G30 S PKI

PROFIL AH Nasution Jendral Bintang Lima Berkarier Moncer yang Lolos dari Tragedi G30S

Sebenarnya, ada target lain dalam Gerakan 30 September 1965 ini, yaitu AH Nasution, seorang jenderal Angkatan Darat (AD). Kendati begitu, dia selamat

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
kompas.com
PROFIL AH Nasution Jendral Bintang Lima Berkarier Moncer yang Lolos dari Tragedi Gerakan 30 September (G30S) 

Pendidikan memang menjadi fokus orang tua. Terkadang orang tua bisa tidak sependapat dengan sang anak.

Dalam kisah AH Nasution, ibu Nasution tak menginginkan anaknya sekolah agama, ia justru ingin sang putra menempuh pendidikan kedokteran di Batavia (sekarang Jakarta).

Akan tetapi, kedua keinginan orang tuanya tidak tercapai, Nasution melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah atau Europeesche Lagere School (ELS) dan lulus pada 1938.

Pendidikan menengah atas AH Nasution kemudian dilanjutkan di Algemeene Middelbare School (AMS) Bagian B di Jakarta dan lulus pada tahun 1938.

Tiga tahun kemudian, 1935, Nasution pindah ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya.

Awalnya, Nasution memang memiliki keinginan untuk menjadi guru.

Namun, seiring berjalannya waktu, keinginan tersebut kian lama kian menghilang.

Nasution justru tertarik mengabdi sebagai prajurit.

Kendati begitu, Nasution tetap menjadi guru setelah lulus pada 1937. Ia sempat mengajar di Bengkulu serta Palembang.

2. Perjalanan Karier Militer

Jendral bintang lima ini menapaki karier di Akademi Militer, Bandung. Semua berawal dari Jerman Nazi menduduki belanda dan pemerinta kolonial Belanda membentuk korps perwira cadangan yang menerima rakyat pribumi.

Tak heran, jika Pak Nas, begitu biasa beliau dipanggil, turut bergabung karena ini merupakan kesempatan emas baginya bisa mendapat pelatihan militer.

Berkat kepawaiannya, sekitar bulan September 1940, Nasution dipromosikan menjadi kopral dan tiga bulan setelahnya menjadi sersan.

Ia pun menjadi seorang perwira di Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL).

Setelah menyelesaikan studinya, Nasution diangkat menjadi vaandrig atau pembantu letnan calon perwira dan ditempatkan di Batalion 3 Surabaya lebih tepatnya di Kebalen.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved