Imran Nahumarury Dapat Tawaran PSS Sleman, Persita, dan Persikabo Sebelum Gabung PSIM Yogyakarta
Kepada Tribun Jogja, Imran Nahumarury mengungkapkan bahwa butuh proses yang lumayan panjang hingga akhirnya ia mantap menakhodai Laskar Mataram.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - PSIM Yogyakarta akhirnya mengumumkan nakhoda anyar menghadapi ketatnya persaingan di kompetisi Liga 2 2022.
Ialah pelatih asal Tulehu, Imran Nahumarury yang didapuk tugas membawa Laskar Mataram mewujudkan target promosi.
Kepada Tribun Jogja, Imran Nahumarury mengungkapkan bahwa butuh proses yang lumayan panjang hingga akhirnya ia mantap menakhodai Laskar Mataram.
Apalagi, sebelumnya ia mengatakan bahwa sejumlah klub Liga 1 terang-terangan tertarik menggunakan jasanya.
"Pendekatannya sudah 2-3 bulan yang lalu dengan CEO PSIM, Mas Bima Sinung. Bahkan, beliau langsung ke Bali untuk bertemu langsung dengan saya, mengobrol, dan langsung mengungkapkan ketertarikannya kepada saya untuk melatih PSIM," kata Imran Nahumarury kepada Tribun Jogja, Kamis (14/4/2022).
Baca juga: Pelatih PSIM Yogyakarta Imran Nahumarury Targetkan Promosi ke Liga 1 Musim Depan
"Cuma saat itu saya belum dapat memberikan jawaban dan fokus pada pekerjaan saya menganalisa semua laga di Liga 1 dan Liga 2. Tapi sejak itu, komunikasi kita memang intens banget," lanjutnya.
Dalam perjalannya, lanjut Imran, ada sejumlah klub yang tertarik meminang jasanya di antaranya Persita Tangerang, Persikabo, hingga PSS Sleman, sebelum klub berjuluk Super Elja tersebut menunjuk Seto Nurdiyantoro.
"Lantas, saya coba bertanya pada teman-teman untuk cari tahu lebih banyak lagi tentang PSIM. Saya pun ikuti perjalanan PSIM di kompetisi Liga 2 musim lalu, menurut saya ini tim oke, tim yang istimewa," ujar dia.
"Akhirnya, saya salat istikharah. Ya, prosesnya memang panjang, bukan 1-2 hari (untuk ambil keputusan). Dalam proses panjang itu, saya tidak pernah ngomongin duit, saya bicara bagaimana tim ini bisa bangkit," lanjutnya.
Lebih lanjut, Imran Nahumarury mengungkapkan alasannya menerima pinangan PSIM Yogyakarta, sebagai pelatih kepala di kompetisi Liga 2 2022.
"Pertama, kami sama-sama memiliki visi, punya target. Saya pikir itu alasan saya pilih PSIM, karena PSIM targetnya kan lolos ke Liga 1 dan bagi saya itu tidak jadi masalah, saya menyukai tantangan," kata Imran Nahumarury.
"Berikutnya, saya ingin menjadi bagian dari sejarah Laskar Mataram, sejarah kebangkitan sepak bola DI Yogyakarta," lanjutnya.
Imran mengungkapkan, PSIM merupakan satu di antara tim besar di Indonesia, dengan latar belakang sejarah yang luar biasa.
"PSIM salah satu tim pencetus berdirinya PSSI ini sudah lama tertidur. Saya menyadari, tiap tahun kompetisi tidak mudah. Ini bukan beban, tapi kalau kita ingin mencapai sesuatu ya harus kerja keras. Harus punya mental juara, punya mental pemenang ," tandasnya.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) PSIM Jogja, Bima Sinung Widagdo, menyebutkan bahwa penunjukan Imran sebagai pelatih kepala PSIM bukan tanpa alasan.
"Coach Imran adalah sosok pelatih yang sedang naik daun dan menginginkan tantangan lebih dalam karirnya, sesuai dengan tantangan yang kami berikan untuk membawa PSIM promosi ke Liga 1. Coach Imran juga sosok pelatih yang selalu mengikuti perkembangan dalam ilmu kepelatihan sepakbola, dimana sepakbola terus berkembang dari waktu ke waktu,” ujar Bima.
Bima juga menilai bahwa pengalaman yang dimiliki Imran di kancah sepakbola tanah air, akan sangat membantu pelatih asal Tulehu tersebut untuk memimpin sebuah tim, dalam hal ini PSIM.
"Pengalaman Coach Imran sebagai mantan pemain Timnas yang malang melintang dalam persepakbolaan nasional akan membantu yang bersangkutan dalam memimpin sebuah tim. Integritas dan leadership Coach Imran sewaktu menangani PSIS juga dikenal amat baik dalam memimpin tim," lanjut Bima.
Sebelum dikenal sebagai juru taktik, pria asal Tulehu berusia 43 tahun ini merupakan pesepak bola yang mengawali karier junior di PSSI Baretti pada 1995-1996.
Namun yang paling dikenang dari figur Imran sewaktu aktif sebagai pesepak bola tentu saja saat ia menjadi gelandang andalan klub Ibu Kota, Persija Jakarta. Ia yang dikenal enerjik, turut membawa Macan Kemayoran, julukan Persija, menjuarai Liga Indonesia di tahun 2001 lalu. Imran tercatat berseragam Persija Jakarta hingga tahun 2004.
Selanjutnya, Imran berlabuh ke klub rival, yakni Persib Bandung hingga tahun 2005. Sempat bergonta-ganti klub, Imran akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu di tahun 2008, dan melebarkan sayapnya di posisi kepelatihan.
Sempat menekuni profesi sebagai komentator sepak bola, Imran lantas memilih untuk fokus di dunia kepelatihan sembari mengembangkan filosofi sepak bola Indonesia. Pelatih yang kini berlisensi A AFC ini kemudian bergabung ke Bhayangkara FC sebagai Direktur Teknik untuk program Elite Pro Academy Liga 1 2019.
Semusim berselang, Imran berlabuh ke PSIS Semarang sebagai asisten pelatih. Dalam perjalannya, ia kemudian didapuk menjabat posisi pelatih interim PSIS Semarang musim 2021, menggantikan pelatih asing Dragan Djukanovic.
Kiprah Imran sendiri juga bisa dibilang cukup memuaskan. Bersama Imran, Laskar Mahesa Jenar tampil impresif. Dari enam laga seri pertama BRI Liga 1 2021/22, PSIS tidak pernah kalah dan berhasil mengumpulkan 12 poin (3 menang, 3 imbang).
Akan tetapi, Imran kembali menduduki jabatan sebagai asisten pelatih. Pasalnya, PSIS malah menunjuk pelatih asing, Ian Andrew Gillian sebagai juru taktik dalam mengarungi seri kedua BRI Liga 1 2021/22.
Gillan sebenarnya sudah didatangkan PSIS semenjak liga belum bergulir. Tetapi, ia baru dapat memimpin PSIS pada pekan ketujuh atau mulai seri kedua.
Sempat mengawali dua pertandingan seri kedua dengan kemenangan, PSIS arahan Gillan malah menurun dari tiga laga berikutnya. Mereka kalah dua kali dan hanya meraih 1 poin.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Pembelajaran, SMK-SMTI Yogyakarta Gelar Diklat Pengembangan Kompetensi Guru
Merespons hasil-hasil negatif tersebut, manajemen PSIS kembali mengangkat Imran Nahumarury sebagai pelatih kepala, pertengahan November 2021. Sementara itu, Gillan dialihkan menjadi direktur teknik.
Akan tetapi, di kesempatan kedua menukangi Mahesa Jenar, performa tim asuhan Imran tak tampil dengan maksimal.
Pada kesempatan keduanya menjadi juru taktik PSIS, Imran memiliki kesempatan memimpin dalam enam laga. Dari enam laga itu PSIS meraih dua kali kemenangan, dua kali hasil imbang, dan dua kali mengalami kekalahan.
Dua kemenangan PSIS diraih saat mereka menghadapi PSM Makassar dan Persita Tangerang. Dua hasil imbang mereka dapatkan saat berduel melawan Bhayangkara FC dan Persikabo 1973.
Dua kekalahan PSIS pada kesempatan kedua Imran menukangi klub tersebut dialami saat melawan Persipura Jayapura dan PSS Sleman. Atas rentetan hasil minor tersebut, Imran Nahumarury lantas mengajukan surat pengunduran diri, Desember 2021. (TRIBUNJOGJA.COM/ HAN)