sepeda sampai tujuan
Moch. Ichsan mengabaikan panas terik jalanan, tetap kayuh sepeda sampai tujuan (DOK. Pribadi Moch. Ichsan)

Selain membawa beban yang berat, ternyata kendala lain yang dihadapi Ichsan adalah rantai sepeda.

“(Kendala) yang kedua, rantai sering lepas di chainring-nya, karena belum terpasangnya chain guard,” ucap Ichsan.

“Semua (kendala) itu jadi menghambat (perjalanan mudik), penyebab terlambat sampai Jogja,” tuturnya.

“Yang seharusnya (Surabaya ke Jogja) ditempuh 3 hari 2 malam, menjadi 4 hari 3 malam,” ungkap Ichsan.

Ia dan Ani tiba di Babadan, Purwomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY, pada hari ini, Rabu (19/4/2023) pukul 12:00 WIB.

“Sampai Jogja hari ini (Rabu, 19 April 2023) pukul 12:00 WIB di Babadan Purwomartani Kalasan Sleman, di rumah kembarannya istri,” jelas Ichsan.

“Insya Allah besok menuju rumah mertua di kawasan Blunyahrejo (daerah di Tegalrejo, Kota Yogyakarta, DIY),” imbuhnya.

Bersepeda untuk jaga kesehatan diri dan bumi

Tribunjogja.com sempat bertanya kepada Ichsan tentang apa alasannya begitu mencintai sepeda.

Bagaimana tidak, sakit pinggangnya sembuh usai menekuni aktivitas bersepeda.

Sepedaan juga menjadi cara bagi Ichsan dan Ani untuk healing sejenak dari rutinitas.

“Hitung sebagai refreshing setelah 11 bulan berkutat dengan kerajinan kayu,” katanya.

Selain menjadi alat untuk olahraga demi kesehatan lahir dan batin, ternyata ada alasan lain di balik kecintaan Ichsan pada sepeda.

“Saya cenderung bergerak ke lingkungan. Prihatin sekali dengan keadaan lingkungan yang makin rusak,” ucap Ichsan.

“Polusi suara, polusi asap, penambahan panas bumi, (terjadi) karena banyaknya orang yg menggunakan pendingin ruangan (AC) dan kendaraan bermotor pribadi,” kata Ichsan.

Menurut cerita Ichsan, ada pula momen berkesan yang dialaminya selama bepergian jarak jauh naik sepeda.

Momen yang terjadi pada 2019 tersebut mungkin tidak akan terjadi jika ia dan istri tidak pergi naik sepeda.

“Ternyata bersepeda jarak jauh bisa menciptakan pertemanan dan persaudaraan juga,” kata Ichsan.

“Di tahun 2019 kami bikin event Keliling Ujung Timur Jawa Timur selama 3 hari, tujuannya Alas Purwo,” tutur Ichsan.

“Berhubung istri saat itu mendadak punggungnya keseleo, akhirnya nggak jadi bike camp di Alas Purwo, tapi (jadinya) di Pantai Grajagan Banyuwangi,” ungkap Ichsan.

“Saat istri nggak sanggup melanjutkan perjalanan karena punggungnya makin sakit, kami didatangi wanita muda yang mengaku sering melihat kami berdua bersepeda di Surabaya,” kata Ichsan.

Wanita muda itu membantu Ani dan Ichsan dengan membawa Ani berobat ke dukun pijat.

“Akhirnya dibantu beliau, istri diajak ke dukun pijat. Alhamdulillah akhirnya kami bisa melanjutkan perjalanan,” tuturnya.

“Sesampainya di (kawasan) Genteng, kami menginap di masjid. (Kami) disambut sama takmirnya, disediakan ruangan dan perlengkapan tidur,” ucap Ichsan.

“(Hal) yang mengejutkan kami, paginya saat kami akan lanjut (perjalanan), ternyata sudah disiapkan sarapan rendang....dan dibawakan makanan untuk bekal,” katanya.

Tips sukses naik sepeda jarak jauh dari Ichsan dan Ani

Bersepeda ratusan kilometer tentu butuh persiapan ekstra, tidak bisa asal berangkat begitu saja.

“Setiap petouring punya cara masing-masing (untuk mempersiapkan diri sebelum perjalanan jauh),” ucap Ichsan.

“Kalau kami bisa dibilang penikmat long distance (jarak jauh). Agar nyaman dan tetap sehat di perjalanan kami selalu bawa bekal dari rumah berupa makanan favorit yang tahan lama,” bebernya.

“(Makanan favorit kami) yaitu sambal goreng ati ampela. (Kami juga bawa) kopi, teh, gula, havermout, dan SKM (susu kental manis),” jelas Ichsan.

“Untuk stamina, kami biasanya minum air kelapa, sekali minum bisa 600 mililiter (ml). Saat makan siang, kami tambah telur ayam rebus masing-masing 2 butir,” katanya.

“Yang penting lagi (bawa) wadah 2 liter buat es batu, karena saya harus minum dengan es agar tubuh (tidak) mencair… Ntar kalau saya mencair, istri saya touring sama siapa…?” ujar Ichsan, menyertakan emoticon tertawa.

Persiapan selanjutnya adalah tenda dan perlengkapan mandi yang akan dibutuhkan sepanjang perjalanan.

“Kemudian tenda dan kawan-kawan, perlengkapan mandi,” kata Ichsan.

Sepanjang perjalanan dari Kota Surabaya ke Kota Yogyakarta, Ichsan dan Ani akan istirahat setelah menempuh jarak 60 km.

“Untuk istirahat panjangnya setelah menempuh jarak 60 km. Karena normal mengayuh sepeda dalam 1 hari menempuh jarak 130 km,” jelas Ichsan.

“Untuk mandi, kami biasa (mandi) di masjid. Setelah mandi (kami) salat, kemudian meluncur sekitar 1 km menuju lapangan desa. Di situlah kami bike camp,” imbuhnya.

Selama istirahat dengan mendirikan tenda, Ichsan dan Ani berbincang, mengevaluasi perjalanan yang sudah dilalui.

Tak lupa, pasangan dari Surabaya ini juga menyempatkan diri untuk memasak, minum kopi berdua, dan mengunggah momen kebersamaan bersama di media sosial.

“(Saat bike camp kami) Memasak, ngopi, evaluasi perjalanan, ngobrol tentang sepeda,  ada kendala apa, posting-posting di Facebook atau Instagram,” ungkap Ichsan.

“Semua trouble (masalah) kami atasi berdua, karena kami 1 tim, jadi harus saling membantu dan mendukung,” pungkas Ichsan.

Bagaimana? Apakah Anda tertarik untuk coba mudik bersepeda seperti Ani dan Ichsan? (Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved