Mimbar Legislasi

Kalurahan Didorong untuk Meningkatkan IT Tapi Tidak Meninggalkan Kearifan Lokal

Pemilihan lurah (Pilur) 21 kalurahan di Kabupaten Bantul telah selesai dan setiap wilayah sudah mendapatkan calon pemimpin sesuai kehendak rakyat.

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Anggota Komisi A DPRD Bantul, Anton Wahono dari fraksi PDI Perjuangan 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemilihan lurah (Pilur) 21 kalurahan di Kabupaten Bantul telah selesai dan setiap wilayah sudah mendapatkan calon pemimpin sesuai kehendak rakyat.

Anggota Komisi A DPRD Bantul, Anton Wahono, berharap para lurah terpilih dapat melayani masyarakat dengan baik, baik dengan membangun sarana prasarana di wilayahnya masing-masing, maupun mengembangkan potensi yang ada di Kalurahan.

Dalam hal membangun sarana prasarana, ia berharap para Lurah dapat menyerap anggaran yang dikucurkan pemerintah dengan maksimal, baik BKK (bantuan keuangan khusus) maupun yang lain termasuk dana keistimewaan.

Baca juga: Rishi Sunak Jadi PM Inggris Pertama Berdarah India, Raja Charles III Akan Melantiknya

Setiap kalurahan memiliki permasalahan yang berbeda, tidak sebatas pada urusan infrastruktur, maupun sarana prasarana tetapi juga terkait peningkatan ekonomi, pendidikan hingga sektor pertanian.

“Masyarakat kebanyakan memilih lurah baru, bahkan ada lurah-lurah muda yang terpilih. Lurah muda memang memiliki kelebihan, namun juga ada kekurangannya. Kelebihannya adalah di bidang informasi teknologi (IT),” ujarnya Senin (24/10/2022).  

Menurutnya penerapan IT sangat diperlukan untuk mengembangkan suatu wilayah. Mulai dari administrasi, memasarkan potensi yang ada di kalurahan, termasuk untuk melakukan sosialisasi-sosialisasi program pemerintah.

Selain lurah, ia berharap berharap pamong yang bertugas saat ini mampu bekerja dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Dengan begitu, program kerja mereka dapat semakin meluas, efektif dan efisien. 
 
Sementara kekurangannya, anggota dari Fraksi PDI Perjuangan ini menyatakan bahwa lurah maupun pamong yang masih muda memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi ke warga masyarakat. Ia menilai bahwa anak muda mengalami kesulitan jika harus berbicara ke khalayak banyak, apalagi dengan menggunakan bahasa jawa.

Padahal menurutnya, komunikasi itu penting agar perangkat kalurahan dapat dirasakan kehadirannya di tengah masyarakat, tak hanya sebatas memberikan sambutan saat ada hajat, namun dalam kegiatan apapun.

“Masyarakat semakin canggih, itu sudah bagus, tapi kearifan lokal jangan ketinggalan,” ucapnya.

Baca juga: Upaya Percepatan Layanan Kesehatan Tingkat Desa Di Kabupaten Wonosobo: Sekolah Partisipasi

Lebih lanjut ia menyatakan selain pemberdayaan masyarakat, yang perlu ditingkatkan adalah kapasitas dari lurah dan perangkat lainnya.  Ia menyatakan bahwa Komisi A mendorong adanya bimtek. Ia berharap dinas terkait dapat membantu dalam meningkatkan kapasitas lurah terkait dengan pemahaman pemerintahan dan aturan pemerintah.

“Harus dianggarkan untuk peningkatan kapasitas lurah dan pamong dengan narasumber yang berkompeten. Misal tentang ketugasan lurah, tupoksi carik dan sebagainya. Karena mereka kan berasal dari masyarakat awam, jadi harus ada bimtek, termasuk latihan untuk bahasa jawa harus ditingkatkan,” tandasnya. (nto) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved