Jakapil Kanukura, Dinosaurus Argentina Ini Dijuluki Makhluk Lapis Baja di Tubuhnya
Ahli paleontologi menemukan dinosaurus Patagonia Argentina yang memiliki fisik seperti berlapis baja. Dinosaurus itu diberi nama Jakapil Kanukura.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, BUENOS AIRES - Ahli paleontologi Argentina mengumumkan penemuan dinosaurus kecil yang seperti berlapis baja postur tubuhnya.
Jenis dinosaurus ini sebelumnya tidak diketahui di Argentina selatan. Makhluk prasejarah itu diperkirakan berjalan tegak menggunakan kaki belakangnya.
Ia hidup sekira 100 juta tahun lalu. Laporan itu dipublikasikan di jurnal Scientific Reports, dan dikutip Russia Today, Jumat (12/8/2022).
Baca juga: Ilmuwan Temukan Embrio Dinosaurus yang Awet Sempurna
Baca juga: Temukan Fosil Mengandung DNA, Ilmuwan China Bakal Kloning Dinosaurus?
Baca juga: Asteroid Pemusnah Dinosaurus Ternyata Hantam Bumi dari Sudut Paling Mematikan
Baca juga: Inilah Spinosaurus, Dinosaurus Predator yang Diyakini Bisa Kalahkan T-Rex
Dinosaurus, yang hidup selama periode Kapur, bernama Jakapil Kanukura. Ia memiliki pelindung alaminya sendiri.
Tubuhnya dilindungi deretan pelat tulang di sepanjang leher, punggung, dan hingga ekornya. Dinosaurus itu panjangnya sekitar 1,5 meter dan beratnya hanya 4-7 kilogram.
Sisa-sisa fosilnya digali di dekat sebuah bendungan di Patagonia di daerah paleontologi La Buitrera di Provinsi Río Negro, Argentina selatan.
Ini adalah penemuan dinosaurus lapis baja pertama dari periode Cretaceous di Amerika Selatan.
Makhluk ini masuk kelompok dinosaurus thyreophoran, yang dikenal memiliki pelat punggung bertulang dan ekor runcing.
Laporan lengkap penemuan ini disusun Facundo J Riguetti, SebastiánApesteguía, dan Xabier Pereda. Ketiganya peneliti paleontologi dan geologi dari Argentina dan Spanyol.
Hasil penelitian mereka menunjukkan evolusi awal dinosaurus thyreophoran diperkirakan terjadi terutama di utara benua Amerika, karena sebagian besar bukti berasal dari masa Jurassic Bawah dan Tengah di Eropa dan Amerika utara.
Selanjutnya bergerak ke selatan dan dinosaurus lapis baja baru dari awal masa Kapur Akhir di Argentina, akhirnya ditemukan di wilayah Patagonia.
Dari penampakan fisik, dinosaurus thyreophoran ini berkerabat dekat dengan Scelidosaurus. Tapi tidak seperti kebanyakan thyreophorans, jenis terbaru ini bipedal, seperti pada Scutellosaurus.
Jakapila juga menunjukkan thyreophorans awal memiliki distribusi geografis yang jauh lebih luas daripada sebelumnya yang terpikirkan.
Makhluk purba ini anggota garis keturunan thyreophoran basal kuno yang bertahan hingga masa Kapur Akhir di Amerika Selatan.
Catatan fosil Tyreophora terutama diketahui dari belahan bumi utara, dan keberadaannya di Benua Gondwanan masih kurang dikenal.
Fosil dinosaurus lapis baja ini ditemukan di dekat wilayah Cerro Policía dalam 'Area Paleontologi La Buitrera' (LBPA), dekat Bendungan E Ramos Mexía, di Patagonia Utara, Provinsi Río Negro, Argentina.
Temuannya muncul di singkapan bagian atas Formasi Candeleros (Cenomanian). Mereka ditafsirkan sebagai akumulasi aeolian dari Gurun Kokorkom, dengan kondisi iklim saat itu antara gersang dan semi-kering.
Sebagian besar fosil di LBPA ditemukan di antara lapisan bukit pasir yang bermigrasi. Spesimen baru
ditemukan sebagai asosiasi dekat elemen di area kecil, terisolasi dari individu lain, seperti yang umumnya terjadi pada Formasi Candeleros di LBPA.
Anatomi Thyreophoran Baru
Penemuan Jakapil Kanukura di Cenomanian Argentina menunjukkan garis keturunan thyreophoran yang sama sekali baru untuk belahan bumi bagian selatan.
Takson baru ini berbagi banyak fitur dengan ornithischia basal dan thyreophorans (bahkan dengan ankylosaurids, tetapi juga memiliki beberapa hal baru.
Mandibula Jakapil yang relatif pendek, dengan fossa adduktor besar, surangular berornamen ekstensif, dan keunggulan coronoid (bahkan lebih tinggi dari Scelidosaurus).
Ia menyerupai heterodontosaurids ceratopsians, menunjukkan gigitan yang cukup kuat untuk jenis thyreophoran.
Ukuran tubuhnya lebih besar daripada kebanyakan thyreophorans dan stegosaurus basal, menyerupai Scelidosaurus.
Secara keseluruhan, kemungkinan Jakapil memiliki sistem pengunyahan yang lebih efisien daripada thyreophorans awal dalam pengolahan vegetasi.
Susunan gigi eselon mahkota menunjukkan gerakan terutama orthal untuk mengunyah, seperti pada kebanyakan thyreophorans.
Di Scelidosaurus dan thyreophorans lainnya, deretan gigi yang melengkung ke perut memungkinkan efek 'gunting' pada gigi paling depan.
Sebaliknya, moncong Jakapil yang lurus dan sempit menunjukkan strategi makan yang berbeda, bukan memotong daun tetapi memilih elemen yang membutuhkan pemrosesan yang lebih sulit.
Para peneliti menyatakan, penemuan Jakapil Kanukura ini tidak hanya mendukung keberadaan garis keturunan dinosaurus thyreophoran awal yang bertahan di Gondwana untuk waktu yang lama.
Namun kemunculan jenis dinosaurus lapis baja ini memperlihatkan pentingnya fosil Gondwanan dalam studi tentang asal usul dan evolusi dinosaurus.(Tribunjogja.com/RussiaToday/Scientific Report/xna)
