Berita Sleman Hari Ini
KWT Pertiwi Makmur Manfaatkan Sumber Daya Alam Jadi Ragam Kuliner
KWT Pertiwi Makmur mengolah sumber daya alam di sekitarnya menjadi dendeng daun pepaya, selai terong, manisan cabai dan cake wortel.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ada yang berbeda dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Pertiwi Makmur yang berada di Padukuhan Ngaglik, Kalurahan Sinduadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman , Daerah Istimewa Yogyakarta.
Melalui penghasilan sumber daya alam yang mereka miliki, KWT Pertiwi Makmur berani mencoba mengolah dengan ragam inovasi kuliner.
"Kami adalah KWT, jadi kami biasanya menanam beberapa tumbuhan sendiri. Baik itu cabai, terong, tomat, hingga pepaya. Tapi, kami memilih jalan lain untuk menjual produk itu. Karena, daripada kami kesulitan menjual produk seperti jualan sayuran, maka kami berinovasi menjual produk jadi olahan ragam kuliner," kata Ketua KWT Pertiwi Makmur, Tuti Wahyunani, kepada wartawan saat pagelaran lomba inovasi kapanewon berlangsung di Kantor Kalurahan Sinduadi, tepat di Jalan Magelang Nomor 49-B, Padukuhan Kutu Dukuh, Kalurahan Sinduadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman , Kamis (1/12/2022).
Berbeda dari yang lain, ragam kuliner yang ia tawarkan pun meliputi dendeng daun pepaya, selai terong, manisan cabai dan cake wortel.
Baca juga: Warga Kulon Progo Raup Pundi-pundi Rupiah dari Hasil Olahan Ikan Krispi Red Devil
Siapa sangka, produk olahan berbahan dasar tumbuhan tersebut ternyata banyak diminati oleh kalangan instansi pemerintahan di Kabupaten Sleman dan sekitarnya.
Seperti halnya produk dendeng daun pepaya yang ia jual seharga Rp15 ribu per delapan gram.
Di mana, produk tersebut menjadi satu di antara produk yang paling sering dicari oleh konsumen.
Kalau pada umumnya daun pepaya diolah menjadi sayur tumis atau sayur santan, lain halnya dengan KWT Pertiwi Makmur yang memilih daun pepaya sebagai produk camilan.
"Inovasi itu kami dapatkan dari Bimbingan Teknis Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman, khususnya di bagian Dinas Pangan Kabupaten Sleman pada beberapa waktu lalu," tutur dia.
"Jadi, pada waktu itu kami mencoba untuk belajar menanam dan mengolah produk makanan," imbuhnya.
Sementara itu, ia menjelaskan dendeng daun pepaya memiliki cita rasa yang gurih dan renyah.
"Dendeng itu tidak terasa pahit. Malah dendeng daun pepaya itu memiliki keunggulan berupa rendah kolesterol. Jadi bisa dimakan oleh semua kalangan," kata Ketua Humas KWT Pertiwi Makmur, Sri Wahyu.
Ia pun menyebut, setidaknya membutuhkan waktu selama 12 jam untuk mengolah dendeng daun pepaya.
"Caranya, yang pertama kita siapkan dulu daun pepayanya. Terus kita cuci bersih dan direbus menggunakan ampo tanah liat untuk menghilangkan rasa pahit pada daun pepaya itu," kata dia.
Baca juga: Manfaatkan Kreativitas dari Kain Perca, Warga Padukuhan Gowok Raup Pundi Rupiah
Disperindag Sleman Targetkan Seluruh Pedagang Pasar Lakukan Transaksi Melalui QRIS di Tahun Ini |
![]() |
---|
Jambret yang Beraksi di Berbah Sleman Berhasil Ditangkap Setelah Terjatuh dari Sepeda Motor |
![]() |
---|
Jelang Perayaan Imlek 2023, Harga Komoditas di Kabupaten Sleman Terpantau Naik |
![]() |
---|
Sebanyak 14 Sapi di Sleman Suspek LSD, 5 di antaranya Positif |
![]() |
---|
Sapi di Sleman Mulai Disuntik Vaksin LSD |
![]() |
---|