Berita Jawa Timur

Beberapa Jam Sebelum Akad Nikah Anaknya, Ibu di Tulungagung Menghilang, Ternyata Jatuh ke Sumur

Pasangan pengantin yang tak disebutkan namanya tersebut menikah tanpa kehadiran ibu kandungnya lantaran menghilang sejak Kamis dini hari

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
surya.co.id/david yohannes
Tim penolong Pemadam Kebakaran Satpol PP Tulungagung berhasil mengangkat jenazah Marsiah (51) warga Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat. 

TRIBUNJOGJA.COM, TULUNGAGUNG - Pasangan pengantin di Desa pelem, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terpaksa melaksanakan ijab qobul tanpa kehadiran sang ibu, Marsiah (51).

Pasangan pengantin yang tak disebutkan namanya tersebut menikah tanpa kehadiran ibu kandungnya lantaran menghilang sejak Kamis (21/7/2022) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

Padahal, prosesi ijab qobul dan resepsi pasangan pengantin tersebut dilaksanakan pada Kamis siang.

Pihak keluarga sebenarnya sudah mencari keberadaan Marsiah ke sekitar lokasi rumah hingga daerah pegunungan yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

Namun upaya itu tidak membuahkan hasil.

Marsiah tidak ditemukan hingga akhirnya pernikahan anaknya dilangsungkan tanpa kehadiran sang ibu.

Setelah proses pernikahan selesai digelar, pihak keluarganya kembali berusaha mencari keberadaan Marsiah.

Usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil.

Pada Kamis (21/7/2022) malam, sekitar pukul 21.00 WIB, Marsiah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dalam sumur tua.

Menurut seorang kerabat, Suwarno, korban memang mengalami sakit gejala stroke.

Baca juga: Kasus Covid-19 Kembali Naik, Dinas Pendidikan Sleman Ingatkan Sekolah Jaga Prokes

Diduga korban terpeleset saat berada di dekat sumur dan langsung terjebur ke dalamnya.

"Kami sudah mencari hingga ke gunung, tapi tidak juga ketemu," ucap Suwarno, Kamis (21/7/2022) malam dikutip dari Surya.co.id.

"Semua juga berusaha mencari. Sampai cari orang pintar juga," sambung Suwarno.

Setelah diketahui korban meninggal di dalam sumur, keluarga akhirnya meminta bantuan dari tim Pemadam Kebakaran Kabupaten Tulungagung.

Proses evakuasi jenazah Marsiah berjalan cukup lama karena sempitnya lubang sumur.

"Ditemukan pukul 21.00 WIB lalu dilaporkan ke kami. Namun karena lokasinya sulit, kami minta bantuan ke Pemadam Kebakaran," terang Kapolsek Campurdarat, AKP Triyanto.

Diameter sumur sekitar 1,5 meter dan kedalaman lebih dari 10 meter, menyulitkan proses evakuasi.

Regu penolong harus memasang tripod baja dengan pengerek baja seling untuk masuk ke dasar sumur.

"Sumur yang sempit dan dalam menyulitkan kami," ujar Kasi Pengendalian dan Operasi Pemadam Kebakaran Satpol PP Tulungagung, Bambang Pidekso.

Sebelumnya sebuah alat blower besar dipasang untuk mengeluarkan gas dari dalam sumur.

Sementara seorang personil regu penolong mengenakan alat kesehatan selam.

Personil ini hanya punya waktu 10 menit untuk masuk, memasang tali pada jenazah dan kembali ke permukaan.

Engkol katrol diputar dengan cepat untuk menurunkan personil penolong.

Setelah tali diikatkan ke tubuh korban, engkol kembali diputar untuk membawa naik persoiel ini.

Setelah lubang sumur, warga menarik tali yang mengikat tubuh korban pelan-pelan.

"Prosesnya cepat, tapi persiapannya sekitar 1,5 jam," sambung Bambang.

Jenazah korban dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF) RSUD dr Iskak. (*)

 

 

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved