Cahyaning Kaistimewan Jogja Istimewa Dan Filosofi Angka 10

TRIBUNJOGJA.COM - Gending Cahyaning Kaistimewan Jogja Istimewa ditabuh serentak di berbagai daerah di DIY, sebagian di Indonesia dan bahkan luar negeri pada pukul Sabtu, 10 September 2022, pukul 10:10 WIB.

Gending lancaran yang diciptakan khusus ini memang diperuntukan untuk digaungkan dalam gelaran Gelegar Gamelan Jogja Istimewa, Penabuhan Gamelan Secara Serentak Terbanyak Pada Pukul 10:10.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi menjelaskan, penabuhan gamelan ini sebagai bukti guyubnya masyarakat.

Selain itu, sebagai bentuk pertanggungjawaban dari hibah 292 paket gamelan di DIY.

“Jadi sekaligus cek progress untuk menabuh gamelan secara ramai-ramai, dengan cara mengambil beberapa perwakilan,” ungkap Dian Lakshmi di Gerbang Pleret, Bantul, Sabtu (10/9/2022).

Sementara itu, Paniradya Pati Aris Eko Nugroho menyebut, dipilihnya tanggal 10, pukul 10 lebih 10 menit itu karena angka 10 sangat akrab dengan kehidupan manusia.

“Jadi, angka 1 sering diartikan sebagai simbol mewakili keberadaan, sedangkan angka 0 adalah simbol perwakilan dari kekosongan. Secara filosofi, hikmah yang terkandung dalam angka 10 adalah, bahwa keberadaan sesuatu baru dinilai bermanfaat jika dapat mengisi kekosongan, menutupi kekurangan. Hal ini dapat diartikan, diharapkan dengan hadirnya Dana Keistimewaan bisa mengisi kekosongan untuk kesejahteraan masyarakat,” paparnya.

Selain itu, lanjut Aris Eko Nugroho, harapan berikutnya adalah pelaksanaan penetapan dan pelantikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wakil Gubernur KGPAA Paku Alam X pada 10 Oktober nanti berjalan lancar. (*)