Wisata Jogja
WISATA Kebun Kopi di Lereng Merapi, Ikut Panen dan Olah Biji, Baru Nikmati Secangkir Kopi, Tertarik?
Berkunjung ke Kebun Kopi Lereng Merapi, ikut panen buah kopi dan olah biji, baru menyeduh secangkir kopi. Anda tertarik? Simak kisahnya berikut ini.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Rina Eviana
TRIBUNJOGJA.COM - Tahukah Anda? Saat ini, kopi hasil panen Kebun Kopi Lereng Merapi menjadi salah satu tumpuan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi.
Menurut laporan wartawan Tribunjogja.com, Prisca Ruri, Kebun Kopi Lereng Merapi memiliki luas kurang lebih 30 hektare (ha) dan dikelola secara mandiri oleh beberapa kelompok tani di lereng Gunung Merapi.
Di Kebun Kopi Lereng Merapi, wisatawan bisa ikut memanen buah kopi yang nantinya akan diolah menjadi biji kopi yang langsung dijual atau diolah menjadi bubuk kopi untuk minuman.
Lantas, di mana kah lokasi agrowisata ini?
Dikutip Tribunjogja.com dari video “Agrowisata Kebon Kopi di Lereng Merapi” di kanal YouTube Tribun Jogja Official, Minggu (1/5/2022), lokasi Kebun Kopi Lereng Merapi berada di Dusun Jambu, Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Baca juga: Bosan Ngopi? Coba Kunjungi Kedai Teh di Jogja Ini, Asyik untuk Nongkrong Sore Hari
Jika penasaran dengan titik lokasinya, Anda bisa klik alamat di atas untuk melihat detail titik lokasi melalui aplikasi Google Maps.
Untuk menuju ke sana, Anda bisa menggunakan jalur ke arah wisata kuliner Kopi Merapi. Sebab, lokasi kedai Kopi Merapi dan Kebun Kopi Lereng Merapi berdekatan.
Adapun waktu yang ditempuh dari pusat Kota Yogyakarta, DIY menuju ke Kebun Kopi Lereng Merapi kurang lebih 45 menit.
Apabila ingin berkunjung dan ingin ikut memetik buah kopi serta mencicipinya, Anda bisa bertemu dengan pegiat dan petani kopi di Kebun Kopi Lereng Merapi.
“Bisa langsung ke sini, nanti ketemu Pak Sumijo (pegiat dan petani kopi), bisa memetik kopi dari kebunnya langsung,” ujar wartawan Tribunjogja.com Prisca Ruri dalam video “Agrowisata Kebon Kopi di Lereng Merapi”.
Baca juga: Ini 7 Cara Jitu Atasi Ngantuk Tanpa Minum Kopi, Dijamin Langsung Melek!
“(Habis petik buah kopi) langsung dikunyah-kunyah nggak papa,” ujar Sumijo.
Menurut Sumijo, wisatawan disarankan berkunjung dan memetik buah kopi saat siang hari. Sebab, jelas dia, pada siang hari buah kopi memiliki kadar gula paling tinggi sehingga cocok untuk dipanen.
Dipaparkan Sumijo, waktu paling ideal untuk memanen atau memetik buah kopi adalah pukul 14.00 WIB.
“Karena pernah kami uji coba mengukur kadar gula buah kopi antara jam 06.00 sampai 18.00, hasil kandungan gula (dalam biji kopi) yang tinggi itu di antara jam 10.00 sampai 16.00,” jelasnya.
“Tapi paling bagus itu sekitar jam 14.00. Itu kandungan glukosanya (dalam buah kopi) paling tinggi, sesuai penelitian kami,” ujar Sumijo.
Karena itu, sebaiknya Anda datang saat siang hari agar bisa ikut memanen buah kopi dan mencicipinya.
Baca juga: Pertama Kali Minum Kopi Jos di Angkringan Jogja, Jerome Polin Heboh: Kenapa Dimasukin Arang Mas?
Setelah memanen buah kopi, Anda akan diajak ke tempat pengolahan buah dan biji kopi untuk melihat langsung cara mengolahnya.
Selanjutnya, Anda bisa menyeduh kopi panas yang dibuat dari hasil olahan biji kopi yang sebelumnya Anda panen. Menarik sekali, bukan?
Fakta-fakta tanaman kopi di Kebun Kopi Lereng Merapi
Sebagai catatan, ada hal yang harus diperhatikan oleh para wisatawan saat berkunjung ke Kebun Kopi Lereng Merapi.
Sebelum ikut memetik buah kopi, pahami dulu fakta-fakta tentang tanaman kopi berikut ini.
1. Lama proses menanam kopi sampai panen
Dijelaskan oleh Sumijo, selaku pegiat dan petani kopi di Kebun Kopi Lereng Merapi, proses menanam tanaman kopi tidak instan, dibutuhkan waktu mulai dari 1,5 sampai empat tahun.
“Mulai dari bunga, sampai siap dipanen itu sekitar 10 bulan. Tapi kalau dari menanam, kalau (kopi) arabika itu biasanya dua tahun sudah mulai berbuah. Kalau arabika dengan stek biasanya 1,5 tahun sudah (panen),” jelas Sumijo.
“Kalau (kopi) robusta biasanya (waktu tanam sampai panen) sekitar tiga sampai empat tahun, kecuali pakai stek. Kalau pakai stek itu 2 tahun sudah panen,” imbuhnya.
Baca juga: Olah Biji Kopi, Aiptu Suranto Bhabinkamtibmas Purwosari Kulon Progo Terima Penghargaan dari Kapolri
2. Cara memanen buah kopi yang benar
Masih dijelaskan oleh Sumijo, ternyata memetik buah kopi itu tidak boleh sembarangan alias asal petik.
Ada aturan tertentu yang perlu ditaati wisatawan supaya tidak merusak tanaman atau mempengaruhi rasa kopi.
“Panen kopi tuh satu-satu, mbak. Tidak satu dompol (dipetik secara langsung). Jadi harus satu-satu. Itu pun dipilih yang merahnya merah matang, sudah matang betul,” tutur Sumijo.
Ia mengatakan, cara memetik buah kopi dengan hati-hati juga dilakukan dengan maksud agar tangkai buah tidak rusak.
“Metiknya tetap satu-satu, biar nggak rusak tangkai buahnya. (Karena) nanti (tangkai buah) bisa tumbuh bunga, terus nanti tumbuh biji (buah kopi) lagi kalau yang arabika. Kalau yang robusta biasanya sudah nggak keluar lagi ,” jelas Sumijo.
Sementara itu, Juwanto, pegiat dan petani di Kebun Kopi Lereng Merapi yang juga sempat ditemui oleh wartawan Tribunjogja.com, Prisca Ruri, mengatakan, cara memetik buah kopi yang asal-asalan bisa merusak rasa.
Tidak hanya merusak rasa dan tangkai, cara memanen yang tidak hati-hati juga bisa mempengaruhi hasil panen tanaman kopi di tahun selanjutnya. \
Baca juga: Rekomendasi Tempat Makan Es Krim di Jogja, Harga Mulai Rp8.000 Aja
3. Noda hitam pada buah kopi adalah hama
Saat ditanya oleh wartawan Tribunjogja.com, Prisca Ruri, tentang mengapa ada buah kopi yang berwarna merah tapi bernoda hitam, Sumijo menjawab bahwa itu adalah hama.
“Ini (buah kopinya) ada hamanya, namanya bubuk buah. (Boleh tetap dipetik) nanti disortir di tempat pengolahan,” ujar Sumijo.
4. Buah kopi bisa langsung dimakan dan tinggi antioksidan
Sumijo mengatakan, buah kopi yang sudah matang dan berwarna merah bisa langsung dimakan di kebun oleh wisatawan yang memetiknya.
“Ini (buah kopi yang sudah matang) dikunyah-kunyah, kata Pak Dokter itu bagus. Karena zat antioksidannya tinggi,” kata Sumijo.
Benar saja, dilansir Tribunjogja.com dari laman Healthline, Rabu (22/6/2022), penelitian menunjukkan bahwa buah kopi memang mengandung antioksidan tinggi.
Kandungan antioksidan tinggi ini bermanfaat terhadap fungsi otak manusia. Selain itu, antioksidan tinggi juga bisa membantu penurunan berat badan.
Baca juga: REKOMENDASI 4 Restoran Chinese Food Paling Top Cocok Dikunjungi saat di Jogja
5. Tanaman kopi arabika dan robusta berbeda
Dijelaskan Juwanto, pegiat dan petani di Kebun Kopi Lereng Merapi, kulit buah kopi arabika lebih halus daripada robusta.
Kulit buah kopi robusta memiliki serat-serat halus tidak seperti kulit buah kopi arabika yang mulus.
Kandungan air dalam buah kopi robusta juga lebih sedikit daripada buah kopi arabika. Kendati demikian, dua-duanya tetap bisa dimakan saat sudah matang, rasanya pun manis.
Selain itu, pohon dan daun tanaman kopi arabika dan robusta juga berbeda. Daun tanaman kopi robusta lebih besar daripada arabika. (Tribunjogja.com/ANR)