Film Doctor Strange in the Multiverse of Madness Tidak Tayang di Arab Saudi, Inilah Penyebabnya

Film Marvel Cinematic Universe (MCU) saat ini memasuki fase penayangan ‘Doctor Strange in the Multiverse of Madness’. Sayangnya, film besutan Sam Rai

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
Twitter @DrStrange
Poster film Doctor Strange in the Multiverse of Madness 

TRIBUNJOGJA.COM - Film Marvel Cinematic Universe (MCU) saat ini memasuki fase penayangan ‘Doctor Strange in the Multiverse of Madness’.

Sayangnya, film besutan Sam Raimi itu justru tidak mendapat slot rilis di teater di Arab Saudi.

Blockbuster global besar Disney dan Marvel itu diberitakan tidak mendapatkan rilis teater di Arab Saudi.

Menurut laporan Deadline, sekuel Doctor Strange tersebut, secara teknis, tidak dilarang. Akan tetapi, film tidak menerima sertifikat distribusi.

Hal seperti itu bisa saja berubah jika sertifikat distribusi sudah didapatkan.

Baca juga: 4 Film Aksi Terbaru yang Segera Tayang di Bioskop: Ada Doctor Strange in the Multiverse of Madness

Sebelumnya, Eternals juga tidak tayang di Arab Saudi. Film dilarang tayang lantaran romansa pasangan sesama jenis dan superhero gay pertama MCU.

Bisa dibilang, cukup sering film dengan konten LGBTQ tidak lolos sensor di negara-negara Teluk.

Sementara, Doctor Strange 2 menampilkan America Chavez (diperankan oleh Xochitl Gomez) yang gay dalam komik Marvel.

Doctor Strange 2 dijadwalkan akan dirilis di seluruh Teluk sebagai bagian dari debut teater hari-dan-tanggal pada 5 Mei. Sekuelnya diharapkan akan dirilis di Uni Emirat Arab.

Perilisan Kuwait dan Qatar untuk Doctor Strange 2 masih belum jelas.

Sam Raimi mengarahkan kembalinya Benedict Cumberbatch sebagai Dr Stephen Strange.

Penyihir itu telah mengucapkan mantra terlarang yang membuka pintu ke multiverse, termasuk versi alternatif dari dirinya sendiri, yang ancamannya terhadap kemanusiaan terlalu besar untuk kekuatan gabungan Strange, rekannya Wong, dan Wanda Maximof.

Penulis Doctor Strange 2 in the Multiverse of Madness, Michael Waldron mengaku bahwa konsep multijagat yang diusung dalam sekuel Doctor Strange ini punya sisi bahaya.

Meski begitu, Waldron dalam wawancaranya dengan SFX Magazine mengatakan bahwa konsep multisemesta ini juga adalah faktor kunci yang membentuk aspek emosi dalam Doctor Strange 2.

"Bahayanya adalah kau bisa melebarkan cakupannya terlalu luas, dan kau sebenarnya bisa mengurangi bobotnya bila tidak membuatnya lebih personal sama seperti membesar atau memperluas semestanya," kata Waldron, dikutip dari Screenrant.

Meski begitu, Waldron menyebut bahwa konsep multisemesta juga bisa menjadi peluang untuk memiliki karakter alter seperti dalam serial What If? yang juga diproduksi Marvel.

"Versi alternatif dari diri mereka dan mungkin yang lainnya dalam hidup mereka, ini sebuah cara yang menarik untuk cerminan karakter itu," kata Waldron.

"Dalam segala hal, ini membentuk jantung cerita ini. Harus," lanjutnya.

Baca juga: FAKTA-FAKTA Trailer Film Marvel Doctor Strange in The Multiverse of Madness, Benar-Benar Gila!

Waldron menyebut konsep multiverse bukan hanya sekadar menempatkan karakter yang bertolak belakang dari karakter asli.

Menurutnya, konsep karakter alter yang dimiliki dalam multiverse bisa berdampak pada emosi karakter asli dalam cerita.

Menurut Waldron, sisi psikologis dari karakter asli akan termainkan saat menghadapi versi alter mereka. Apalagi ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan lain selain yang sudah dilakukan dalam kondisi sebenarnya.

Sehingga, premis bagaimana jika atau seandainya yang biasanya jadi pertanyaan bagi manusia dalam menghadapi kenyataan dalam kehidupan akan memberikan bobot emosi tersendiri.

"Ini hal yang kompleks, emosional, dan itulah mengapa ini sangat mendebarkan dan sangat bagus untuk pemain yang sangat berbakat seperti ini,” kata Waldron.

Sebelum terlibat dalam Doctor Strange in the Multiverse of Madness, Michael Waldron terlibat dalam serial Loki yang juga mengusung soal lintas jagat.

Doctor Strange in the Multiverse of Madness merupakan saga kedua Doctor Strange (2016) dan akan mengambil latar waktu setelah Spider-Man No Way Home, WandaVision, dan Loki.

 

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved