Kisah Kakek Sebatang Kara Biarkan Ruang Dapur untuk Bercumbu Para Tamu
Kakek Blitar ini mengaku tak sengaja menyewakan dapurnya untuk tempat mesum sejoli bukan muhrim.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com Blitar - Polres Blitar mengungkap tiga kasus prostitusi selama Operasi Pekat Semeru 2022.
Dari tiga kasus ada satu kasus yang tak seperti umumnya.
Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Momon Suwito Pratomo mengatakan mengungkap tiga kasus prostitusi selama Operasi Pekat Semeru 2022.
Tiga kasus prostitusi itu satu kasus berada di wilayah Sanankulon dan dua kasus berada Nglegok.
Polisi menangkap tiga pelaku dalam kasus itu.
Modus operandi yang dilakukan para pelaku, yaitu, menyediakan tempat untuk kegiatan prostitusi.
"Kami mengungkap tiga kasus prostitusi dengan modus menyediakan tempat."
"Hanya menyediakan tempat dengan harga sewa mulai Rp 20.000 sampai Rp 40.000," kata Momon dikutip dari Surya.
Satu kasus yang diungkap polisi adalah seorang Kakek menyewakan ruangan dapur untuk bercumbu.
Kakek Blitar ini mengaku tak sengaja menyewakan dapurnya untuk tempat mesum sejoli bukan muhrim.
Lantaran membiarkan hal itu bertahun-tahun, kakek di Desa Gledug, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Jawa Timur itu kini harus merikuk di penjara.
Selama tiga tahun berlangsung, Kakek Blitar mengaku tidak memasang tarif.
Hanya saja tamu-tamu yang datang biasa memberi uang Rp 20 ribu sampai Rp 40 ribu.
Alasan Kakek Blitar menerima uang tersebut lantaran sudah tidak bekerja dan membutuhkan uang untuk kehidupan sehari-hari.
Selama ini ia hidup sebatangkara.
Sementara anak-anaknya merantau ke Jakarta.
Mesaji (61) nama Kakek Blitar itu ditangkap dalam Operasi Pekat Semeru 2022 di wilayah hukum Polres Blitar Kota.
"Sebenarnya saya tidak menyewakan tempat, tapi mereka datang sendiri ke rumah membawa pasangan," kata Mesaji saat di Polres Blitar Kota, Rabu (8/6/2022).
Mesaji mengatakan tempat yang dipakai untuk kegiatan prostitusi berada di dapur rumahnya.
Sekali main, pelanggan membayar uang sewa tempat mulai Rp 20.000 sampai Rp 40.000.
"Saya tidak memasang tarif sewa, kadang pelanggan memberi uang Rp 20.000 sampai Rp 40.000," ujarnya.
Dikatakannya, uang dari hasil menyewakan kamar untuk kegiatan prostitusi dipakai buat membiayai kebutuhan hidup sehari-hari.
Sudah enam tahun ini, Mesaji tidak bekerja karena sakit.
"Saya sudah enam tahun tidak kerja karena sakit," katanya. (Samsul Hadi | Surya )