Masih Ada Peluang Usaha Mikro Kecil Manfaatkan KUR Syariah Pegadaian
Para pelaku Usaha Mikro Kecil di DI Yogyakarta masih memiliki peluang untuk mengajukan kredit usaha dengan bunga rendah melalui KUR Syariah Pegadaian.
Penulis: Agus Wahyu | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Para pelaku Usaha Mikro Kecil di DI Yogyakarta masih memiliki peluang untuk mengajukan kredit usaha dengan bunga rendah melalui KUR Syariah Pegadaian, hingga akhir tahun ini. Pasalnya, PT Pegadaian Kantor Area Yogyakarta masih memiliki pagu pendanaan Usaha Mikro Kecil melalui KUR Syariah sebesar Rp2 miliar sampai akhir 2022.
“Kami ditarget menyalurkan dana kredit untuk pelaku usaha mikro kecil sebesar Rp7 miliar, sejak ditunjuk pemerintah ikut menyalurkan KUR Syariah pada Juli 2022 lalu. Sampai saat ini, dana itu telah terealisasi sebesar Rp5 miliar untuk wilayah yang kami bawahi di DIY, Magelang dan Purworejo,” ucap Winarta, Assistant Vice President Bussines Micro PT Pegadaian Area Yogyakarta, di sela acara Focus Group Discussion (FGD) Usaha Mikro Kecil di Aula Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul, Rabu (7/12/2022).
Winarta mengaku, optimistis sisa anggaran Rp2 miliar untuk KUR Syariah bisa tersalurkan kepada para pelaku usaha mikro kecil hingga akhir tahun ini. “Melalui kegiatan ini yang bekerja sama dengan Intani (Insan Tani dan Nelayan) menjadi media untuk mendekatkan para pelaku usaha mikro dengan Pegadaian. Tentunya, kami membuka peluang untuk pelaku usaha mikro yang ingin meningkatkan usahanya melalui KUR Syariah dengan bunga sangat rendah, yakni 0,28 persen,” paparnya.
Sementara Divisi Kerja Sama DPD Intani DI Yogyakarta, Agung Saputra menyatakan, kegiatan FGD tersebut sebagai sarana memberikan edukasi kepada para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terkait literasi digital.
“Kegiatan ini kami adakan selama dua hari, Selasa dan Rabu (6-7/12/2022). Hari pertama kami berikan pelatihan tentang literasi digital. Lalu, hari kedua kami pertemukan dengan lembaga-lembaga terkait permodalan. Tujuan kami ingin mengetahui bagaimana pemahaman para UMKM tentang digitalisasi, apakah sudah dimanfaatkan untuk kepentingan usahanya,” papar Agung.
Berdasarkan hasil pendampingan yang dilakukan pihaknya, sebagian wilayah yang menjadi pendampingannya masih belum mengenal tentang literasi digital. Misalnya, saat mendampingi UMKM di wilayah Samigaluh Kulon Progo, mayoritas masyarakat UMKM setempat masih gagap teknologi.
“Sehingga, kita harus memberikan pelatihan dan pendampingan ekstra kepada mereka. Bahkan, kami juga menggandeng kalangan muda, misalnya mahasiswa atau pelajar-pelajar SMK untuk ikut mendampingi terkait pengembangan pemasaran produk UMKM melalui media digital. Tapi, kondisi berbeda di Sumbermulyo Bambalipuro ini, kebanyakan pelaku UMKM telah familiar tentang digitalisasi, tinggal mendampingi bagaimana kendala mereka agar mampu mengembangkan dan naik kelas,” lanjutnya. (ayu)
