Cegah Klitih, Mahasiswa UNY Bekali Anak SD dan SMP tentang Pengendalian Emosi

Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengedukasi anak usia SD hingga SMP di Bantul

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Mahasiswa UNY berikan materi kepada anak SD hingga SMP tentang pengendalian diri untuk mencegah klitih 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengedukasi anak usia SD hingga SMP di Bantul terkait manajemen diri.

Edukasi tersebut dilakukan sebagai bekal memasuki masa remaja agar bisa menjadi salah satu pencegahan klitih yang sering marak terjadi.

Program Manajemen Emosi dan Kontrol Diri ini dibutuhkan sebagai bentuk pemberian edukasi bagi anak terkait pengenalan emosi-emosi yang dirasakan dan bagaimana cara meregulasi emosinya dengan baik.

Baca juga: Jaringan Gas Bumi Segera Dibangun di Sleman, Prioritas di Wilayah Depok 

Para mahasiswa tersebut adalah Fatih Zaidan Althov, Raissa Azzura Faatin, Sani Rahma Azzahra, Trisnawati, Palupi Adestiyani, Syiva Windiana Ramadani, Maudina Novera Ramadhani, Aisyah Sekarwangi Patria, Muhammad Rafi Adnan dan Husna Putri Irianti.

Menurut Fatih Zaidan Althof pemberian Program Manajemen Emosi dan Kontrol Diri pada anak SD dan SMP sebagai upaya preventif sebelum mereka memasuki usia remaja yang rentan akan pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan.

“Solusi permasalahan ini akan disesuaikan dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga mereka akan lebih siap menghadapi tantangan tahapan selanjutnya di usia remaja,” katanya, Sabtu (29/10/2022).

Program manajemen diri dibutuhkan sebagai bentuk pemberian edukasi bagi anak terkait pengenalan manajemen diri dan emosi yang dirasakan dan bagaimana cara meregulasi emosinya dengan baik.

Kemudian, anak juga perlu dibimbing untuk mengontrol dirinya dengan benar sehingga diharapkan perilaku yang tercipta adalah perilaku yang mengarah pada hal-hal positif.

Program ini terdiri dari rancangan kegiatan-kegiatan positif yang dapat dilakukan oleh anak. Usia SMP biasanya anak memiliki kecenderungan dalam membentuk kelompok pertemanan dan terpengaruh oleh kelompoknya.

Raissa Azzura Faatin menyatakan kegiatan yang digelar di daerah Tamantirto Kasihan Bantul tersebut dibagi menjadi beberapa bidang diantaranya journaling, sharing session, regulasi emosi dan drama.

“Journaling adalah kegiatan katarsis emosi melalui tulisan dalam buku jurnal. Kegiatan journaling ini dilaksanakan dengan memberikan peserta buku journaling, alat tulis, dan alat gambar, yang kemudian akan mereka pakai setiap hari dalam sepekan. Journaling juga menjadi alat penyampai kebutuhan, keluhan, maupun perkembangan anak selama mengikuti program,” kata Raissa.

Sedangkan, sharing session adalah sesi sharing kelompok. Regulasi emosi adalah kegiatan penyuluhan dan praktik pada peserta dalam kelompok.

Kegiatan ini ditujukan untuk membantu peserta memahami dan mengetahui cara untuk meregulasi diri ketika merasakan suatu emosi.

Kegiatan ini akan menggunakan kelompok yang sama dengan sharing session, dengan masing-masing kelompok didampingi oleh 2 volunteer.

Sementara, drama adalah program yang bertujuan sebagai media pengembangan bakat, pengekspresian emosi, dan melatih empati anak-anak terhadap orang lain melalui peran yag didalaminya sesuai dengan alur drama yang ada.

Sani Rahma Azzahra menambahkan, tim mereka juga menyertakan TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) sebagai kegiatan penguatan keagamaan bagi para peserta yang beragama Islam.

Tujuan dari program ini adalah untuk memperkuat pendidikan moral para subjek sehingga mereka dapat berperilaku sesuai tuntunan dan norma yang ada.

Baca juga: Sebanyak 400 Peserta Meriahkan Kompetisi Lari Trail BOB Forest Run 2022

Kegiatan TPA ini dilakukan untuk mengisi aktivitas yang positif dalam kehidupan anak.

Dengan seringnya mengikuti kegiatan seperti ini, diharapkan anak dapat patuh pada agamanya dan menghindari
larangan Tuhan termasuk kenakalan-kenakalan yang tidak diinginkan.

Kegiatan ini berhasil meraih dana Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam bidang Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa). (ard)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved