Pemkab Magelang Dorong Potensi Pariwisata Melalui Pembudayaan di Desa Wisata

Desa wisata yang baik mampu mengembangkan peluang yang dimiliki sekaligus juga mampu mengatasi berbagai tantangan yang timbul

TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kabupaten Magelang 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang terus mendorong pembudayaan berbasis literasi, inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan potensi desa wisata di daerahnya.

Hal ini tidak lepas dari aspek ekologis, edukatif, dan sosial budaya di wilayahnya 

Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, Adi Waryanto, mengatakan Kabupaten Magelang merupakan satu dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah yang secara geografis dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan. 

Dengan kondisi tersebut, menjadikan desa-desa yang ada di Kabupaten Magelang berpotensi untuk mengembangkan pariwisata.

"Potensi wisata di desa apabila mampu dikelola melalui pendekatan pembangunan kepariwisataan berkelanjutan secara terpadu, sangat dimungkinkan dapat memberi nilai tambah yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat, sekaligus meminimalisir tingkat kemiskinan,"ucapnya pada Minggu (16/10/2022)

Ia menjelaskan, bahwa desa wisata yang baik mampu mengembangkan peluang yang dimiliki sekaligus juga mampu mengatasi berbagai tantangan yang timbul

Sehingga kawasan pedesaan dapat tetap tumbuh bahkan menjadi tempat wisata alternatif yang tepat bagi pariwisata massal.

"Untuk itu, pariwisata berbasis kawasan diharapkan mampu menghadapi transformasi yang berkembang saat ini serta dapat menjaga keberlanjutan desa, baik secara lingkungan, budaya, dan ekonomi," harapnya.

Sementara, itu,Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Kemenko PMK, Didik Suhardi mengatakan, Indonesia mempunyai potensinya yang sangat luar biasa. Ciri khas negara maju salah satunya adalah prosentase para pengusahanya semakin meningkat.

"Kalau dilihat saat ini di Indonesia prosentase interpreneur baru 3,17 persen dan bisa berkaca dari negara-negara maju dengan persentase 11 sampai 13 persen, ini menunjukkan kita masih butuh interpreneur baru dan itu yang kami harapkan dari desa," ungkap Didik.

Menurutnya, literasi di desa sangatlah penting untuk dikembangkan, masih banyak potensi yang masih belum dioptimalkan selama ini.

"Anggaplah ini sebagai mutiara-mutiara yang belum kita poles. Dan sekarang saatnya kita poles dengan kita kasih stimulus baik dari training kemudian inovasi, motivasi, sehingga mereka akan menjadi orang-orang hebat," ujarnya.

Ia mengatakan, desa sekarang ini sudah tidak saatnya lagi memposisikan sebagai objek, melainkan harus menjadi subjek dari pembangunan.

Karena kapasitas desa saat ini sudah sangat luar biasa dengan anggaran yang sangat besar kemudian dengan SDM berpendidikan tinggi.

"Tinggal bagaimana kita memberikan motivasi, menginspirasi, memfasilitasi sehingga mengedukasi masyarakat desa semakin meningkat. Dan, ke depan yang lebih penting lagi bahwa kita harus mendorong bahwa kontributor pembangunan ini nanti bukan hanya perusahaan-perusahaan besar tapi para interpreneur baru atau muda dari pedesaan,"tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved