Gempa Selatan Jawa Timur
Soal Rentetan Gempa di Selatan Jawa Timur, BMKG : Masyarakat Tak Perlu Panik Tapi Siaga
Sebab, jika rentetan gempa masih terus terjadi, maka gempa akan masuk dalam kriteria gempa tectonic swarm
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Gempa bumi M 5,2 yang terjadi pada 9 Juli 2022 lalu koordinat 9,68 derajat Lintang Selatan – 112,89 derajat Bujur Timur tepatnya di laut pada jarak 175 km barat daya Lumajang memicu rentetan gempa-gempa lain.
Sejak terjadi gempa bermagnitudo 5,2 tersebut, BMKG setidaknya sudah mencatat 171 kali gempa susulan.
Data tersebut merupakan update terbaru hingga Selasa (12/7/2022) pagi.
Banyaknya rentetan gempa tersebut perlu diwaspadai oleh masyarakat.
Sebab, jika rentetan gempa masih terus terjadi, maka gempa akan masuk dalam kriteria gempa tectonic swarm.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam akun Twitternya @DaryonoBMKG.
“Pagi ini 12 Juli 2022 BMKG mcatat sbnyk 171 kali gempa tjd di selatan JaTim (sejak 3 hari lalu),” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam akun Twitternya @DaryonoBMKG.
“Tentu patut diwaspadai karena swarm zona subduksi dikenal sebagai tanda zona slow-slip events (SSE),” lanjutnya.
Penjelasan BMKG
Menurut Daryono, jumlah gempa hingga 171 kali di selatan Jawa Timur tersebut berdasarkan data sampai dengan 12 Juli 2022 pukul 06.00 WIB.
Sedangkan pada hari sebelumnya pada 11 Juli 2022 pukul 08.00 WIB, total gempa yang tercatat adalah sebanyak 146 kali gempa sejak tanggal 9 Juli.
Daryono menyampaikan, gempa di Jawa Timut adalah tipikal gempa plate boundary (interpolate) dan bukan gempa dalam lempeng (intraplate earthquake).
Sebelumnya, ia mengatakan bahwa rentetan gempa selatan Jawa Timur, lokasi episenternya berdekatan dengan pusat gempa magnitudo 7,8 yang membangkitkan tsunami Jawa Timur pada 3 Juni 1994 dengan tinggi 13,9 meter.
Baca juga: Apa Itu Sesar Baribis yang Berpotensi Timbulkan Gempa di Wilayah Jakarta? Ini Penjelasan BMKG
Terkait adanya rentetan gempa yang terjadi di selatan Jawa Timur, Daryono mengimbau agar masyarakat tidak panik.
“Masyarakat tidak perlu panik, tetapi siaga,” ujar Daryono, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (12/7/2022).
Ia mengingatkan, masyarakat khususnya yang berada di sekitar pantai apabila merasakan guncangan gempa kuat atau guncangan yang tidak terlalu kuat namun mengayun relatif lama, maka diminta untuk segera menjauhi pantai.
“Jika di pantai merasakan guncangan gempa kuat atau guncangan tidak terlalu kuat tapi mengayun relatif lama maka segera menjauhi pantai,” ujarnya.
Gempa utama selatan Jawa Timur terjadi pada Sabtu 9 Juli 2022 pukul 03.27 WIB dengan magnitudo 5,2.
Episenter gempa tersebut berada pada koordinat 9,68 derajat Lintang Selatan – 112,89 derajat Bujur Timur tepatnya di laut pada jarak 175 km barat daya Lumajang dengan kedalaman hiposenter 47 km.
Gempa tersebut merupakan gempa kedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Jawa Timur.
“Gempa ini memiliki mekanisme sumber berupa pergeseran naik (thrust fault ) dan tampaknya berasosiasi dengan sumber gempa megathrust selatan Jawa Timur,” ujar Daryono dalam keterangan yang diterima Kompas.com sebelumnya.
Gempa, utamanya dirasakan di Jember, Lumajang, karangkates, Kepanjen, Lumajang, Blitar dan beberapa daerah lain di Jawa Timur.
Goncangan tersebut menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang bahkan genting pada beberapa rumah warga di Kecamatan Kencong, Jember, dilaporkan rontok dan berjatuh.
Gempa tersebut tak menyebabkan tsunami karena kekuatan gempa relatif kecil sehingga belum bisa menimbulkan deformasi dasar laut yang bisa mengganggu kolom air laut. (*)