Tahun Baru Imlek 2023

KENAPA Imlek Identik dengan Warna Merah, Hujan dan Jeruk? Ini Penjelasan Lengkapnya

Kenapa Imlek identik dengan tiga hal itu? Bagi yang penasaran, simak artikel berikut untuk mengetahui penjelasannya.

ist
KENAPA Imlek Identik dengan Warna Merah, Hujan dan Jeruk? Ini Penjelasan Lengkapnya 

TRIBUNJOGJA.COM - Besok, Minggu 22 Januari 2023, masyarakat Tionghoa bakal merayakan Tahun Baru Imlek.

Sampai saat ini, sudah banyak ornamen yang ditampilkan di muka umum, seperti lampion dan lilin-lilin.

Biasanya, itu juga menjadi tradisi kumpul bersama keluarga besar dan membagikan angpau.

Ada satu yang selalu menarik perhatian, yakni warna merah berbalut kuning yang mendominasi.

Mulai dari ornamen rumah, angpau, hingga pakaian, semuanya berwarna merah.

Tidak hanya warna merah, Imlek juga identik dengan hujan dan jeruk.

Kenapa Imlek identik dengan tiga hal itu? Bagi yang penasaran, simak artikel berikut untuk mengetahui penjelasannya.

1. Identik dengan warna merah

Ilustrasi : Warna merah, kuning dan emas yang identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek
Ilustrasi : Warna merah, kuning dan emas yang identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek (dok.istimewa)

Secara umum, sebenarnya, warna merah mengindikasikan semangat dan keberanian.

Menurut kepercayaan orang Tionghoa, merah merupakan warna tradisional Han, kelompok etnis dominan di Tiongkok, yang mendatangkan keberuntungan, kesenangan, keberhasilan, dan nasib baik.

Warna merah juga dipercaya untuk menyebarkan pesan-pesan keberuntungan dan kemakmuran bagi semua orang.

Maka, kenapa warna tersebut sering digunakan di Tahun Baru Imlek, lantaran merah dipercaya bisa menjadi penghantar rezeki yang banter.

Warna merah menjadi simbol harapan di tahun baru agar segala kesedihan sirna dan digantikan dengan kebahagiaan.

Bukan hanya Imlek, warna ini juga kerap menghiasi perayaan lainnya seperti hari raya dan pernikahan.

Baca juga: 33 BALASAN Ucapan Tahun Baru Imlek 2023 Gong Xi Fa Cai, Bahasa Mandarin Ada Doa di Tahun Kelinci

Identiknya, warna merah dengan Imlek juga tak lepas dari legenda yang dipercaya masyarakat setempat.

Konon, seekor binatang buas bernama Nian akan datang pada malam Tahun Baru Imlek untuk melahap penduduk desa, hewan ternak, dan tanaman.

Guna melindungi diri dari makhluk tersebut, masyarakat akan meletakkan makanan di depan pintu rumah mereka.

Harapannya Nian tidak akan menyakiti siapa pun setelah menyantap makanan tersebut.

Nian sendiri digambarkan sebagai makhluk setengah banteng dengan kepala mirip singa.

Meski dianggap sebagai hewan buas, Nian rupanya takut pada tiga hal, yaitu api, kebisingan, dan warna merah.

Tidak heran, Imlek didominasi dengan warna merah untuk menghalau hewan buas, simbol hal buruk.

Sejak saat itu, warna merah dianggap sebagai pembawa rezeki dan keberuntungan.

Tak sedikit pula orang Tionghoa yang menghiasi rumahnya dengan warna merah untuk mengusir roh jahat dan binatang buas seperti Nian.

Selain merah, Imlek juga identik dengan warna kuning keemasan.

Bagi masyarakat Tionghoa, warna emas melambangkan kekayaan, penerangan, dan kemakmuran.

Selama Tahun Baru Imlek, kedua warna tersebut menyatu untuk menarik aura positif agar tahun yang akan datang berjalan lebih baik.

Sementara itu, warna kuning sering kali dihubungkan dengan keceriaan dan kebahagiaan.

Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, warna kuning atau emas memiliki makna sebagai pencerahan, intelektual, optimisme, ketegasan, dan kejayaan.

Pada masa Dinasti Ming dan Qing, warna kuning adalah warna eksklusif yang hanya diperuntukkan bagi istana kekaisaran.

Mereka menggunakan pakaian berwarna kuning, baik di rumah maupun pertemuan umum.

2. Identik dengan hujan yang turun saat Imlek

Ilustrasi hujan
Ilustrasi hujan (wow.tribunnews.com)

Lantas, mengapa Imlek identik dengan hujan juga?

Tidak hanya warna merah, Imlek juga sering identik dengan hujan karena saat perayaan Imlek, pasti hujan turun.

Dilansir situs ABC, masyarakat Tionghoa percaya jika hujan saat Imlek dapat membawa keberuntungan dan kemakmuran.

Warga China meyakini semakin banyak hujan turun, maka semakin banyak keberuntungan yang akan mereka dapatkan.

Hal ini merupakan pertanda baik untuk mengawali Tahun Baru China.

Dengan demikian, hujan saat Imlek bagi masyarakat Tionghoa adalah pembawa keberkahan bagi hidup mereka.

Baca juga: 10 Contoh Kalimat Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2023 Dalam Bahasa Inggris untuk Rekan Kerja

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan alasan hujan saat Imlek.

Hal itu dikarenakan Imlek bersamaan dengan periode musim hujan saat Januari dan Februari.

Penghitungan hari dalam Imlek merupakan gabungan berdasarkan fase bulan mengelilingi bumi dengan bumi mengelilingi matahari (lunisolar).

Oleh karena itu, hari dalam tahun Imlek tidak sama dengan kalender Masehi ataupun Hijriah.

Saat momentum Imlek, sejumlah wilayah di Indonesia memasuki periode puncak musim hujan pada Januari-Februari, termasuk Jabodetabek.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya hujan pada waktu tersebut.

"Faktor-faktor tersebut dipicu aktifnya Gelombang Kelvin di sekitar wilayah Indonesia selatan ekuator, MJO (Madden Jullian Oscillation) yang diprediksikan mulai aktif kembali di sekitar Samudera Hindia barat Sumatera dalam periode akhir Januari, kemudian adanya pola-pola konvergensi (perlambatan angin) di Jawa bagian barat yang dapat memicu pertumbuhan awan hujan di sekitarnya," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanti, Kamis (19/1/2023).

3. Identik dengan buah jeruk

Ilustrasi buah jeruk.
Ilustrasi buah jeruk. (https://pixabay.com/cloudlynx)

Selain hujan dan warna merah, Imlek juga identik dengan buah jeruk.

Masyarakat China percaya jika jeruk dianggap sebagai simbol keberuntungan.

Biasanya, jenis jeruk saat Imlek adalah jeruk mandarin atau jeruk keprok (Citrus Reticulata).

Jika diucapkan dalam bahasa Mandarin, kata jeruk terdengar mirip dengan arti 'kekayaan'.

Selain itu, warna jingga pada jeruk juga dipercaya melambangkan 'emas' yang berarti keberuntungan.

Baca juga: 40 KUMPULAN Ucapan Balasan Tahun Baru Imlek 2023 Bahasa Jawa, Sopan untuk Bos, Mertua, Calon Mertua

Membagikan jeruk kepada orang yang dicintai selama perayaan Imlek adalah simbolis untuk mengharapkan kebahagiaan dan kemakmuran untuk seseorang. Bertukar jeruk mandarin saat berkunjung ke rumah merupakan tradisi dan bentuk penghormatan.

Dilansir situs China Highlights, tradisi Imlek lainnya adalah meletakkan jeruk bersama amplop merah (angpau) di samping bantal anak-anak di setiap keluarga China.

Mereka percaya kegiatan ini akan membawa keberuntungan kepada anak-anak itu.

Masyarakat China juga menaruh jeruk di tempat beras saat Imlek.

Hal ini dipercaya akan membawa berkah baik untuk seluruh anggota keluarga.

Nah, itulah alasan kenapa warna merah, jeruk dan hujan identik dengan Imlek, Tribunners.

Selamat Tahun Baru Imlek 2023! Semoga di tahun ini, berkat selalu menyertai kita.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved