Bupati Bantul Abdul Halim Muslih
Bupati Bantul Ingatkan Ramadan jadi Momentum Untuk Menggembleng Diri
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menggelar safari ramadan ke Masjid Sabilul Huda Dusun Karang Desa Tirtohargo Kapanewon Kretek
Penulis: Agus Wahyu | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL – Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengaku gembira bisa bersilaturohim bersama Jamaah Masjid Sabilul Huda Dusun Karang Desa Tirtohargo Kapanewon Kretek Bantul dalam rangkaian safari ramadan yang digelar pada Jumat (8/4/2022) malam.
“Semoga warga Dusun Karang selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT, kendati harga-harga kebutuhan pokok, semisal BBM dan minyak goreng naik. Saya mengajak masyarakat untuk tidak usah susah-susah menghadapi kondisi ini, tetap dibikin bahagia,” kata Abdul Halim, membuka ceramahnya seusai salat tarawih berjamaah.
Bupati Bantul menyebut, keadaan saat ini adalah sesuatu yang wajar terjadi.
“Sejak zaman dulu hingga masa mendatang, kondisi seperti ini akan selalu terjadi. Sejak masa presiden Soekarno, Suharto, Gusdur, Megawati, SBY, Jokowi keadaan naik turun ekonomi ini sesuatu yang wajar terjadi. Banyak faktor penyebab kondisi ini bisa terjadi,” tandasnya.
Karena itu, Abdul Halim meminta warga untuk tetap semangat menghadapi situasi ini.
Dikatakan, pemerintah terus mengupayakan untuk mengatasi kondisi ini.
Baca juga: Bupati Bantul Abdul Halim Tegaskan Keluarga Kunci Utama Pencegahan Tawuran Remaja
“Pemkab Bantul terus berupaya agar kebutuhan minyak goreng jangan sampai langka. Bersama Polres Bantul, kami telah berkoordinasi untuk mengendalikan ketersediaan minyak goreng agar tidak langka. Tapi, insha Allah di Bantul tidak ada yang menimbun minyak goreng,” lanjut Bupati Bantul.
Dalam tausiyahnya, Abdul Halim mengingatkan kewajiban umat Islam selama bulan suci Ramadan untuk memanfaatkan bulan mulia ini sebaik mungkin.
“Puasa ini bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi manfaatkan untuk menggembleng diri. Puasakan juga rohani atau jiwa untuk mengendalikan hawa nafsu. Misalnya, tidak gampang marah, mengghibah, bikin cerita hoaks, bikin fitnah, sebab itu menghilangkan pahala puasa,” pesannya.
Ia mengatakan, para kiai, alim ulama, ustaz sering memberikan ajaran, bahwa ada dua tugas umat Islam di dunia. Yakni, berbuat kebaikan kepada Allah dan sesama manusia.
“Karena itu, tidak cukup umat itu hanya menjalankan puasa, tadarus Alquran, salat lima waktu, salat tasbih, dan lain-lain. Tapi, juga harus menjalankan ibadah amaliah di masyarakat. Contohnya patuh pada aturan negara dan adat setempat,” tambah Abdul Halim. (Tribunjogja)
