Maulid Nabi
Peringati Maulid Nabi, Berikut Kisah Kelahiran Rasulullah SAW dalam Terjemahan Syair Kitab Ad-Diba’i
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW berlangsung Minggu (09/10/2022) atau 12 Rabiul Awal, umat Islam biasanya menggelar berbagai kegiatan keagamaan.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
Ibunya tidak henti-henti melihat bermacam-macam kemuliaan dan keutamanya, sampai akhir kesempurnaan mengandungnya. Dan ketika kontraksi sangat terhadapnya dengan izin tuhan makhluk.
Ia melahirkan sang kekasih SAW dalam keadaan sujud, syukur dan memuji, seakan ia adalah purnama di kesempurnaanya.
Nabi SAW dilahirkan dalam keadaan terkhitan dengan tangan perhatian, tercelak dengan celak petunjuk.
Maka angkasa bersinar karena kemuliaanya dan alam menyala dan terang dari cahanya dan masuk di akad janjinya orang-orang yang akhir seperti masuk dalamya orang yang dahulu.
Awal keutamaanya adalah mu’jizat dengan matinya api persia, dan runtuhnya singgasana dan setan dilempar dari langit dengan lentara yang membakar.
Dan setiap jin yang kuat kembali, dia dengan kekuatan kekuasaannya itu hina dan tunduk ketika cahaya yang berkilat itu terhubung dari puncaknya, dan terang yang menyorot itu dekat dengan keagungannya.
Sampai di tawarkan kepada orong-orang yang menyusui dikatakan siapa yang menanggung mutiara yang yatim ini yang tidak ada harganya.
Burung-burung mengatakan: kita yang memperoleh cita-citanya yang agung hewan-hewan buas mengatakan: kita lebih berhak mengagungkannya agar kita memperoleh kemuliaan dan keagungannya.
Dikatakan: wahai umat-umat, tenanglah kalian, karena sesungguhnya allah telah menghukumi di hikmahnya yang lampau.
Itulah kisah nabi yang terangkum dalam balutan syair dari kitab Ad-Diba’i.
Semoga bisa menambah rasa cinta kita sebagai umatnya kepada Nabi Muhammad SAW, lebih-lebih memberi manfaat ketika kita membacanya.
(MG-HANIF RIZAL HIDAYAT)