Perang Rusia Ukraina

Kremlin Jelaskan Pasokan Gas Nord Stream 1 Berhenti Karena Kesalahan Eropa

Rusia menjelaskan terhentinya pasokan gas Rusia ke Eropa via Nord Stream 1 terjadi karena kesalahan Eropa yang menjatuhkan sanksi ke Rusia.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
John MACDOUGALL / AFP
Pemandangan stasiun penerima Pipeline Inspection Gauge (PIG), Nord Stream 2 bagian dari area pendaratan, di Lubmin di pantai Laut Baltik Jerman, timur laut Jerman, pada 1 Maret 2022. Setelah dipertahankan oleh kanselir Angela Merkel saat itu sebagai ekonomi murni proyek yang akan membawa gas lebih murah ke Eropa, pipa Nord Stream 2 yang kontroversial senilai 10 miliar euro akhirnya telah diblokir oleh Jerman atas invasi Rusia ke Ukraina. Namun desa pesisir kecil di Jerman, Lubmin, tempat jalur pipa menuju pantai, tetap terbagi di atas Nord Stream 2. 

TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW - Gazprom menjelaskan, mereka terpaksa berhenti memompa gas melalui pipa Nord Stream ke Eropa karena turbin terakhir yang tersisa rusak.

Peralatan yang ada tidak sesuai untuk penggunaan lebih lanjut. Perusahaan mengatakan telah meminta perbaikan dari produsen turbin, tetapi saat ini tidak tersedia karena terkendala sanksi barat.

Jeda pasokan gas melalui pipa Nord Stream 2 tidak disebabkan tindakan Gazprom sendiri, tetapi oleh pelanggaran Eropa terhadap perjanjian pemeliharaan peralatan pipa.

Demikian dijelaskan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dikutip Sputniknews di Moskow, Minggu (5/9/2022).

Baca juga: Gazprom Rusia Hentikan Pasokan Gas ke Perusahaan Engie di Prancis

Baca juga: Gazprom Matikan Pipa Nord Stream Tanpa Batas, Eropa dan Inggris Makin Panik

Baca juga: Kehilangan Pasokan Gas Rusia, Eropa Bisa Runtuh Mulai Musim Dingin Tahun Ini

"Jika orang Eropa benar-benar tidak masuk akal membuat keputusan menolak untuk melakukan pemeliharaan peralatan (Gazprom), yang harus mereka layani berdasarkan kontrak, maka ini bukan kesalahan Gazprom, itu adalah kesalahan para politisi yang membuat keputusan untuk menjatuhkan sanksi, " kata Peskov.

Juru bicara Kremlin mengecam pemerintah Uni Eropa, mengatakan itu adalah kesalahan mereka (Uni Eropa). Warga Eropa pun menderita karena tagihan listrik saat melonjak. Dia menunjukkan situasinya hanya akan memburuk ketika memasuki musim dingin.

Peskov menekankan Gazprom tidak melakukan apa pun untuk merusak reputasinya sebagai pemasok sumber daya energi yang andal selama beberapa dekade. Dia menyatakan semua kesalahan dalam situasi saat ini terletak pada negara-negara barat.

Kata-katanya digaungkan Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, sembari menunjuk Uni Eropa dan Kanada.

Turbin pipa diperbaiki perusahaan Siemens di Kanada. Situasi ini seharusnya mengubah sanksi mereka supaya bisa memenuhi kewajiban kontrak pemeliharaan dan memperbaiki peralatan yang diperoleh Gazprom.

"Kebijakan picik (barat) mengarah pada situasi di mana kita melihat keruntuhan di pasar energi Eropa. Hal terburuk belum datang," kata Novak.

Pipa Nord Stream mengurangi pasokannya selama musim panas karena turbin pemompaan gas yang membutuhkan perawatan.

Turbin ini sedang menjalani perawatan di Kanada, yang memberlakukan sanksi terhadap Rusia yang membuat mereka tak bisa mengembalikan turbin yang diperbaiki.

Ottowa akhirnya mengeluarkan satu turbin, yang dikirim ke Jerman di mana ia telah diproduksi, tetapi Gazprom belum mendapatkannya kembali.

Pada akhir musim panas, turbin terakhir yang masih berfungsi juga memerlukan perawatan, memaksa Gazprom menghentikan pemompaan sepenuhnya.

Perusahaan mengatakan Siemens bersedia melakukan perbaikan, tetapi tidak dapat melakukannya karena satu-satunya fasilitas yang sesuai untuk tujuan tersebut berlokasi di Kanada.

Mantan Kepala Eksekutif Asosiasi Perdagangan Energi Inggris Angela Knight mengatakan, keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin (lewat Gazprom) menutup pipa gas Nord Stream 1 telah membuat Inggris dan Eropa panik.

Knight mengatakan hal itu pada wawancara Times Radio, Minggu (4/9/2022). Ia menggambarkan keputusan itu upaya Presiden Rusia untuk melawan sanksi dan memulai perang ekonomi melawan negara-negara barat.

“Dia sebenarnya memainkan perang ekonomi sangat baik. Dia memainkan perang psikologis dengan sangat baik. Kami telah panik sebagai negara, Eropa juga panik, dan itu tidak mengejutkan dan saya tidak mengkritiknya,” kata Knight.

AS dan Uni Eropa telah berulang kali menuduh Rusia menggunakan energi sebagai senjata, dan mengerahkannya melawan barat sebagai bagian perang hibrida atas Ukraina. Tuduhan ini ditolak keras Moskow.

Mantan CEO Energi Inggris juga menuduh pemerintah (Inggris) melakukan kebijakan energi yang salah, yang telah mengakibatkan banyak ketergantungan dari negara-negara eksternal, dan mereka tidak terlalu ramah.

Berbicara tentang kejutan yang sangat buruk yang dialami orang Inggris, Knight memperingatkan melewati musim dingin ini akan menjadi tugas yang sulit dan mahal.

“Ada kemampuan besar untuk mengatur ulang banyak strategi dan kebijakan kami dan melakukannya dengan cepat sehingga kami mendapatkan kembali kecukupan itu, dan itu akan membantu tidak hanya dalam jangka pendek tetapi sebenarnya dalam menengah dan juga jangka panjang,” katanya.

Pernyataan Knight muncul setelah raksasa gas Rusia Gazprom mengumumkan pada Jumat mereka telah menerima peringatan dari pengawas teknis negara itu Rostekhnadzor tentang kerusakan satu-satunya mesin yang tersisa untuk pipa Nord Stream.

Fasilitas tersebut telah ditutup tanpa batas waktu sampai masalah diselesaikan. “Sampai masalah mengenai pengoperasian peralatan dihilangkan, pengangkutan gas melalui pipa gas Nord Stream telah dihentikan sepenuhnya,” kata Gazprom.

Menurut Gazprom, kebocoran oli terdeteksi selama pekerjaan pemeliharaan di stasiun kompresor Portovaya, yang dilakukan bersama dengan perwakilan perusahaan Siemens.

Akhir bulan lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menekankan sanksi anti-Rusia Barat telah menyebabkan penangguhan operasi Nord Stream.(Tribunjogja.com/Sputniknews/xna)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved