Dinas Pariwisata DIY Sebut Wisata Pantai hingga Hidden Gems Jadi Tujuan Favorit saat Libur Lebaran

Wisata pantai hingga destinasi hidden gems bakal menjadi tujuan favorit wisatawan saat momen Idul Fitri 2023 mendatang.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
Suasana sore hari di Pantai Parangtritis belum lama ini. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharja, memprediksi wisata pantai hingga destinasi hidden gems bakal menjadi tujuan favorit wisatawan saat momen Idul Fitri 2023 mendatang.

"Saya melihat seperti pantai ini masih menjadi favorit (wisatawaan), kemudian juga kuliner yang dipadu dengan view yang bagus juga menarik serta hidden gem yang muncul dari media sosial saya kira akan menjadi pilihan bagi wisatawan itu sendiri," ucapnya belum lama ini.

Menurutnya, pengaruh dari sosial media yang mengangkat potensi pariwisata tersebut menjadi bagian penggugah rasa penasaran wisatawan untuk berkunjung di lokasi-lokasi yang belum terjamak oleh banyaknya kunjungan wisatawan.

"Biasanya, mereka penasaran karena di media sosial itu foto dan video itu bagus-bagus. Jadi mereka akan mencari tahu (wisata tersebut). Walaupun sudut keberadaannya di desa, pasti akan mereka cari," tambah Singgih.

Sehubungan dengan hal tersebut, singgih berharap kepada pihak-pihak terkait untuk bisa turut serta memperhatikan rekayasa lalu lintas. Baik itu keterlibatan para destinasi manajemen operasional setiap wisata.

"Saya kira antisipasi itu perlu bekerjasama dengan para karang taruna. Mungkin juga stakeholder yang lain bisa berpartisipasi untuk mengurai dari banyaknya padatnya lalu lintas. Kalau memang diperlukan, maka alur jalur masuk dan keluar wisatawan bisa dibedakan, supaya (menciptakan) kenyamanan bersama," ujar dia.

"Yang berkaitan dengan hal itu, kemarin kami telah melaksanakan rapat dan kami libatkan pihak Satpol PP hingga Polda DIY," tambah Singgih.

Pihaknya juga mengimbau kepada para pelaku pariwisata untuk tidak menerapkan perilaku nuthuk atau menaikkan harga sesukanya.

Baik itu mengenai harga makanan maupun harga parkir yang selama ini menjadi permasalahan.

"Saya kira bisa mengambil langkah-langkah yang tegas, kalau lokasi itu belum resmi, maka bagaimana mereka dibina dan diarahkan supaya mereka menempuh jalan untuk perizinan parkir khusus," tuturnya.

"Saya kira wisatawan tidak berkeberatan untuk mengeluarkan uang lebih asal memang jelas dan itu sudah diatur dalam peraturan baik itu di kabupaten ataupun kota. Kemudian lahan lahan yang tidak digunakan, bisa digunakan sementara untuk parkir tetapi dengan harga tiket yang wajar dan resmi," tandas Singgih. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved