Gunung Semeru Erupsi

Rangkuman Dampak Erupsi Gunung Semeru per 5 Desember, Material Awan Panas Guguran Setebal 3 Meter

Berikut fakta-fakta dan dampak Gunung Semeru Erupsi hingga Senin (5/12/2022): awan guguran panas menutupi Dusun Kajar Kuning dengan ketebalan 3 meter

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
dok BNPB via kompas.com
Awan panas guguran Gunung Semeru pada Minggu (4/12/2022) siang telah mencapai 19 kilometer hingga menghantam jembatan gladak perak.(Dok. Badan Nasional Penanggulangan Bencana - Insert: Seorang petugas terlihat tengah mengevakuasi warga saat erupsi Gunung Semeru, Minggu (4/12/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM - Belum ada tanda-tanda Erupsi Gunung Semeru mereda hingga Senin (5/12/2022), sejak dimulai pada Minggu (4/12/2022) pukul 02.46 WIB.

Gunung tertinggi di Jawa yang berlokasi di Kabupaten Lumajang Jawa Timur itu telah mengalami erupsi setelah setahun tertidur sejak erupsi terakhir pada 5 Desember 2021.

Hingga kini, erupsi Gunung Semeru telah membuat ribuan warga mengungsi. 

Bupati Lumajang Thoirul Haq bahkan melaporkan awan guguran panas menutupi Dusun Kajar Kuning dengan ketebalan hingga tiga meter.

Berikut fakta-fakta dan dampak Gunung Semeru Erupsi hingga Senin (5/12/2022):

1. Potensi lahar di aliran sungai

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Minggu (4/12/2022), Gunung Semeru sempat menghasilkan awan panas guguran hingga pukul 07.42 WIB.

Awan panas guguran yang disebabkan oleh erupsi Gunung Semeru memiliki luncuran jarak yang bervariasi mulai dari 5-7 kilometer.

Bermula dari peristiwa tersebut, petugas memberikan beberapa imbauan keselamatan kepada masyarakat.

Salah satunya adalah mewaspadai risiko guguran lava, awan panas guguran, termasuk lahar.

Imbauan ini berlaku di sepanjang sungai atau lembah yang memiliki hulu di Puncak Gunung Semeru, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Kembar, Besuk Sat, dan Besut Bang.

2. Luncuran awan panas hingga 11 kilometer

Dilansir dari Kompas.com, erupsi Gunung Semeru sempat menghasilkan luncuran awan panas hingga 11 kilometer dari puncak.

Bahkan, awan panas sudah melalui Jembatan Gladak Perak yang letaknya berada di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.

Pada hari pertama erupsi, bagian lereng Gunung Semeru terpantau terlihat gelap lantaran ditutupi oleh tebalnya abu vulkanik.

Mengingat guguran abu vulkanik terus terjadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Dwi Hastiadi, mengimbau agar masyarakat mengenakan masker.

3. Belum ada tanda erupsi mereda

Erupsi Gunung Semeru belum menunjukkan tanda-tanda mereda hingga Senin (5/12/2022).

Pada hari kedua erupsi, gunung ini masih mengeluarkan awan panas guguran yang meluncur hingga satu kilometer.

Awan panas guguran itu turun dari puncak kawah Jonggring Saloko dengan asap kawah bertekanan rendah.

Asap kawah tersebut terlihat berwarna putih dan membumbung hingga ketinggian 500 meter di atas kawah.

Hal ini semakin diperparah dengan terjadinya guguran lava pijar yang meluncur sejauh 300 meter dari ujung lidah lava.

4. Erupsi setelah setahun "tidur"

Gunung Semeru yang erupsi pada Minggu (4/12/2022) ternyata terjadi satu tahun setelah gunung ini meletus pada 2021 yang lalu.

Setahun sebelumnya, letusan Gunung Semeru menyebabkan warga dari dua kecamatan mengungsi dan luncuran lava terjadi sejauh 800 meter.

Akibat kejadian ini pula sebanyak 51 orang diketahui meninggal dunia dan 169 orang dilaporkan mengalami luka-luka.

Sebanyak 22 orang sempat dilaporkan hilang akibat letusan Gunung Semeru yang mulai memuntahkan lava, awan panas, dan abu vulkanik sejak pukul 02.46 WIB.

5. Timbun rumah hingga ribuan warga mengungsi

Erupsi Gunung Semeru yang cukup parah membuat Dusun Kajar Kuning yang terletak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang tertutup material awan guguran panas.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Bupati Lumajang Thoirul Haq mengatakan bahwa awan guguran panas menutupi Dusun Kajar Kuning dengan ketebalan hingga tiga meter.

Tak berhenti sampai di situ, muntahan material vulkanik dari Gunung Semeru juga menyebabkan dua buah jembatan di Dusun Kajar Kuning dan beberapa rumah warga tertimbun.

Kabar terbaru menunjukkan bahwa evakuasi telah dilakukan terhadap warga dan mereka saat ini menghuni posko pengungsian yang diberikan relawan dan pemerintah.

Dilaporkan, sebanyak 2.219 warga telah mengungsi dan mereka menempati 12 titik pengungsian di rumah ibadah, gedung sekolah, lapangan, balai desa, termasuk kantor kecamatan.

6. Jalur Lumajang-Malang putus total

Gunung Semeru secara administratif berada di dua kabupaten, yakni Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.

Karena erupsi Gunung Semeru, jalur yang menghubungkan dua kabupaten di Provinsi Jawa Timur (Jatim) ini benar-benar terputus.

Dilansir dari Kompas.com, terputusnya jalur Lumajang-Malang disebabkan oleh luncuran awan panas guguran yang dimuntahkan Gunung Semeru sejak hari pertama erupsi.

Kejadian ini juga membuat akses ke Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Tempursari benar-benar terputus.

Pasalnya, jalan alternatif Curah Kobokan yang lebih sering disebut tol Cikali terpaksa ditutup total semenjak luncuran awan panas guguran berlangsung.

7. Status naik jadi awas

Erupsi Gunung Semeru di penghujung tahun ini sempat menghasilkan kolom abu setinggi 5.176 meter di atas permukaan laut atau 1.500 meter di atas puncak.

Tak hanya itu, erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa ini turut menyebabkan gempa awan panas yang disusul gempa letusan sebanyak 13 kali.

Berkaitan dengan aktivitas Gunung Semeru, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) telah menaikkan status erupsi Gunung Semeru.

Tingkat aktivitas Gunung Semeru yang awalnya berada di Level III Siaga meningkat menjadi Level IV Awas.

Status tersebut berlaku mulai tanggal 4 Desember 2022 pukul 12.00 WIB.

(kompas)

Artikel tayang di https://www.kompas.com/tren/read/2022/12/05/173000165/7-fakta-erupsi-gunung-semeru-timbun-rumah-hingga-ribuan-orang-mengungsi?page=all#page2

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved