Berita Jogja Hari Ini

Buntut Insiden Bentrok Suporter di Yogyakarta, Ketum Asprov PSSI Jateng: Seharusnya Tidak Terjadi

Oknum suporter Persis Solo diduga melakukan provokasi di kawasan Tugu Yogyakarta bahkan sempat terjadi gesekan dengan warga di kawasan Jalan Gejayan.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ Taufiq Syarifudin
Pecahan kaca bekas keributan suporter sepak bola di Gejayan, Senin (25/7/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM - Ketum Asprov PSSI Jawa Tengah, Yoyok Sukawi menyayangkan kerusuhan yang terjadi di sejumlah titik di Yogyakarta saat oknum suporter Persis Solo melintas untuk menyaksikan laga kontra Dewa United di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Senin (25/7/2022).

Seperti diketahui, oknum suporter Persis Solo diduga melakukan provokasi di kawasan Tugu Yogyakarta bahkan sempat terjadi gesekan dengan warga di kawasan Jalan Gejayan.

Setelah terjadinya insiden tersebut, Yoyok Sukawi mengaku langsung berkomunikasi dengan ketum Asprov PSSI DIY, Ahmad Syauqi Soeratno.

Kedua belah pihak ingin kericuhan seperti di Yogyakarta kemarin tidak kembali terjadi karena tujuan dari sepak bola yakni menyatukan.

"Kemarin saya langsung telpon Pak Syauqi. Kami berdua sepakat, kejadian seperti itu sudah seharusnya tidak terjadi. Setelah ini kami langsung agendakan pertemuan-pertemuan dengan pihak terkait. Kami ingin ada sarasehan antar pihak yang terlibat," tandas Yoyok Sukawi pada Rabu (27/7/2022) di Semarang.

"Tujuan sepak bola itu menyatukan. Rivalitas pahit jangan sampai terjadi, apalagi menjalar di luar lapangan dan merugikan masyarakat. Aprov PSSI Jateng dan DIY akan coba fasilitasi sarasehan dan rembugan tersebut," tambahnya.

Sebelumnya, Ahmad Syauqi Soeratno menyebut insiden tersebut menodai kondusifitas persepakbolaan di DIY.

'Terkait dengan kerusuhan kelompok suporter dari luar Kota Jogja, kami Asprov PSSI DIY menyayangkan hal tersebut. Kondisi persepakbolaan sekarang yang mulai kita jaga agar selalu kondusif, ternoda justru oleh kelompok dari luar DIY," ujar Ahmad Syauqi Soeratno, Selasa (26/7).

"Beberapa kejadian di Sleman maupun di Kota Jogja menunjukkan bahwa hal semacam ini harus selalu diwaspadai," tambah dia.

Lebih lanjut, Syauqi meminta kepada aparat keamanan agar dapat bertindak dengan tegas mengusut setiap pelaku yang terindikasi melakukan provokasi sehingga masyarakat Jogja dan sekitarnya bersikap terhadap kerusuhan yang terjadi yang diakibatkan oleh kelompok dari luar.

"Selain itu kami ingin sampaikan apresiasi kepada kepala daerah Kota Surakarta yang telah mengambil sikap dengan cepat, telah meminta maaf, siap mengganti segala kerugian dan saya baca di medsos beliau akan memblacklist kelompok-kelompok suporter yang berlaku tidak tertib seperti itu," kata Syauqi.

"Mari kita jaga sepak bola kita, kita pastikan sepak bola ini dapat menjadi kegiatan yang bermanfaat, menjadi kegembiraan, kenyamanan dan akhirnya ini menjadi hiburan yang positif untuk kita semua," imbuhnya.

Syauqi pun mengaku telah menjalin komunikasi dengan Ketum Asprov PSSI Jawa Tengah, Yoyok Sukawi untuk menyamakan persepsi.

"Alhamdulillah Pak Yoyok Sukawi bersama dengan jajarannya menyepakati bahwa seharusnya hal semacam itu tidak boleh terjadi lagi. Kami akan bertemu, berkoordinasi lebih intensif untuk mencegah seminimal mungkin kejadian semacam itu tidak terjadi lagi dikemudian hari,"

Semoga ini semua menjadi pelajaran bagi kita mari kita niatkan sepak bola sebagai sarana persahabatan, persaudaraan dan bukan sarana yang menakutkan yang justru membuat kita saling terpisahkan satu sama lain," ujar dia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved