Biodata Lengkap Ade Armando, Pegiat Sosial yang jadi Korban Penganiayaan Saat Demo 11 April 2022
Ade Armando kemudian berhasil diselamatkan dan langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Senin (11/4/2022) kemarin diwarnai dengan aksi pengeroyokan terhadap akademisi sekaligus pegiat sosial Ade Armando.
Ade Armando dikeroyok oleh sejumlah orang hingga babak belur.
Ade Armando kemudian berhasil diselamatkan dan langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Kini Ade Armando menjalani rawat inap lantaran luka yang dideritanya.
Sosok Ade Armando tentu bukan asing bagi sebagian masyarakat.
Ia kerap tampil di layar kaca maupun media sosial terkait isu-isu terkini di Indonesia.
Pascaaksi penganiayaan yang menimpanya, nama Ade Armando menjadi topik tren di jagat twitter.
Nama Ade Armando dicuit sebanyak 6.320 kali. Bersamaan dengan BEM SI yang dicuit sebanyak 43 ribu kali.
Seperti apa profil dan biodata Ade Armando? berikut selengkapnya dikutip Tribunjogja.com dari Surya.co.id :
Biodata Ade Armando
Melansir TribunnewsWiki, Ade Armando dikenal sebagai pakar komunikasi dai Universitas Indonesia (UI).
Ade Armando lahir di Jakarta pada 24 September 1961.
Ia menikah dengan Nina M Armando.
Ade dan Nina sama-sama berprofesi sebagai dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI.
Uniknya, pasangan ini sama-sama pernah menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Nina Armando juga merupakan salah satu kader PKS.
Ia keluar disaat rezim Soeharto masih bertakhta.
Ade Armando merasa tertekan karena pengaruh politik.
Sedangkan ia merasa media harus menyajikan informasi yang obyektif.
Selain sebagai redaktur koran, Ade Armando meniti karir dan meraih penghargaan di berbagai bidang lainnya.
Riwayat Karier
Baca juga: Ultimatum Pelaku Penganiayaan Ade Armando, Polisi: Segera Menyerahkan Diri!
Baca juga: Kabar Terbaru Terduga Pelaku Pengeroyokan Ade Armando Demo 11 April
Anggota Redaksi Jurnal Prisma (1988-1991)
Redaktur Penerbitan Buku LP3ES (1991-1993)
Redaktur Harian Republika (1993-1998)
Manajer Riset Media di perusahaan riset pemasaran transnasional, Taylor Nelson Sofres (1998-1999)
Direktur Media Watch & Consumer Center (2000-2001)
Anggota Kelompok Kerja Tim Antardepartemen RUU Penyiaran, Kementrian Negara Komunikasi dan Informasi (2001)
Ketua Program S-1 Ilmu Komunikasi FISIP UI (2001-2003)
Direktur Pengembangan Program Pelatihan Jurnalistik Televisi-Internews (2001-2002)
Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (2004-2007)
Anggota tim asistensi bagi Kementrian Pemberdayaan Perempuan dalam penyiapan naskah Rancangan Undang-undang P0rn0grafi (2007-2008)
Pemimpin Redaksi Madina-online.net, sebuah versi dunia maya dari majalah Madina yang dipimpinnya (2008-2009)
Direktur Komunikasi, Saiful Mujani Research and Consulting (2014-sekarang).
Organisasi
Pendiri Lembaga Media Ramah Keluarga (MARKA) (1998)
Media Watch and Consumer Center the Habibie Center (MWCC) (1999)
Masyarakat Tolak P0rn0grafi (MTP) (2001)
Koalisi Masyarakat Komunikasi dan Informasi (MAKSI) (2009).
Pendidikan
Ade Armando merupakan lulusan S3 dari Universitas Indonesia.
Pendidikan S2 nya dia tempuh di Florida State University, Amerika Serikat.
Sedangkan gelar Sarjana Ade Armando dapatkan dari Universitas Indonesia.
Berikut ini adalah riwayat pendidikan dari Ade Armando:
SD Banjarsari 1 Bandung (1973)
SMP Negeri 2 Bogor (1976)
SMA Negeri 2 Bogor (1980)
S1 dari Universitas Indonesia (1988)
S2 dari Florida State University, Amerika Serikat (1991)
S3 dari Universitas Indonesia (2006).
Karier
Sebelum menempuh program pascasarjana di Florida, Ade Armando sempat menjadi anggota redaksi Jurnal Prisma pada 1988.
Ade Armando memang diketahui dengan ketertarikan dan kemampuannya dalam bidang jurnalistik.
Sekembalinya ia dari Amerika Serikat, anak pasangan Jus Gani dan Juniar Gani ini bergabung dengan harian Republika dan menempati posisi sebagai redaktur.
Ade Armando mengakui bahwa dirinya ingin memasukkan nilai-nilai islam pada media massa.
Akan tetapi, karena kekecewaan, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari koran tersebut pada 1998. (*)