Berita Magelang Hari Ini
Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM, Ratusan Sopir Truk dan Traktor Geruduk Kantor DPRD Kabupaten Magelang
Massa aksi juga membawa spanduk-spanduk yang berisikan penolakan atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagota Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Magelang digeruduk ratusan orang yang berasal dari paguyubuan sopir truk angkutan pasir dan paguyuban sopir traktor di wilayah ini.
Mereka mendatangi kantor perwakilan rakyat itu menggunakan kendaraan masing-masing.
Massa aksi juga membawa spanduk-spanduk yang berisikan penolakan atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Keresahan kenaikan harga BBM ini salah satunya dirasakan oleh Khoirul Muna, sekretaris paguyuban Sopir Traktor Mania Magelang.
Ia mengaku, naiknya harga BBM sangat berdampak besar pada kehidupannya.
"Kami sudah susah, semua barang-barang naik. Ditambah lagi BBM naik apa tidak semakin menderita. Kami rakyat kecil semakin susah dan susah sekali,"ucapnya di depan kantor DPRD Kabupaten Magelang.
Tak hanya itu, kesulitan para sopir traktor pun semakin bertubi ketika pemerintah daerah lewat Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang mengeluarkan surat edaran yang mengatur alokasi solar untuk alat sarana pertanian.
Dalam surat edaran itu tertulis alat sarana pertanian berupa traktor roda dua mendapatkan jatah membeli solar 16 liter perbulan.
"Kami dikasih kabupaten itu sebulan dijatah hanya 16 liter, itu berarti sehari setengah liter. Yo dikira-kira apa itu nyandak padahal sehari kami membutuhkan lima liter. Terus kami mau kerja seperti apa?," keluhnya.
Sementara itu, Ketua Jaringan Pengemudi Angkutan Pasir (JPAP), Erfin Yulianto, mengatakan kenaikan BBM tidak hanya berdampak pada pekerjaannya saja namun juga berdampak terhadap pendidikan anaknya.
"Kalau BBM mahal, semuanya mahal. Sedangkan pemasukan minim. Kami punya anak yang masih sekolah biaya dari mana padahal itu harapan kami. Biar orangtuanya tidak sekolah asalkan anaknya bisa sekolah tinggi,"tuturnya.
Menanggapi massa yang menggeruduk kantornya, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Magelang, Suharno menemui langsung para pengunjuk rasa.
"Pemikiran saya dengan rekan-rekan yang ada di dalam (anggota DPRD yang lain), sama dengan para panjenengan (massa aksi. Kami juga menghendaki bagaimana BBM itu bisa, bisa turun,"ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya berjanji akan meneruskan keresahan dan aspirasi yang disampaikan ke atasan pemerintah pusat.
"Apa yang menjadi aspirasi panjenemgan akan saya ikuti. Silahkan setelah satu atau dua hari tanyakan ke saya sudah sampai atau belum ini surat kepada atasan di sana. Biar mereka mengetahui apa yang dirasakan panjenengan di sini,"urainya. (*)