Harga Elpiji Naik

Jangan Sampai Gas Melon Langka, Imbas Kenaikan Harga Gas Elpiji 12 Kg

Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) berharap tidak ada perpindahan pengguna elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg atau gas melon.

Editor: Joko Widiyarso
DOKUMENTASI TRIBUNJOGJA.COM
ILUSTRASI: Stok gas elpiji 3 di SPBU Lempuyangan Yogyakarta habis 

TRIBUNJOGJA.COM - PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji atau LPG nonsubsidi sebesar Rp2.000 per kg mulai Minggu (10/7).

Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) berharap tidak ada perpindahan pengguna elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg atau gas melon.

Ketua Mukroni menerangkan, para pedagang warteg lebih banyak menggunakan elpiji 3 kg.

Sehingga, tidak akan terlalu berdampak terhadap kenaikan harga elpiji nonsubsidi. Namun, ditakutkan Mukroni, para pengguna elpiji 12 kg akan beralih ke elpiji 3 kg.

"Yang kami tidak harapkan ada migrasi pengguna gas 12 kg ke 3 kg melon karena ada perbedaan harga yang banyak," ujar Mukroni saat dihubungi Tribun, Senin(11/7).

ELPIJI 3 KILOGRAM - Staf bagian gudang agen gas elpiji 3 kg PT Mulia Karya Sejahtera, Bumirejo, Mungkid, sedang menata ratusan tabung gas elpiji 3 kg, beberapa waktu lalu. Gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg)  semakin sulit didapatkan di wilayah Kabupaten Magelang. Selain sulit didapatkan dan langka, sejumlah agen gas 3 kg juga telah menaikkan harga Rp 1000 kepada sejumlah pangkalan di Kabupaten Magelang.
ELPIJI 3 KILOGRAM - Staf bagian gudang agen gas elpiji 3 kg PT Mulia Karya Sejahtera, Bumirejo, Mungkid, sedang menata ratusan tabung gas elpiji 3 kg, beberapa waktu lalu. Gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg) semakin sulit didapatkan di wilayah Kabupaten Magelang. Selain sulit didapatkan dan langka, sejumlah agen gas 3 kg juga telah menaikkan harga Rp 1000 kepada sejumlah pangkalan di Kabupaten Magelang. (TRIBUNJOGJA.COM | AGUNG ISMIYANTO)

Menurut Mukroni, jika terjadi perpindahan pengguna, maka akan mempengaruhi ketersediaan elpiji 3 kg.

Hal tersebut, tentu akan berdampak kepada para pedagang warteg.

Karenanya, Mukroni berharap pemerintah memantau kesediaan gas melon untuk usaha kecil termasuk warteg.

"Yang jumlah outlet atau gerai di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi kurang lebih 50 ribu gerai. Artinya di masa daya beli belum meningkat, pemerintah malah menambah beban dengan adanya kelangkaan stok gas 3 kg," kata Mukroni.

Kowantara juga mengimbau warteg modern yang menjamur untuk memakai gas 12 kg. Sebab, ucap Mukroni, warteg modern sudah masuk kluster usaha kuliner menengah.

"Dan pemiliknya juga bukan lagi orang Tegal, Brebes, Pantura, yang memang mata pencaharian di warteg," tutur Mukroni.

Alasan kenaikan harga elpiji 12 kg

Karyawan pengecer elpiji ukuran 12 kilogram menata tabung kosong di salah satu toko di Wonosari, Rabu (10/9).
Karyawan pengecer elpiji ukuran 12 kilogram menata tabung kosong di salah satu toko di Wonosari, Rabu (10/9). (Tribun jogja/ Hari Susmayanti)

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan pihaknya sengaja menaikkan harga elpiji nonsubsidi karena kenaikan harga gas semakin tinggi saat ini.

Ia mengatakan harga elpiji berdasarkan Contract Price Aramco (CPA) tembus US$725 per metrik ton pada Juni 2022.

Angka itu naik 13 persen dibandingkan dengan harga rata-rata sepanjang 2021.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved