Usung Line Up 100 Persen Musisi Indonesia, JogjaROCKarta Festival 2022 Tetap Meriah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gelaran musik JogjaROCKarta Festival 2022 yang digelar di Tebing Breksi, 24 dan 25 September 2022, terasa berbeda.

Pasalnya, pada gelaran kali ini Rajawali Indonesia selaku promotor menghadirkan 100 persen line up musisi Tanah Air.

Seperti diketahui, pada gelaran sebelumnya JogjaROCKarta selalu menghadirkan band mancanegara yang dihadirkan sebagai band pamungkas.

Misalkan pada 2017 silam, JogjaROCKarta menghadirkan band asal Amerika Serikat Dream Theater.

Kemudian berlanjut pada 2018, grup band Megadeth yang digawangi Dave Mustaine menghibur warga Indonesia.

Pada medio 2019, band Extreme diundang memeriahkan JogjaROCKarta. Pada 2020, dua band mancanegara sekaligus dihadirkan yakni Scorpions dan Whitesnake.

Sedianya pada tahun ini, JogjaROCKarta Festival 2022 menghadirkan penampilan dari Hoobastank, band rock alternative asal Amerika Serikat.

Sayangnya, musibah dialami oleh gitaris Hoobastank, Dan Estrin, yang mengalami patah kaki saat mempersiapkan diri terbang ke Indonesia.

"JogjaROCKarta Festival 2022 kali ini akhirnya terwujud dengan 100 persen line upnya Indonesia. Seperti kita tahu kemarin Hoobastank yang seharusnya jadi headliner, gitarisnya kakinya patah waktu dia lagi persiapan ke Indonesia. Akhirnya Alhamdulillah dapat penggantinya God Bless kebetulan jadwalnya kosong," terang Founder Rajawali Indonesia & CEO JogjaROCKarta Festival, Anas Syahrul Alimi, Sabtu (24/9/2022)

Diakuinya, absennya band rock dari luar negeri dalam gelaran kali ini menjadi pembeda.

"Memang ada bedanya, JogjaROCKarta sebelumnya sukses mengundang band besar dunia sebelumnya ada Scorpion, Megadeth, Dream Theater dan kali ini nggak ada, akhirnya ada antusiasmen yang agak berkurang. Tapi secara keseluruhan, walaupun tanpa kehadiran band luar antusiasmenya masih bagus," ujar Anas.

Lebih lanjut Anas menerangkan, seiring dengan perkembangan regulasi, konsep penonton JogjaROCKarta Festival 2022 diputuskan untuk diubah.

Konsep penonton tidak lagi di atas jeep. Namun, dikembalikan seperti pada umumnya menonton musik rock.

"Ini bahkan sempat maju mundur. Awalnya konsepnya rock on jeep, tapi perkembangannya kami kembalikan lagi seperti dulu," ujarnya.