Maulid Nabi

Peringati Maulid Nabi, Berikut Kisah Kelahiran Rasulullah SAW dalam Terjemahan Syair Kitab Ad-Diba’i

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW berlangsung Minggu (09/10/2022) atau 12 Rabiul Awal, umat Islam biasanya menggelar berbagai kegiatan keagamaan.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
freepik
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H 

TRIBUNJOGJA.COM - Peringatan maulid Nabi atau Maulid Nabi Muhammad SAW berlangsung Sabtu (8/10/2022). atau 12 Rabiul Awal, umat Islam biasanya menggelar berbagai kegiatan keagamaan.

Tak ketinggalan pula diselingi lantunan-lantunan syair sholawat nabi saat Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ada beberapa jenis sholawat nabi yang dikenal dan bisa dilantunkan saat peringatan maulid Nabi atau Maulid Nabi Muhammad SAW 2022 ini.

Di antaranya adalah sholawat Dibai atau sholawat maulid Diba.

Kitab ini bercerita tentang hal-ihwal Nabi Muhammad SAW secara sastrawi.

Istilah ini diambil dari nama pengarangnya yaitu al-Imam Wajihuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Diba’i asy-Syaibani al-Yamani az-Zabidi asy-Syafi’i atau lebih dikenal sebagai Imam Ad-Diba'i.

Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW dalam Terjemahan Kitab Ad-Diba’i

Ketika tiba masa kemunculan mentari utusan di langit keagungan.

Tulisan agung keluar dengannya dengan pembesar kerajaan yaitu jibril

Wahai jibril, umumkan di seluruh makhluk dari penduduk bumi dan langit

Dengan ucpan selamat dan kabar bahagia, Karena cahaya yang terjaga dan rahasia yang tersimpan yang aku ciptakan sebelum wujudnya sesuatu dan penciptaan bumi dan langit

Aku pindah di malam ini ke perut ibunya dalam keadaan bahagia.

Aku penuhi alam dengan cahaya karena dia dan kau menganggung dalam keadaan yatim, dan akau mensucikan keluarganya

Maka arsy goncang karena senang dan bahagia dan singgasana bertambah mulia dan tenang.

Dan langit terpenuhi cahaya dan malaikat bergemuruh dengan tahlil dan mengagungkan dan istighfar.

Ibunya tidak henti-henti melihat bermacam-macam kemuliaan dan keutamanya, sampai akhir kesempurnaan mengandungnya. Dan ketika kontraksi sangat terhadapnya dengan izin tuhan makhluk.

Ia melahirkan sang kekasih SAW dalam keadaan sujud, syukur dan memuji, seakan ia adalah purnama di kesempurnaanya.

Nabi SAW dilahirkan dalam keadaan terkhitan dengan tangan perhatian, tercelak dengan celak petunjuk.

Maka angkasa bersinar karena kemuliaanya dan alam menyala dan terang dari cahanya dan masuk di akad janjinya orang-orang yang akhir seperti masuk dalamya orang yang dahulu.

Awal keutamaanya adalah mu’jizat dengan matinya api persia, dan runtuhnya singgasana dan setan dilempar dari langit dengan lentara yang membakar.

Dan setiap jin yang kuat kembali, dia dengan kekuatan kekuasaannya itu hina dan tunduk ketika cahaya yang berkilat itu terhubung dari puncaknya, dan terang yang menyorot itu dekat dengan keagungannya.

Sampai di tawarkan kepada orong-orang yang menyusui dikatakan siapa yang menanggung mutiara yang yatim ini yang tidak ada harganya.

Burung-burung mengatakan: kita yang memperoleh cita-citanya yang agung hewan-hewan buas mengatakan: kita lebih berhak mengagungkannya agar kita memperoleh kemuliaan dan keagungannya.

Dikatakan: wahai umat-umat, tenanglah kalian, karena sesungguhnya allah telah menghukumi di hikmahnya yang lampau.

Itulah kisah nabi yang terangkum dalam balutan syair dari kitab Ad-Diba’i.

Semoga bisa menambah rasa cinta kita sebagai umatnya kepada Nabi Muhammad SAW, lebih-lebih memberi manfaat ketika kita membacanya.

(MG-HANIF RIZAL HIDAYAT)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved