Suhu Dingin

Dua Hari Ini Warga di Jogja Rasakan Suhu Sangat Dingin, Ternyata Ini Penyebab Fenomena 'Bediding'

Berdasarkan pantauan BMKG, suhu udara di wilayah Indonesia selama beberapa hari terakhir berkisar antara 14 derajat celcius hingga 21 derajat celcius.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
dok.istimewa
Ilustrasi suhu udara dingin 

TRIBUNJOGJA.COM - Sudah dua hari ini suhu udara, terutama malam hingga pagi hari, di wilayah DIY terasa sangat dini.

Kondisi itu juga terjadi di beberapa wilayah lainnya di Indonesia.

Berdasarkan pantauan BMKG, suhu udara di wilayah Indonesia selama beberapa hari terakhir berkisar antara 14 derajat celcius hingga 21 derajat celcius.

Suhu terendah di Indonesia terjadi di Maumere dan Tretes.

Suhu dingin ini sebelumnya sudah pernah terjadi pada beberapa waktu yang lalu.

Bahkan di kawasan Dieng, suhu udara mencapai minus 1,93 derajat celcius.

Fenomena suhu dingin ini bahkan memicu terjadinya bun upas atau embun yang membeku.

Terus apa penyebab suhu dingin di Indonesia selama dua hari ini ya?

Dikutip dari Tribunnews.com, ternyata penyebab suhu dingin di sejumlah wilayah di Indonesia adalah adanya pergerakan Monsoon Dingin Australia ke wilayah Indonesia.

Fenomena suhu dingin ini menurut BMKG akan terjadi mulai Juli hingga September mendatang.

Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal mengungkapkan pada bulan Juli wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.

Baca juga: Inilah Rekomendasi Tempat Wisata Wonosobo yang Terkenal dengan Suhu Dingin Ekstrem

Suhu dingin ini disebabkan karena adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia.

Pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia ini dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.

Angin Monsoon Australia bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia.

Perairan Samudera Indonesia ini memiliki suhu permukaan laut yang relatif dingin.

Sehingga hal ini menyebabkan adanya suhu dingin di beberapa wilayah di Indonesia.

Wilayah yang dilewati suhu dingin adalah di wilayah Indonesia bagian khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara juga nerpengaruh ke suhu dingin di malam hari.

Hal ini terjadi karena tidak ada uap air yang menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari dan tidak tersimpan di atmosfer.

Fenomena ini membuat langit cenderung terlihat bersih.

Hal ini akan menyebabkan adanya panas radiasi balik gelombang panjang yang dilepas ke atmosfer luar.

Beberapa orang mengaitkan suhu dingin dengan adanya fenomena aphelion.

Menurut BMKG aphelion ini tidak terlalu berdampak pada suhu udara di dingin di Indonesia.

Pihak BMKG juga memaparkan bahwa posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi.

Aphelion sendiri merupakan fenomena astronomis yang terjadi setiap satu tahun sekali, yaitu di bulan Juli.

Secara umum pada waktu yang sama, saat ini Indonesia sedang berada di periode musim kemarau.

Fenomena suhu dingin di Indonesia ini merupakan hak yang biasa terjadi setiap tahun, beberapa orang menyebutnya dengan fenomena bediding.

Beberapa wilayah pegunungan pun berpotensi terjadi embun es (embun upas).

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto mengatakan berdasarkan pengamatan BMKG di seluruh wilayah Indonesia, saat ini rata-rata suhu minimum dan maksimum di wilayah Indonesia cenderung rendah. (*)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved