Waspada Demam Berdarah, Dua Warga Kota Yogyakarta Meninggal Dunia Akibat DBD Sepanjang 2022
Memasuki bulan November 2022 ini, jumlah kasus Demam Berdarah sudah menyentuh angka 153 dan dua di antaranya meninggal dunia
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dua orang warga Kota Yogyakarta dilporkan meningal dunia setelah terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2022.
Oleh sebab itu, memasuki musim penghujan, Dinas Kesehatan setempat pun meminta masyarakat semakin waspada terhadap potensi penyakit berbahaya tersebut.
Sebagai informasi, kasus DBD tertinggi di Kota Pelajar tercatat pada Januari 2022 lalu, dengan total 41 kasus.
Tapi, setelah itu, grafik pertumbuhan DBD cenderung naik turun, atau fluktuatif.
Kemudian, hingga memasuki bulan November 2022 ini, jumlah kasus Demam Berdarah sudah menyentuh angka 153 dan dua di antaranya meninggal dunia.
"Data terbaru, bulan Oktober kemarin ada 5 kasus. Kemudian, di November sampai sejauh ini belum ada, semoga tidak ada," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu, Minggu (13/11/2022).
Hanya saja, Endang tak menampik, total 153 kasus yang dijumpai sepanjang 2022 tersebut, sudah cukup jauh melampaui laporan 2021 lalu, yang hanya ada di angka 94 kasus saja.
Sehingga, tandasnya, warga masyarakat tidak boleh mengendurkan kewaspadaan pada potensi serangan Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) adalah salah satu upaya penting yang harus kita lakukan, untuk mengantisipasi merebaknya DBD," ungkapnya.
Ia pun mengatakan, memasuki musim penghujan yang membuat kerawanan demam berdarah dengue meningkat, Dinkes Kota Yogyakarta menggiatkan program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik).
Mereka, lanjutnya, diberi tugas untuk memastikan lingkungan warga terbebas dari jentik-jentik nyamuk.
"Talang air atau tempat lain di lingkungan rumah, itu bisa menjadi sarang nyamuk. Barang-barang bekas yang masih bisa digunakan, lebih baik dimanfaatkan kembali biar tidak jadi sarang nyamuk," urainya.
"Ketika masyarakat waspada, serta melakukan PSN, menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, semoga tidak terjadi kenaikan kasus yang signifikan," pungkas Endang. (*)