Hilal Diprediksi Akan Terlihat 1 Mei, Lebaran Bisa Jatuh pada 2 Mei 2022

Sejumlah perkiraan menunjukkan bahwa ada kemungkinan Lebaran 2022 akan digelar serentak, yakni antara Muhammadiyah dan Pemerintah

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
tribunjogja/hening wasisto
Ilustrasi pemantaun hilal di pos observasi bulan (POB) Syekh Bela-belu Parangtitis Kretek Bantul, Sabtu (24/6/2017) 

TRIBUNJOGJA.COM - Masyarakat masih harus menunggu hasil Sidang Isbat yang akan digelar oleh Kementerian Agama pada Minggu, 1 Mei 2022 mendatang. Sidang tersebut dilaksanakan untuk menentukan 1 Syawal 1443 H yang merupakan hari raya Idulfitri atau lebaran. Namun sejumlah perkiraan menunjukkan bahwa ada kemungkinan Lebaran 2022 akan digelar serentak, yakni antara Muhammadiyah dan Pemerintah.

Sebagaimana diketahui, ada perbedaan penentuan awal puasa antara Muhammadiyah dan Pemerintah.

Muhammadiyah juga telah menetapkan bahwa Lebaran 2022 akan jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2022. 

Hal itu diperoleh berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal sebagaimana yang termuat dalam Surat Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 telah lebih dulu menetapkan Idul Fitri 2022.

Penetapan ini berdasarkan pada perhitungan umur bulan Ramadhan 1443 H selama 30 hari.

Di mana atas dasar hitungan tersebut, Muhammadiyah akan menggelar Idul Fitri 1 Syawal 1443 H pada hari Senin, 2 Mei 2022.

Proses memantau hilal di Pos Observasi Bulan (POB) Syekh Bela Belu, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Bantul, Jumat (1/4/2022).
Proses memantau hilal di Pos Observasi Bulan (POB) Syekh Bela Belu, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Bantul, Jumat (1/4/2022). (TRIBUNJOGJA.COM/ Santo Ari)

Prediksi BMKG

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Hilal atau bulan baru pertanda Lebaran Idul Fitri 1443 H akan terlihat pada Minggu 1 Mei 2022 sore.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan prediksi itu diketahui dari penghitungan (hisab) yang dilakukan BMKG.

"Berdasarkan data-data tersebut di atas, pengamatan rukyat hilal pada 1 Mei 2022 Hilal berpotensi terlihat (teramati), namun tergantung kondisi cuaca saat pengamatan di setiap lokasi pengamatan," kata Rahmat melalui keterangan tertulis, Jumat (22/4/2022).

Rahmat menjelaskan konjungsi atau ijtimak awal bulan Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum matahari terbenam pada Minggu 1 Mei.

Umur bulan baru berkisar 12 hingga 15 jam 30 menit saat matahari terbenam.

Ia menyebut tinggi Hilal saat matahari terbenam berkisar di antara 3,79 derajat di Merauke, Papua dan hingga 5,57 derajat di Sabang, Aceh.

Elongasi Hilal sebesar 4,88 derajat di Oksibil, Papua hingga 6,35 derajat di Sabang, Aceh.

Meski demikian, BMKG tak mau terburu-buru menetapkan Lebaran Idul Fitri jatuh pada Senin (2/5/2022).

BMKG meminta masyarakat menunggu keputusan resmi pemerintah.

"Untuk mengawali bulan Syawal 1443 H (2022 M), umat Islam Indonesia sebaiknya menunggu pengumuman Menteri Agama Republik Indonesia melalui Sidang Isbat yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2022 setelah proses pengamatan hilal," katanya.

"Masyarakat luas juga dapat ikut melihat Hilal penentu awal bulan Syawal 1443 H hari Ahad, 1 Mei 2022 pada sore hingga petang, secara langsung online (_live streaming_) dengan mengakses laman BMKG http://www.bmkg.go.id/hilal dari rumah masing-masing," imbuh Rahmat.

ILUSTRASI - Pemantauan hilal di Parangtritis, Bantul, Selasa (16/6/2015)
ILUSTRASI - Pemantauan hilal di Parangtritis, Bantul, Selasa (16/6/2015) (Tribun Jogja/ Anas Apriyadi)

Prediksi BRIN

Selain BMKG, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin sebelumnya juga memprediksi hal yang sama.

Ia menyebut 1 Syawal 1443 Hijriah atau Idul Fitri 2022 kemungkinan jatuh pada 2 Mei 2022.

Menurutnya, posisi bulan pada 29 Ramadhan 1443 H atau 1 Mei 2022 di wilayah Indonesia sudah berada pada batas kriteria baru MABIMS, yaitu tingginya di atas 3 derajat dan elongasi sekitar 6,4 derajat.

“Secara hisab, posisi bulan pada saat maghrib 1 Mei 2022 di wilayah Sumatera bagian utara dekat dengan batas kriteria elongasi 6,4 derajat,” ujar Thomas, dikutip dari Kompas.com, Kamis (21/4/2022).

Hisab kontemporer yang dilakukan Ibnu Zaid Abdo el-Moied juga menunjukkan beberapa wilayah di Sumatera sudah memenuhi kriteria elongasi 6,4 derajat dari MABIMS.

Pada 1 Mei 2022, sebagian wilayah Indonesia saat Maghrib juga berkemungkinan untuk dapat melihat hilal menggunakan alat optik seperti binokuler atau teleskop.

Sidang Isbat Kemenag

Sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1443 H/2022 M akan berlangsung di Auditorium HM Rasjidi Kemenag dan akan disiarkan langsung melalui TVRI dan RRI.

Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin menjelaskan, sidang isbat mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal.

Secara hisab, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Syawal jatuh pada Ahad, 1 Mei 2022 M atau bertepatan dengan 29 Ramadan 1443 H.

“Pada hari rukyat, 29 Ramadan 1443 H, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk dan di atas kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura) yaitu di atas 3 derajat," kata Kamaruddin, dikutip dari laman Kemenag, Senin (18/4/2022).

Penetapan 1 Syawal 1443 H akan menunggu hasil rukyatul hilal yang dilakukan Kemenag pada 99 titik di seluruh Indonesia.

“Hasil rukyatul hilal yang dilakukan ini selanjutnya akan dilaporkan sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat awal Syawal 1443 H,” jelasnya.

( tribunnews/ tribun jogja )

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved