CBT UM UGM 2022 Diikuti 40.594 Orang, Prodi Kelompok Saintek Paling Diminati
Ujian dilakukan di 23 lokasi dengan 100 ruangan yang tersebar di 19 fakultas, sekolah vokasi, perpustakaan, serta Kampus UGM Jakarta.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ujian Masuk (UM) Universitas Gadjah Mada (UGM) 2022 diikuti oleh 40.594 orang yang akan memperebutkan 3.552 kursi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tersebut.
Menurut Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Dr Sri Peni Wastutiningsih, CBT UM UGM sudah selesai diselenggarakan mulai 25 Juni-4 Juli 2022.
Ujian dilakukan di 23 lokasi dengan 100 ruangan yang tersebar di 19 fakultas, sekolah vokasi, perpustakaan, serta Kampus UGM Jakarta.
“Dari 40.594 peserta, sebanyak 36.135 peserta mengikuti ujian di UGM Yogyakarta dan 6.091 peserta di Kampus UGM Jakarta. Peserta ujian terbagi dalam tiga kelompok yakni kelompok saintek 36.135 peserta, soshum 14.060 peserta, dan kelompok campuran 399 peserta,” terangnya, Rabu (6/7/2022).
Dia juga menjelaskan, ada 12 penyandang disabilitas yang mengikuti CBT UM UGM 2022 ini.
Dari 12 orang itu, 1 orang penyandang tunanetra, 1 orang tunarungu, 1 orang tuli, 3 orang penyandang low vision, serta 6 orang penyandang tunadaksa.
Peserta ujian disabilitas mengikuti tes pada hari Senin, 4 Juli 2022 dengan 11 orang diantaranya di Kampus UGM Yogyakarta dan 1 orang di Kampus UGM Jakarta.
Peni menjelaskan peserta ujian penyandang disabilitas difasilitasi pendampingan saat pelaksanaan ujian.
Pendampingan dilakukan oleh mahasiswa dari UKM Peduli Difabel.
Sebelum hari pelaksanaan ujian para pendamping melakukan koordinasi untuk memetakan kebutuhan peserta ujian terutama akses saat berada di lokasi ujian.
Saat hari pelaksanaan ujian, pendamping bertugas mengarahkan peserta sejak tiba dilokasi hingga masuk ke ruang ujian.
Pendampingan juga dilakukan saat ujian, salah satunya bagi penyandang tunanetra.
Di samping fasilitasi pendamping, lanjutnya, UGM juga menyiapkan peralatan dan software khusus yang digunakan penyandang tunanetra, di antaranya headset dan program screen reader yang memudahkan peserta penyandang tunanetra memahami soal ujian melalui suara.
Peni memastikan, kampus UGM tidak mentoleransi penggunaan jasa joki. Maka, mengantisipasi hal tersebut, panitia melakukan pemeriksaan peserta sebelum ujian berlangsung untuk deteksi dini tindak kecurangan.
Selama ujian berlangsung, panitia mengerahkan 691 orang pengawas dan 2.031 teknisi ruang.
Selain itu ada 300 tenaga medis yang berasal dari UKM Unit Kesehatan Mahasiswa dan 200 orang tenaga bantu dari kalangan mahasiswa. (*)