Idulfitri 1443 H

Ngabekten Keraton Yogyakarta Kembali Digelar, Sungkem dengan Sultan HB X Dilakukan Tanpa Bersentuhan

Setelah dua tahun ditiadakan, Keraton Yogyakarta kembali mengadakan Ngabekten atau tradisi sungkeman dengan Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengk

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM/Hasan Sakri Ghozali
ILUSTRASI: Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mendapat sembah bekti dari puteri pertamanya GKR Pembayun saat acara Ngabekten Puteri di tratag Bangsal Proboyekso, Keraton Yogyakarta, Senin (20/08/2012). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Setelah dua tahun ditiadakan, Keraton Yogyakarta kembali mengadakan Ngabekten atau tradisi sungkeman dengan Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Lebaran kali ini.

Mantu Dalem Keraton Yogyakarta, KPH Purbodiningrat mengatakan, Keraton Yogyakarta secara terbatas mulai mencoba melaksanakan prosesi Ngabekten seiring dengan melandainya kasus terkonfirmasi di DI Yogyakarta.

Tradisi Ketaton Yogyakarta itu akan digelar dalam dua tahap yakni Ngabekten Kakung dan Ngabekten Putri yang berlangsung selama dua hari.

Ngabekten Kakung akan diikuti bupati/walikota dan para wakilnya termasuk para kanjeng dengan total sebanyak 80 orang.

Selain itu, juga akan melibatkan para Penghageng, Wakil Penghageng, Carik atau sekretaris, dan Hartakan atau bendahara dari masing-masing tepas sebanyak lima orang perwakilan, serta beberapa perwakilan Sentana atau kerabat kakung.

“Untuk Ngabekten Kakung digelar pada Selasa (3/5/2022) setelah pembagian ubo rampe gunungan hingga sore hari. Sementara, Ngabekten Putri akan dilaksanakan Rabu (4/5/2022) dari pagi hingga siang hari," ucapnya, Selasa (3/5/2022).

Namun demikian, pelaksanan Ngabekten dilakukan sangat terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. 

Misalnya partisipan harus menjaga jarak satu sama lain dan wajib mengenakan alat pelindung diri berupa masker

Dalam kondisi biasa, tata cara Ngabekten yang dilakukan di keraton dilakukan dengan ngaras jengku atau mencium lutut Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X sebagai bentuk tanda bakti dan penghormatan.

Namun bagi kerabat dalem yang berusia lebih tua dari Sri Sultan HB X, termasuk KGPAA Pakualam X, sungkem pangabekten dilakukan dengan Sembah Karna, atau mengangkat kedua telapak tangan segaris lurus dengan daun telinga.

"Akan tetapi, berkaitan dengan situasi dan kondisi pandemi, prosesi Ngabekten kali ini dilakukan dengan lampah dodok dan menghaturkan sembah kepada Ngarsa Dalem dari jarak 1 meter," tandasnya.

Berkaitan dengan adanya Idulfitri dan prosesi Ngabekten tersebut, wisata Keraton Yogyakarta ditutup selama tiga hari mulai Senin hingga Rabu mendatang. 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved