APA KATA Media Swiss Soal Hilangnya Anak Ridwan Kamil di Sungai Aare
Kedutaan Besar Indonesia untuk Bern meminta bantuan untuk menemukan putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Penulis: Iwan Al Khasni | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com Swiss - Kedutaan Besar Indonesia untuk Bern meminta bantuan untuk menemukan putra pejabat yang hilang, yang terakhir terlihat berenang di Sungai Aare (Aar)
Emmeril Mumtadz, 23, dilaporkan hilang ke polisi Kanton Bern pada hari Kamis waktu setempat.
Laporan itu disusul dengan misi pencarian yang sedang berlangsung.
Ia adalah putra dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil .
Keluarga tersebut berada di Swiss dalam rangka mencari sekolah Mumtadz untuk melanjutkan studinya, dikutip Tribunjogja.com dari swissinfo.ch.
Namun nasib berkata lain, saat berenang di sungai di pinggiran ibu kota Swiss itu, ia terseret arus.
Pencarian oleh polisi Bern dihentikan semalam dan dilanjutkan pada hari Jumat.
Media Swiss itu menyebut berenang di sungai dan danau adalah hiburan musim panas yang populer di Swiss.
Ribuan pekerja kantoran di Jenewa, Basel, Bern, Zurich dan di tempat lain menghabiskan istirahat makan siang mereka di pemandian sungai atau danau dan kembali untuk berenang dingin setelah bekerja.
Kegiatan ini menjadi lebih menarik karena suhu rata-rata naik, yang memberi tekanan lebih pada otoritas lokal untuk memantau situasi dengan aman.
Tenggelam adalah penyebab kematian yang relatif jarang jika melihat ukuran populasi Swiss.
Statistik terbaru dari Swiss Life Saving Association menyatakan bahwa 46 orang tenggelam di danau dan sungai pada tahun 2020, jauh turun dari 89 kematian tenggelam yang tercatat pada tahun gelombang panas tahun 2003.
Dari laporan media yang sama pada 2014, berenang di sungai menjadi memang sudah semakin populer di Swiss.
Tetapi tren itu berefek pada caatatan lebih banyak perenang yang diselamatkan dari tenggelam.
Selama 20 tahun terakhir, operasi penyelamatan di Rhine di Basel terus meningkat.
Oleh sebab itu patroli di Rhine sudah dilakukan mulai 2014, selama sepuluh jam setiap hari di musim panas.
Mereka yang terlibat adalah pemadam kebakaran, kontrol perbatasan dan polisi berbagi tugas.
Tujuannya tidak hanya untuk berada di sana secepat mungkin dalam keadaan darurat, tetapi juga untuk mencegah kecelakaan sejak awal.
Sebab sungai-sungai itu tetap memberikan ancaman bahaya khusus bagi mereka yang berada disana.
Catatan swissinfo.ch pada tahun 2014, di sungai Bern, aktivitas renang menarik ribuan orang saat musim panas.
Kala itu tidak ada patroli di sepanjang sungai Aare kota.
Namun sebagai gantinya ada poster peringatan ditampilkan.
Menurut masyarakat penyelamat nyawa Swiss, sebagian besar korban adalah pria muda. ( Tribunjogja.com )
