Bacaan Doa

Bacaan Doa untuk Para Petani, Memohon agar Tanaman Tumbuh Subur dan Panen Melimpah

Seorang petani harus mengetahui doa petani saat bercocok tanam. Doa ini biasanya dipanjatkan karena petani menginginkan hasil yang melimpah

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
Istimewa
ilustrasi Bacaan Doa untuk Para Petani, Memohon agar Tanaman Tumbuh Subur dan Panen Melimpah 

TRIBUNJOGJA.COM - Doa petani saat bercocok tanam adalah doa yang sangat penting untuk dilafalkan.

Petani adalah profesi yang sangat menggantungkan diri pada alam.

Kesuburan tanahnya, kelimpahan hasilnya, dan kesehatan tanamannya sangat bergantung pada alam, cuaca dan kondisi tanah.

Hal tersebut tentu di luar kemampuan dan kendali petani.

Baca juga: Bacaan Doa Ketika Mengalami Nyeri Haid : Allahumma adzhibil basa rabban naasi

Para petani ini tentu membutuhkan Tuhan untuk mengatur itu semua.

Maka dari itu, berdoa merupakan cara yang paling ampuh. Seorang petani harus mengetahui doa petani saat bercocok tanam.

Doa ini biasanya dipanjatkan karena sang petani menginginkan hasil yang melimpah.

Bacaan doanya sebagai berikut :

سُبْحَانَ اْلبَاعِثِ اْلوَارِثِ وَمِثْلُ كَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ كَشَجَرةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَآءِ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا

Subhaanal baa-‘itsil waaritsia wa mistslu kalimatin thoyyibatin kasyajarotin thoyyibatin ashluhaa tsaabitun wa far’uhaa fis samaa-i tu’tii ukulahaa kulla hiinin bi idzni robbihaa.

Artinya:

“Maha Suci Zat Yang Maha Menumbuhkan dan Maha Mewariskan. Perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.”

Baca juga: Bacaan Doa Memohon Kemudahan Memiliki Rumah Baru

Kemudian Sayyid Utsman bin Yahya menyarankan agar masyarakat petani melakukan ikhtiar batin berupa doa agar Allah menjaga tumbuhan mereka dan memberikan hasil tanaman yang kualitas, yakni:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ سُبْحَانَ البَاعِثِ الوَارِثِ


Bismillāhir rahmānir rahīm, subhānal bā‘itsil wāritsi.

Artinya: “Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Maha suci Tuhan yang membangkitkan lagi mewariskan adanya,” (Sayyid Utsman bin Yahya, Manhajul Istiqamah fid Dini bis Salamah, (As-Syirkah At-Thahiriyyah: halaman 33).

(MG TIKA PRATIWI)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved