Kata Kata Mutiara
Kata-Kata Mutiara Habib Luthfi bin Yahya Penuh Hikmah dan Menggugah Iman
Karier Habib Luthfi sebagai ulama sudah malang melintang di tanah air. Beliau terkenal karena kelembutannya saat berdakwah keliling Indonesia.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM - Habib Luthfi bin Yahyaa dalah ulama kharismatik asal Pekalongan yang masih keturunan Nabi Muhammad SAW.
Habib Luthfi memiliki nama lengkap Dr (HC) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, beliau lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada tanggal 10 November 1947.
Karena kepiawaiannya dalam berdakwah, Habib Luthfi bin Yahya berhasil mendapat gelar Doktor Honoris Causa Bidang Komunikasi Dakwah dan Sejarah Kebangsaan dari Universitas Negeri Semarang pada November 2020.
Karier Habib Luthfi bin Yahya sebagai ulama sudah malang melintang di tanah air.
Beliau terkenal karena kelembutannya saat berdakwah keliling Indonesia.
Selain aktif berdakwah, Habib Luthfi bin Yahya juga aktif di beberapa organisasi.
Beliau tercatat mengemban jabatan sebagai Rois Aam Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu'tabaroh an-Nahdliyyah (Jatman).
Selain itu, Habib Luthfi bin Yahya juga merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2019–2024.
Berikut penulis rangkum kata-kata mutiara islam Habib Luthfi bin Yahya yang penuh makna dan menggetarkan hati ;
1. Kalau tidak bisa menjernihkan, setidaknya jangan memperkeruh.
Kalau tidak bisa membantu, setidaknya jangan membebani.
Kalau tidak bisa menciptakan tawa, setidaknya jangan menyebabkan luka.
2. Jagalah pikiranmu karena akan menjadi perkataan, jagalah perkataanmu karena akan menjadi perbuatan, jagalah perbuatanmu karena akan menjadi kebiasaan.
3. Jangan sekali-kali melupakan guru yang telah mengenalkanmu dzahir-dzahir syariat, terlebih guru mursyidmu yang telah membimbingmu menuju Allah SWT.
4. Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan sibuk memperbaikinya dengan tidak mempedulikan cacat dan aib orang lain.
5. Rezeki itu ibarat tangki mobil, sudah ada takarannya, tidak bisa dilebihkan atau dikurangi.
Kalau dilebihkan maka akan luber dan kalau dikurangi bisa-bisa pengemudi tidak sampai tujuan.
6. Seorang muslim itu harus seperti air laut, meskipun ratusan sungai mengalirkan air tawar, ia akan tetap asin dan tak pernah memaksa ikan di dalamnya menjadi asin.
7. Ketika Allah SWT memerintahkan salat, mustahil Allah SWT melaksanakan salat.
Ketika Allah SWT memerintahkan zakat, mustahil Allah SWT menunaikan zakat.
Ketika Allah SWT memerintahkan haji, mustahil Allah SWT melaksanakan haji, tetapi ketika Allah SWT memerintahkan membaca selawat, Allah pun ikut membaca selawat.
Inilah keistimewaan selawat.
8. Karena kami mencintai Allah dan RasulNya, maka kami mencintai tanah air ini.
Mencintai tanah air sebagai wujud terima kasih kami kepada Allah dan RasulNya.
9. Seseorang yang bertaubat itu laksana seorang ibu yang anaknya diculik, lalu ia berhasil merebut kembali anaknya dari tangan para penculik.
Lihatlah, betapa bahagianya dia.
Adakah kebahagiaannya dapat diukur oleh sesuatu ?
10. Barang siapa mendahulukan ikhlas sebelum amal, maka ia tidak akan bisa beramal.
Hendaknya ia beramal, kemudian menuntut dirinya untuk ikhlas.
11. Setiap orang mempunyai mahkota, dan mahkota paling hebat adalah akhlak, kerahmatan, senyum, dan wajah cerah.
Kemudian melihat setiap individu umat dengan kasih sayang, bukan dengan pandangan permusuhan.
12. Niat yang baik dan kuat merupakan pendorong agar kita bisa meraih apa yang kita cita-citakan.
13. Jika kamu bekerja jangan hanya berniat sekedar untuk mencari rezeki, namun bercita-citalah agar dirimu semakin dekat dengan Allah SWT sang pemberi rezeki.
14. Salah satu penyakit hati yang berbahaya adalah hasud.
Hasud jika dikombinasikan dengan sikap ghibah atau lalai akan memunculkan sikap sombong.
15. Seseorang tidak seharusnya menuntut kesempurnaan, baik ia sendiri maupun orang lain.
Sebab, jika ia menuntut kesempurnaan dari dirinya, ia tidak akan beramal.
Jika ia menuntut kesempurnaan dari orang lain, ia tidak akan memandang mulia seorangpun, ia bahkan akan memandang rendah semua orang.
16. Hikmah diperoleh setelah penalaran yang mendalam.
Hikmah juga mengajarkan seseorang untuk bersikap sabar.
17. Orang yang belajar dan mengajar serta mengamalkan ilmunya.
Ia mengetahui tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan Allah melapangkan dadanya untuk siap menerima macam-macam ilmu.
18. Jika sulit mencari alasan untuk menghormati pemeluk agama lain, alasan bahwa dia adalah manusia ciptaan Allah SWT saja sudah cukup.
19. Boleh jadi rezekimu berupa keselamatan dan kesehatan, mungkin juga ditutupinya setiap kesalahanmu, atau diselamatkan dari keburukan, atau orang suka padamu, atau keluarga yang menghangatkanmu.
Jangan membatasi rezeki hanya pada materi.
20. Mensucikan diri penting, tidak mungkin tidak karena perang dan permusuhan disebabkan oleh kotornya hati, hasud, dengki, dan amarah.
(MG-HANIF RIZAL HIDAYAT)