Kapolri Beberkan Apa yang Sebenarnya Terjadi saat Anak Buah Kombes Budhi Olah TKP di Rumah Sambo
Jenderal Listyo Sigit mengungkap peran Budhi dalam kasus yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo ini. Ia juga membeberkan apa yang sebenarnya terjadi
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJACOM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap apa yang sebenarnya terjadi ketika jajaran Polres Metro Jakarta Selatan (Jaksel) melakukan olah TKP di lokasi tewasnya Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Pernyataan Jenderal Listyo Sigit tersebut merujuk pada peran Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto dalam penyelidikan kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat di rumah mantan Kadiv Propam Polri tersebut.
Lantaran perannya itu, Kombes Budhi Herdi Susianto dianggap tidak profesional dalam penanganan kasus kematian Brigadir J. Kombes Budhi menjadi salah satu polisi yang dicopot dari jabatannya karena dianggap tidak profesional dan ditempatkan di tempat khusus, yakni di Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Depok, Jawa Barat.
Jenderal Listyo Sigit pun mengungkap peran Budhi dalam kasus yang juga melibatkan Irjen Ferdy Sambo ini. Ia juga membeberkan apa yang sebenarnya terjadi ketika anak buah Kombes Budhi melakukan olah TKP dan pemeriksaan terhadap 4 orang saksi.
Intervensi Sambo
"Tanggal 12 Juli Kapolres Metro Jaksel melakukan konferensi pers terkait dengan penanganan perkara yang lebih lengkap karena Polres Metro Jaksel melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) dan melakukan pemeriksaan terhadap 4 orang saksi di TKP," ujar Sigit di ruang rapat Komisi III DPR, Senayan, Rabu (24/8/2022).
Sigit menjelaskan, olah TKP dan pemeriksaan saksi yang dilakukan anak buah Kombes Budhi saat itu diintervensi oleh Irjen Ferdy Sambo.
Lokasi TKP kematian Brigadir J itu adalah rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Karena hal itu, proses penyidikan dan olah TKP yang dilaksanakan pada kasus pembunuhan Brigadir J ini menjadi tidak profesional.
Meski mendapat intervensi dari Sambo, Budhi mengatakan, dalam jumpa pers bahwa penanganan peristiwa di Duren Tiga itu sudah sesuai dengan prosedur dan kronologis.
"Diawali dengan terjadinya pelecehan terhadap saudara PC (istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi), sehingga kemudian terjadi hal-hal seperti tadi saya sampaikan, di mana kemudian kapolres juga menyampaikan hasil otopsi sementara. Saat itu disampaikan ada perkenaan 7 luka tembak masuk dan 6 luka tembak keluar," tuturnya.
Sigit mengatakan, keterangan Budhi saat itu menimbulkaan pertanyaan. Akibatnya, hasil dari proses penyidikan oleh polisi terkesan janggal.
Dia menekankan Budhi terlalu cepat mengambil kesimpulan saat menyampaikan peristiwa di Duren Tiga itu ke publik.
"Apa yang disampaikan oleh kapolres tersebut tentunya terlalu cepat mengambil kesimpulan," kata Sigit.
Selain itu, Sigit menyebut Budhi juga terlambat datang ke tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Brigadir J.
