Konflik Suriah

Tiga Tentara Amerika Terluka Akibat Hantaman Roket ke Pangkalan AS di Suriah

Tiga tentara AS terluka menyusul serangan roket ke pangkalan AS di Deir ez-Zor Suriah. Daerah ini sangat kaya minyak, dikontrol pasukan AS dan Kurdi.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Al Arabiya/AFP
Seorang pejuang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) berdiri di sisi jalan saat konvoi pasukan AS melewati kota Qamishli yang mayoritas penduduknya Kurdi. 

Kanaani juga mengecam AS atas pelanggaran berkelanjutannya terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Suriah.

Ia menekankan pendudukan pasukan AS yang terus berlanjut di sebagian besar wilayah timur laut negara itu bertentangan hukum internasional.

Juru bicara itu mencirikan dalih kontraterorisme AS atas kehadirannya di Suriah sebagai alasan belaka untuk pendudukan.

AS telah menduduki sebagian wilayah Suriah sejak 2016, menghambat kemampuan negara itu untuk membangun kembali negerinya dari konflik mematikan yang didukung asing selama satu dekade.

Para pejabat Suriah memperkirakan AS dan sekutu Kurdi Suriah-nya menguasai sekitar 90 persen sumber daya minyak negara itu, dan beberapa lahan pertanian terkayanya.

Media Suriah secara teratur melaporkan penyelundupan makanan dan minyak AS ke luar negeri melalui rute penyeberangan ilegal ke Irak, dan penyelundupan konvoi peralatan dan pasokan militer melalui rute yang sama.

Tidak seperti Presiden Donald Trump, yang secara terbuka mengakui pasukan AS berada di Suriah timur untuk mengambil dan menyimpan minyak, pemerintahan Biden bungkam pada kegiatan pasukan Amerika di negara itu.

Mereka membantah tuduhan AS terlibat penyelundupan ilegal atau pasukan AS menjaga sumur minyak dan gas milik Suriah.

Presiden Suriah Bashar Assad memuji Trump pada 2019, dengan mengatakan itu baik untuk setidaknya memiliki musuh yang jujur yang tidak menutupi imperialisme AS di Suriah dengan slogan-slogan cantik.

Suriah pernah menikmati kemakmuran dari minyak, gas, dan sumber daya pertaniannya sebelum konflik yang didukung asing pecah pada 2011.

Sesudah perang berkecamuk, Suriah terpaksa bergantung bantuan pangan dan energi Rusia dan Iran di tengah upaya AS dan Eropa untuk membekap negara itu melalui sanksi dan pendudukan.(Tribunjogja.com/Sputniknews/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved